The Cross

Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics


HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright © 2000
1364283024&
1367286044

 


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us


Tak Ada Ikhtiar Etnis Maluku Untuk Melanggengkan Konflik


Ambon, Siwalima - Sesungguhnya di setiap pribadi orang-orang etnis Maluku, sama sekali tidak memiliki ikhtiar untuk melanggengkan konflik. Sesungguhnya pula, konflik yang berkelanjutan dan berkepanjangan di wilayah ini semakin membulatkan tekad bagi orang Maluku untuk kembali ke akar budaya nenek moyangnya.

Jadi pada prinsipnya masyarakat sudah sangat menginginkan agar konflik harus segera diakhiri. "Apa yang ditegaskan anggota KPPHAMM Mayjen TNI (Purn) Soegiri, SH bahwa dirinya tidak melihat hasrat etnis Maluku untuk membiarkan konflik ini terjadi terus-menerus, itu memang tepat adanya".

Demikian dikatakan, Ketua FPDIP Dewan Kota Drs Lucky Wattimury menjawab Siwalima Selasa kemarin, ketika ditanya semakin derasnya desakan kepada masyarakat Maluku untuk back to basic culture sebagai pijakan dasar mengakhiri konflik. Karena sesungguhnya akar budaya orang Maluku telah mengisyaratkan suatu pola kehidupan berdampingan yang sangat bernafaskan semangat kekeluargaan. Ini telah berlangsung secara turun-temurun, sudah berurat akar dalam pola pikir manusia Maluku. Sayangnya selama 2 tahun diterpa badai kerusuhan, mengakibatkan berbagai pranata kultur menjadi luntur dan terbelah.

Satu bukti yang tidak bisa diputar balik, baik Muslim maupun Kristen, sebut Wattimury, adalah nilai budaya Pela-Gandong yang begitu memberi ciri dan karakter pada orang Maluku, dan begitu ampuh menyatukan masyarakat Islam dan Kristen. Hubungan ini dipraktekkan secara sungguh-sungguh dalam kehidupan bersama dua basudara IslamKristen.

Oleh sebab itu, konflik yang terjadi hampir dua tahun ini merupakan malapetaka yang sengaja diciptakan para elite politik nasional, (sipil atau militer). Jikalau sekiranya konflik dilahirkan dari bawah, tidak usah datangkan pasukan militer dan polisi banyak-banyak disini, cukup pihak Al Fatah, Sinode GPM Maranatha, dan Diosis Amboina bertemu dan berdialog pasti sudah lama selesai. Tapi karena konflik ini sebuah rencana nasional akhirnya kita hidup terus menderita hingga sekarang, ujarnya.

Ia mencontohkan, beberapa kasus yang terjadi belakangan seperti tertangkapnya 12 orang laskar jihad dan meninggalnya sejumlah saudara-saudara kita dari kelompok luar itu, merupakan bukti kuat bahwa pengendali utama konflik Maluku ada di Pulau Jawa bukan di Maluku.

"Sampai sekarang kita belum tahu apa sih yang ingin dicapai masing-masing kelompok dari konflik berkepanjangan ini. Apa yang dikejar kubu Muslim tidak jelas, Kristen pun tak jelas, " kata Wattimury.

Kemudian di sisi lain, masih ada segelintir orang Maluku yang masih terprovokasi dengan ajakan pihak luar. "Boleh jadi, mereka itu diembeli dengan material. Ini realitas seperti ini, tidak lain sebuah upaya hanya ingin menang.sendiri dan sama sekali tidak memperhitungkan penderitaan masyarakat Islam dan Kristen yang sudah parah keadaannya," katanya. Sebab itu, semua komponen masyarakat untuk membangun lagi jati diri dan ketahanan moral, serta mampu menahan diri dari berbagai macam provokasi pihak luar. (mg5)  


Received via email from: Alifuru67@egroups.com

Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com