The Cross

Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics


HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright © 2000
1364283024&
1367286044

 


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us


 Banyak Oknum Aparat Ingin Langgengkan Konflik

Ambon, Siwalima - Usul anggota Komnas HAM yang membidangi Bidang Pemantauan Pelanggaran HAM di Indonesia, juga anggota KPP HAM dan Mediasi Maluku, Mayjen Pol (Purn) Koesparmono Irsan, bahwa kepolisian daerah Maluku agar mulai menegakkan masalah pelanggaran HAM berat maupun kejahatan biasa, mendapat respons yang cukup positif dari berbagai kalangan di Ambon.

Yanes Leatemia SH, MH, staf pengajar pada Fakultas Hukum Unpatti, mengatakan, usul itu sungguh mencerminkan harapan masyarakat Maluku baik Islam ataupun Kristen. Penderitaan yang dialami kedua komunitas sudah diluar batas-batas kemanusiaan. Pertikaian yang terus berkelanjutan dan berkepanjangan daerah ini, telah memunculkan pelanggaran hak azasi manusia yang cukup berat. "Ini kenyataan yang sungguh tak terabaikan,?katanya, Jumat.

Namun, lanjutnya, dalam konteks persoalan Maluku usul tersebut sulit direalisasikan sekalipun ada rambu-rambu hukum yang mengijinkan polisi melakukan hal yang dimaksud dalam usulan jenderal senior itu.

Persoalannya, menurut Yanes, yang sedang memainkan konflik Maluku tidak secara individu-individu tapi secara kolektif. Karena itu tidak heran kalau aparat kepolisian selalu mengambil sikap hati-hati. Kebijakan ini ditempuh mengingat pelanggaran HAM yang terjadi, karena orang menjadikan agama sebagai tumbal dan topeng untuk meraih tujuan politik kelompok tertentu. Terlibatnya person-person TNI dan Polri dalam setiap pertikaian bisa menjawab tantangan berat itu.

Mereka sedang diperhadapan dengan sebuah gerakan besar yang memiliki kekuatan besar pula dan jauh melebihi kekuatan Presiden Gus Dur. Maka tidak heran. Jika mereka memaksakan diri bertindak tegas, dan setiap langkah yang diambil tentu sudah ada rambu-rambu hukum, demi menegakan HAM, maka yang terjadi nanti, mereka bukan berhadapan dengan rakyat tapi kekuatan besar itu. Saya masih ingat pernyataan Pangdam Pattimura Brigjen Made Yasa, yang mengatakan bahwa kekuatan perusuh melebih aparat keamanan, permainan mereka sangat cantik.

Ini berarti kekuatan yang dimaksud bukan kekuatan sipil tanpa senjata tapi sebuah kekuatan kelompok bersenjata atau dipersenjatai. Bagaimana bisa, orang sipil memegang mortir dan mahir menembakannya, kalau bukan mereka yang dilatih khusus untuk itu.Disamping itu, sampai saat ini belum ada ketentuan yang dapat menjelaskan batas-batas tindakan aparat kepolisian agar tidak bertentangan dengan masalah HAM. Mereka tidak tahu sampai dimana batas-batasnya, katanya. (mg1/mg2) 


Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com