Ambon, Siwalima Pihak kepolisian Polda diminta segera menyatakan kasus
pembunuhan Benedictus Tanasal sebagai kriminal murni dan tidak boleh dikaitkan
dengan masalah kerusuhan. Pula tidak boleh dibatasi kepentingan kelompok manapun.
Itu ditegaskan Pjs Dekan Fakultas Hukum Unpatti, George Leassa, SH, MH saat
dimintai komentarnya atas kasus kematian Tanasal yang dikhawatirkan bisa
menimbulkan dampak politis bagi kelompok lain. Kepada Siwalima Kamis kemarin, ia
mengatakan, agar hal itu tidak terjadi polisi harus secepatnya melakukan penyelidikan
secara lebih jauh dan demi kepentingan hukum segera menyatakan bahwa itu kasus
kriminal bukan politik. "Hukum harus ditegakan, kalau tidak akan menimbulkan
presenden buruk terhadap aparat penegak hukum yang selalu bergerak lamban dalam
mengantisipasi munculnya masalah-masalah seperti itu," tegasnya Dikatakan, kasus
tersebut bisa kita jadikan bahan pengujian bagi aparat kepolisian.
Kapolda Firman Gani mengatakan, bahwa lambannya penegakan hukum di Maluku
karena masyarakat belum siap dan secara sadar ikut menegakan hukum. "Nah,
sekarang kasus itu telah terjadi, masyarakat sedang menanti kejelasan apakah
kematian Tanasal sebagai kriminal murni atau ada unsur politis yang dilatar-belakangi
kepentingan politik kedua kelompok selama ini. Kalau tidak, saya khawatir jangan
sampai pernyataan Kapolda Firman Gani itu menjadi terbalik, bahwa lambannya
penegakan hukum di wilayah ini bukan karena masyarakat tidak sadar tetapi sikap
mental aparat kepolisan sendiri," kata Leassa.
Disamping itu, ia menyebutkan, kasus TPG ketika diperiksa polisi masyarakat Kristen
umumnya merasa keberatan karena ada alasan-alasan yang mendukung keberatan
mereka. Begitupun ketika 12 orang laskar jihad ditangkap dan diproses, umat Islam
keberatan dengan pertimbangan-pertimbangan politis. Karena itu saya berharap Kapolda
Firman Gani harus segara melakukan klarifikasi pernyatannya itu. Kalau tidak,
pernyataan beliau bisa menjadi alasan bagi masyarkat untuk melakukan tindakan
kriminal. Sebab dalam situasi konflik yang masih menebal di Kota Ambon ini, sebuah
tindakan kriminal yang dilakukan, bisa mendapat pembelaan dari kelompoknya, katanya.
"Kasus pembunuhan Tanasal ini, dari hubungan sebab akibat mungkin jauh dari berbagai
unsur politik tapi dari segi kriminologi bisa dijadikan salah satu penyebab, yang
selanjutnya bisa dikembangkan pihak tertentu untuk kepentingan kelompoknya".
Tanasal dibunuh secara sadis pada Rabu (9/11), sekitar pukul 08.00 WIT di depan Toko
Indonesia Jl Sam Ratulangi. Namun isteri korban keberatan untuk menuntut kematian
suaminya lewat jalur hukum. Ini dinilai Leassa, sebagai keputusan pribadinya karena ia
merasa segala upaya akan dilakukannya tak mungkin berhasil ditengah situasi yang
masih traumatif sekarang ini. Meski kedengarannya sederhana, tapi sikap yang diambil
isteri korban sebetulnya mencerminkan sebuah kesulitan besar bagi praktisi hukum
menjalankan masalah supremasi hukum di zona konflik Maluku.
Menyinggung hilangnya tabung nuklir berisi bahan pembuat radio aktif, milik perusahan
Krakatau Stheel yang disinyalir dimuat oleh KM Dansetra menuju Maluku, Leassa
mengatakan, itu merupakan persoalan besar dan harus ditangani segera pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Bahkan, katanya, kasus ini bisa berdampak
internasional karena menyangkut masalah nuklir yang sedang diupayakan dunia untuk
dilenyapkan. "Kalau lolos ke Maluku, tidak saja membahayakan masyarakat Maluku tapi
akan mengundang atensi internasional untuk mengintervensi. Kalau terjadi intervensi
pihak asing, maka sangat mungkin akan merebakan persoalan yang lebih besar. Dan
bukan tak mungkin, kasus Maluku bisa bertambah parah," katanya. (mg5)
Benedictus Tanasal Tewas Dibantai di Jalan Sam Ratulangi
Ambon( 9 Nov 00 ), Siwalima - Niat hati menolong sesama tak tahunya nyawa sendiri
yang melayang, Itulahlah nasib yang menimpa warga Kelurahan Mangga Dua,
Benedictus Tanasal (48 kemarin).
Tanasal yang sehari-harinya berprofesi sebagai seorang wiraswasta, ditemukan tewas
sekitar pukul 08.00 wit di depan Toko Indonesia Jalan Sam Ratulangi. Korban ditemukan
tergeletak di atas trotoar di samping mobil box miliknya dengan luka yang seperti
tertusuk benda tajam yang menembus lehernya.
Sementara itu, Isteri korban, Ny Tatik K Mulyo Santoso mengakui malam sebelum
suaminya terbunuh secara mengenaskan, dia (Benedictus-Red) menerima telepon dari
seorang wanita yang bernama Fat.
"Fat selama ini merupakan partner transaksi dari kalangan Muslim," ujar Tatik kepada
Siwalima di kediamannya, kemarin.
Dalam perbicangannya melalui telepon tersebut, menurut Tatik bahwa Fat meminta
korban untuk menyediakan minyak terpentin sebanyak lima jerigen, segel sebanyak
2.000 lembar serta tutup botol.
"Malam itu Fat menelepon suami saya guna menyediakan barang-barang seperti yang di
atas, lalu kami tanya jangan sampai Dia (Fat-Red) menipu lagi karena dia pernah
menipu, tetapi Fat ini bilang tidak kali ini betul dia akan membeli,"tutur Tatik sambil
terisak-isak, Bukan hanya malam itu, ia menelpon Benedictus, namun pagi harinya
(kemarin-Red) dia kembali telepon guna menanyakan barang-barang yang teleah
dipesannya.
Seusai menjawab telepon tersebut, korban pergi mengantar kedua anaknya ke sekolah
di SMU Negeri I kemudian yang wanita di SMP Kalam Kudus. "Setelah itu saya tidak
tahu lagi," ujarnya. Tatik baru mendapat kabar menyangkut suaminya setelah ditelepon
oleh pemilik Toko Sama Baru. "Mereka menelepon guna mengecek siapa yang
mengemudikan mobil tersebut," katanya. Berdasarkan informasi tersebut, Tatik langsung
bergegas menuju ke tempat kejadian. "Ketika tiba di tempat kejadian terlihat tubuh
suami saya berlumuran darah dan masih lemas belum kaku.
Saya tahu dia belum mati, selanjutnya ia minta ambulans terus dibawa ke RS Perigi
Lima. Namun sesampainya di RS tersebut, perawat mengatakan tidak bisa diinfus lagi
karena sudah meninggal sedangkan korban masih bergerak tetapi mereka bilang tidak
bisa infus karena sudah meninggal," katanya.
Walaupun suaminya tewas secara mengenaskan, namun Tatik mengaku tidak akan
menuntut kematian suaminya tersebut. "Saya tidak akan menuntut kematian suami
saya namun hanya bisa berdoa menyerahkan kepada Tuhan," katanya sembari
menambahkan dirinya yakin korban terbunuh di tempat itu.
Indikasinya, menurut Tatik dibuktikan dengan terbukanya pintu belakang mobil korban
dan ditemukan juga lima jerigen berisi minyak. (mg4) |