The Cross

Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics


HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright © 2000
1364283024&
1367286044

 


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us


Janggal! Konflik Terjadi, Suli-Tial Dipenuhi Manusia Berloreng


Ambon, Siwalima - Kondisi keamanan di Propinsi Maluku Utara (Malut), sejak diberlakukan darurat sipil tertanggal 27 Juni semakin membaik sehingga 224 personil Brimob dari Resimen I dan III kembali ke Ambon, kata Kapolda Maluku Brigjen Pol Firman Gani. Ketika dikonfirmasi di Ambon, Selasa (7/11), ia mengatakan, 224 personil Brimob itu tiba di Ambon, 5 November 2000, menyusul penugasan pengamanan di Malut sejak, 14 Juni 2000. Ya, "Saya sudah menarik brimob yang selama ini bertugas di Ternate dan Tidore untuk mendukung pengamanan di Pulau Ambon," aku Kapolda Firman Gani.

Menurutnya aparat brimob tersebut akan segera ditugaskan mengisi pos-pos pengamanan, terutama di Kodya dan Pulau Ambon yang rawan pertikaian seperti di perbatasan Desa Suli dan Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Di perbatasan kedua desa itu, ditempatkan lima peleton yakni dua di Tial dan tiga lainnya di Suli. "Penempatan lima peleton Brimob dari Resimen I dan III itu pun mendukung pengamanan rekan mereka dari Jabar dan Bali, sekaligus menggantikan Brimob Polda Maluku yang sudah jenuh," tutur Kapolda.

Ia pun mengharapkan penempatan dua peleton personil Brimob di desa Tial, bisa ditindaklanjuti dengan keluarnya laskar jihad dari sana.

"Saya harapkan masyarakat Tial maupun Suli memberikan kesempatan bagi Penguasa Darurat Sipil Daerah Maluku untuk menyelesaikan masalah keamanan, konflik hingga perdamaian. Dengan demikian, orang luar Maluku hendaknya memahami kebijakan tersebut sehingga tragedi kemanusiaan, sejak 19 Januari 1999 bisa dihentikan karena kenyataannya mengakibatkan penderitaan berkepanjangan bagi masyarakat," tandas Kapolda Maluku.

Kasus Suli-Tial Janggal

Pada kesempatan yang sama, Kapolda mengaku bahwa kasus penembakan di perbatasan Desa Suli dan Tial yang telah terjadi berulang kali selama ini terdapat kejanggalan. "Khusus kasus Suli dan Tial, saya melihat ada suatu kejanggalan. Perbatasan itu, jaraknya kira-kira 2 km, dan kita yang lama di kepolisian maupun di militer tahu bahwa tembakan itu tidak mungkin melampaui 2 km dan menghantam rumah-rumah penduduk. Dia musti mendekat paling-paling 2 sampai 3 ratus meter, sehingga saya melihat ada kemungkinan ini dilakukan oleh orang-orang yang ingin meneruskan konflik ini," ujar Kapolda Firman Gani.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Kapolda di Desa Suli dan Tial terkuak dari masyarakat bahwa terkadang muncul orang-orang misterius mengenakan baju loreng memegang senjata dan melepaskan tembakan.

Namun demikian, lanjut Kapolda, tidak selamanya yang mengenakan loreng adalah tentara. "Dan ini sudah ada buktinya ketika kita mendapatkan seorang korban yang kena tembakan berpakaian loreng, namun ternyata setelah diselidiki bukan tentara," tambahnya. (eda)


Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com