Siwalima Report 68 - Provided By Masariku Network & Harian Siwalima
Edisi 03 November 2000
Tual, Siwalima - Rentetan peristiwa legam yang terlecut di Kota Ambon diakui
berimbas kuat ke wilayah Maluku Tenggara (Malra). Namun sebegitu jauh,
Kota Tual cuma satu kali kebagian mengalami kegoncangan situasi, pada
akhir Maret lalu. Untungnya, kata Bupati Malra Drs Haji A Rahayaan,
kesadaran masyarakatnya sendiri cukup tinggi sehingga pertentangan antara
kedua komunitas cepat diredam dengan berbagai langkah-langkah.
Keberhasilan pemda Malra menciptakan situasi rekonsiliasi di wilayahnya,
dinilai Kapolda Maluku Brigjen Pol Firman Gani sebagai hal yang sangat baik
dan patut dicontohi oleh daerah-daerah lain di Provinsi Maluku.
"Langkah-langkah yang dilakukan Bupati Malra beserta jajarannya dan
berbagai komponen masyarakat di wilayah ini, semestinya patut dijadikan
contoh sebagai model rekonsilasi yang baik oleh pemda Maluku dalam upaya
mewujudkan rekonsiliasi secara holistik," kata Firman Gani kepada pers, usai
serah terima jabatan Kepala Polres Malra, Senin (30/10).
Bupati Rahayaan menambahkan, tercapainya normalisasi kehidupan
masyarakatnya itu, selain adanya dukungan masyarakat, juga kesadaran dari
semua pihak di sana terutama para leader-leader agama, tokoh adat, leader
pemuda serta aparat keamanan sehingga tidak terjadi penonjolan-penonjolan
situasi destruktif sampai sekarang.
"Belang rekonsiliasi"
Dalam upaya itu, kata Rahayaan, yang paling berperan dalam menumbuhkan
rekonsiliasi adalah para pemuda dan tokoh adat. Kemudian diberikan
kepercayaan penuh kepada Kepala Polres Malra untuk mengumumkan di RRI
Regional II Tual, menyangkut perkembangan apa saja yang terjadi selama
sehari penuh kepada masyarakat.
Bukan sekadar berkatakata. Realitas setempat kuat mencerminkan
keberhasilan proses rekonsiliasi masyarakat di wilayah Malra, terutama Kota
Tual sebagai jendela untuk melihat perkembangan secara keseluruhan. Ini
terbukti dari acara lomba belang pekan lalu di perairan Tual sebagai rangkaian
kegiatan memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 72, yang disponsori para
fungsionaris DPD KNPI Malra. Lomba mendayung Belang (perahu adat) yang
dilangsungkan di pantai Tual itu, dibuka oleh Kepala Polda Maluku Firman
Gani. Ini sungguh menjadi perhelatan "Belang Rekonsiliasi" dengan melibatkan
semua pemuda dan pelajar di Malra tanpa membedakan latar belakang
apapun.
Tampak para peserta, entah pemuda atau pelajar, Islam atau Kristen,
bergabung dalam timtim pendayung belang. Mereka berpelukan, senyum dan
tertawa, berpegangan tangan, duduk bersenang-senang dalam sikap siap
melaju di atas tubuh belang yang sudah mengapung di atas air pantai Tual.
Ketua DPD KNPI Malra, Abdulgani Notanubun, SH dalam laporannya
menyebutkan perlombaan belang ini merupakan pesta air masyarakat Malra.
"Perlombahan ini selain memperingati Hari Sumpah Pemuda, juga untuk
menghindari pemikiran yang mengarah kepada kerusuhan," ujarnya.
Sesaat sebelum membuka lomba "belang rekonsiliasi", Brigjen Firman Gani
mengungkapkan keharuannya.
"Saya sangat terharu sekali dengan perlombaan ini. Hari ini menjadi hari yang
baik dan penuh makna, kedua kelompok pemuda dari Islam dan Kristen
akhirnya bersatu dan seketika menghempaskan segala rasa curiga dan
berbagai kesan-kesan buruk yang masih kuat terasa di seluruh kepulauan
Maluku. Kepada anda sekalian peserta lomba, tidak ada yang dapat
kukatakan selain rasa haru yang tiada terukurkan. Semua ini berkat dan
karunia Allah SWT yang tetap memberikan cintanya kepada kita semua," ujar
Gani.
Situasi yang demikian itu, diharapkan tetap dipertahankan untuk seterusnya.
"Saya harap pejabat sipil maupun militer di sini agar tetap mempertahankan
situasi seperti ini," pintanya. Dikatakan, bahwa nama Maluku Tenggara
seringkali disebut-sebut di kalangan pejabat negara bahkan Wapres
Megawati dan para anggota kabinetnya. Kenapa? Karena wilayah Malra
merupakan contoh yang paling nyata dalam upaya merealisasikan rekonsiliasi
yang dicita-citakan masyarakat Maluku.
Menurut Bupati Malra, untuk tetap mempertahankan rekonsiliasi di Malra
salah satu cara yang terus-menerus dilakukan adalah kegiatan olahraga yang
disponsori para pemuda. Ini sematamata untuk menciptakan persatuan dan
kesatuan tanpa membeda-bedakan latar belakang apapun," tegasnya. (eda)
Received via email from: Peter by way of PJS
|