Ambon, Siwalima - Anggota DPRD Kota Ambon, Ir Robby Saimima mengharapkan pihak
berwajib dapat mengusut tuntas pelaku pembunuhan Benedictus Tanasal, yang tewas,
Rabu (8/11). "Pengusutan sangat diperlukan mengingat ditengarai para pelaku
merupakan orang-orang yang ingin konflik berjalan terus," kata Saimima kepada
Siwalima, di Ambon, kemarin. Sebagai wakil rakyat, Saimina merasa sangat menyesal
terulang kembali perbuatan-perbuatan segelintir orang yang cenderung ingin
mengacaukan situasi dan kondisi keamanan. "Saya sungguh menyesal tindakan yang
tidak manusiawi itu, disaat situasi mulai colling down, masih ada saja pembantaian yang
mengindikasikan supaya kerusuhan tetep berjalan terus," jelasnya. Penyesalan tersebut,
menurut Saimina mengingat kedua belah pihak sedang berupaya untuk melakukan
dialog dalam rangka rekonsiliasi, tetapi terjadi lagi pembunuhan.
"Masyarakat seharusnya meningkatkan ketahanan diri, sehingga tidak terpancing
dengan isu yang cenderung provokatif guna memicu kembali kerusuhan baru," harapnya.
Dikatakannya, kasus ini menjadi "pekerjaan rumah" bagi Kapolda Maluku dan Kapolres
Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, agar melakukan penyelidikan dan mencari tahu
siapa yang melakukan pembunuhan, yang pada akhirnya harus diselesaikan secara
hukum dan transparan. "Jangan kasus hanya sampai disitu, tetapi harus diusut siapa
yang melakukan pembunuhan dan bila sudah mengetahui pelakunya, agar diproses
sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," katanya. Tentunya kita
semua berharap agar kejadian seperti ini merupakan yang terakhir dan jangan ada lagi di
kemudian hari. "Untuk itu marilah kita berpikir secara positif semua komponen
masyarakat di Maluku, baik Kristen maupun Islam, karena kita diperhadapkan pada
minggu-minggu menjelang untuk peningkatan iman, yaitu kaum Muslim memasuki bulan
puasa dan Kristen memasuki minggu Advent, yang semuanya akan menuju pada
Perayaan Hari Raya Idulfitri dan Natal," katanya. Sekarang, ujar Saimima bahwa
pemerintah sedang berupaya bagaimana untuk memperdayakan masyarakat yang saat
ini berada ditempat pengungsian, yang sudah miskin dan tak berdaya. Sehingga jika
terjadi lagi konflik, maka tak bisa dibayangkan masyarakat Maluku mau kemana. (fik)
Benedictus Tanasal Tewas Dibantai di Jalan Sam Ratulangi
Ambon( 9 Nov 00), Siwalima - Niat hati menolong sesama tak tahunya nyawa sendiri
yang melayang, Itulahlah nasib yang menimpa warga Kelurahan Mangga Dua,
Benedictus Tanasal (48 kemarin).
Tanasal yang sehari-harinya berprofesi sebagai seorang wiraswasta, ditemukan tewas
sekitar pukul 08.00 wit di depan Toko Indonesia Jalan Sam Ratulangi. Korban ditemukan
tergeletak di atas trotoar di samping mobil box miliknya dengan luka yang seperti
tertusuk benda tajam yang menembus lehernya.
Sementara itu, Isteri korban, Ny Tatik K Mulyo Santoso mengakui malam sebelum
suaminya terbunuh secara mengenaskan, dia (Benedictus-Red) menerima telepon dari
seorang wanita yang bernama Fat.
"Fat selama ini merupakan partner transaksi dari kalangan Muslim," ujar Tatik kepada
Siwalima di kediamannya, kemarin.
Dalam perbicangannya melalui telepon tersebut, menurut Tatik bahwa Fat meminta
korban untuk menyediakan minyak terpentin sebanyak lima jerigen, segel sebanyak
2.000 lembar serta tutup botol.
"Malam itu Fat menelepon suami saya guna menyediakan barang-barang seperti yang di
atas, lalu kami tanya jangan sampai Dia (Fat-Red) menipu lagi karena dia pernah
menipu, tetapi Fat ini bilang tidak kali ini betul dia akan membeli,"tutur Tatik sambil
terisak-isak, Bukan hanya malam itu, ia menelpon Benedictus, namun pagi harinya
(kemarin-Red) dia kembali telepon guna menanyakan barang-barang yang teleah
dipesannya.
Seusai menjawab telepon tersebut, korban pergi mengantar kedua anaknya ke sekolah
di SMU Negeri I kemudian yang wanita di SMP Kalam Kudus. "Setelah itu saya tidak
tahu lagi," ujarnya. Tatik baru mendapat kabar menyangkut suaminya setelah ditelepon
oleh pemilik Toko Sama Baru. "Mereka menelepon guna mengecek siapa yang
mengemudikan mobil tersebut," katanya. Berdasarkan informasi tersebut, Tatik langsung
bergegas menuju ke tempat kejadian. "Ketika tiba di tempat kejadian terlihat tubuh
suami saya berlumuran darah dan masih lemas belum kaku.
Saya tahu dia belum mati, selanjutnya ia minta ambulans terus dibawa ke RS Perigi
Lima. Namun sesampainya di RS tersebut, perawat mengatakan tidak bisa diinfus lagi
karena sudah meninggal sedangkan korban masih bergerak tetapi mereka bilang tidak
bisa infus karena sudah meninggal," katanya.
Walaupun suaminya tewas secara mengenaskan, namun Tatik mengaku tidak akan
menuntut kematian suaminya tersebut. "Saya tidak akan menuntut kematian suami
saya namun hanya bisa berdoa menyerahkan kepada Tuhan," katanya sembari
menambahkan dirinya yakin korban terbunuh di tempat itu.
Indikasinya, menurut Tatik dibuktikan dengan terbukanya pintu belakang mobil korban
dan ditemukan juga lima jerigen berisi minyak. (mg4) |