Giliran Mereka, Mewakili Rakyat Bicara
Harga Barang Turun dan Negara Aman
B
anyak harapan dan keluhan yang mungkin masih belum dapat tertampung oleh partai-partai. Mereka, dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat berkata menurut gaya dan kata hatinya dengan jujur dan juga lugu, tetapi itulah kebenaran. Berikut pendapat mereka yang "mewakili" suara banyak orang yang akan menentukan nasib negara pada esok hari.Syarif Usman (38 tahun), Wakil Ketua Line Oplet Kotabaru dan Jeruju
Saya meramalkan pelaksanaan Pemilu di Kalbar berjalan tertib dan lancar, seperti juga pelaksanaan kampanye. Kalau kita lihat kan aman jak. Sebagai supir, tentu saya berharap Pemilu kali ini lebih baik dari yang lalu-lalu. Saya memang sering ngomong-ngomong dengan kawan-kawan sesama supir, mereka ternyata bermacam-macam partainya, jadi tidak yang mengarahkannya, pokoknya mereka pilih sendiri. Kalau saya sendiri saya menjagokan Uray Roekiyat, karena dia mempunyai pengalaman dibidang pemerintahan dan selalu muncul di media massa (Pontianak Post). Untuk Tingat Pusat saya memegang PDI Perjuangan dan bu Mega sebagai Presiden. Alasan saya, selain program PDI Perjuangan yang lebih ke masyarakat bawah juga Bung Karno sendiri memberi amanat kepada bu Mega, "Kutitipkan negara ini pada mu". Kan ada psoternya di jual.
Asiz (27 Tahun), Ketua Kelompok Becak/Pelampung Siantan, Jl Khatulistiwa Gg Teluk Berlian No. 32 Pontianak.
Pemilu sekarang meskipun partainya banyak tetapi tidak menganggu lalu lintas. Harapan kami Pemilu "dapat meningkatkan taraf hidup kami kaum bawah". Soal milih, kita sih ikut saja siapa yang menang nanti. Terus terang karena partai banyak saya bingung memilih yang mana, apalagi hari-hari saya sibuk untuk cari makan, ndak sempat mikir yang gitu-gitu. Tetapi hari "H" nanti saya pasti datang untuk nyucok, soal apa yang dicucok nantilah.
Azrul Azwan (17 tahun), Pelajar SMU Taruna Bumi Khatulistiwa, kelas 2 Pontianak
Pemilu sampai saat ini kurang mencerminkan kehidupan demokratisasi. Terjadi begitu banyak penyimpangan sehingga belum menjadi wahana yang baik bagi politik rakyat.
Pelaksanaan Pemilu sekarang? Sebenarnya, kita tidak siap. Baik masyarakat maupun KPU (Komisi Pemilihan Umum). Masyarakat tidak siap Pemilu, karena rendahnya pemahaman demokrasi masyarakat. Sehingga Pemilu hanya sekedar ikut-ikutan saja. Memilih partai bukan pada Visi dan Misi (program) tetapi lihat pada tokoh-tokohnya. Masyarakat harus diberi pendidikan praktis pemilu.
Parpol yang menang harus atasi Kristal (Krisis total yang melanda Indonesia). Saya memilih partai yang beraliran Islam, disamping tokohnya program kerjanya juga bagus-bagus.
Eka Mulyanti (17 tahun) Pelajar SMU I kelas II G Pontianak.
Pemilu yang jujur dan adil tidak hanya menjadi slogan tetapi lebih pada kegiatan nyata. Pemilu yang jujur dan adil akan mampu menjadi obat mujarab mengatasi konflik dan krisis yang melanda negeri ini.
Pemilu dengan arak-arakan tidak baik, untuk politik rakyat. Pemilu yang baik dengan dialogis, ataupun bhakti sosial langsung pada masyarakat. Partai jangan selalu menyatakan bila menang saya akan, tetapi apa yang telah saya lakukan buat rakyat sekarang.
Parpol harus programkan pendidikan politik rakyat. Juga Media massa, haruslah aktiv memberikan pendidikan politik rakyat.
H Syarif Ismail alias H. Komeng ( 63 tahun), Ketua Koperasi dan Ketua Pedagang Pasar Flamboyan, Kampung Luar RT 02/RW 06 Kelurahan Tembelan Sampit.
Pemilu tidak mengganggu aktivitas kami sebagai pedagang. Tapi saya mengharapkan agar dengan Pemilu dapat menurunkan harga barang-barang. Pedangang ikut terus kampanye. Bagi kami, Pemilu adalah sarana mencari pemimpin yang jujur. Caleg Kalbar sekarang lebih bermutu mungkin karena rakyat bisa lebih berperan. Partai yang memperjuangkan pedagang (rakyat rendah) hanya PDR (Partai Demokrat Rakyat) melalui koperasi-koperasi dan usaha kecil. Saya sendiri pada hari pemilihan nanti akan pilih partai yang beraliran Islam. Apa partainya, ade-lah.
Ajib Zulkarnaen, Sekretaris Senat Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Inti pelaksanaan Pemilu sukseskan hari "H" melalui Pemilu yang jujur dan adil. Pemilu sebagai salah satu cara mencapai tingkat yang diinginkan yaitu terpilihnya pemimpin yang legitimet dan dipercaya masyarakat.
Pilihan pada Parpol umumnya bukan keprogram, visi dan misi, tetapi lebih cenderung pada partai yang banyak diminati masyarakat dan partai yang memberi materi. Hal ini karena Parpol sendiri masih memakai gaya lama dalam mengubar janji-janji. Jika kami menang nanti, kami akan, begini..begitu. Reformasi sedikit down dalam menyikapi pelaksanaan Pemilu. Mungkin karena disibukkan dalam urusan pemantau dan adanya lembaga-lembaga pengawas pemilu sendiri.
Fahrudin, Ketua Bengkel Seni Fisipol Untan, Angkatan 1993
Pemilu memberikan arti penting untuk menuju Indonesia Baru. Yang bersih dari unsur KKN. Karena kita berharap, aparatur yang duduk harus merupakan pilihan rakyat dan bukan rakyat memilih melalui tekanan dan intimidasi terlebih dahulu. Banyaknya partai akan membantu masyarakat untuk lebih bebas memilih mana yang ia inginkan. Tapi banyaknya partai sekarang tidak semuanya bagus. Karena ada juga partai-partai yang masih mempertahankan status quo. Saya setuju dengan komunike yang menjadi penentang status quo.
Hairiah Aktivis perempuan (Direktur LBH-APIK Pontianak) Jl Nusa Indah I Blok B No. 58. Pontianak
Pemilu perlu dilaksanakan bila ingin merubah yang tidak baik menjadi baik. Namun sampai saat ini Pemilu belum berjalan demokratis. Hal ini terlihat banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Parpol. Pelaksanaan Pemilu melalui pawai, arak-arakan lebih bersifat sosialisasi partai dan unjuk kekuatan, dikarenakan kita telah terlalu lama terbenam dalam gaya lama Pemilu. Sedangkan pendidikan politis rakyat yang baik terlupakan.
Satu hal yang perlu saya kemukakan, isu-isu Politik Perempuan diangkat Parpol hanya sekedar platform, sedangkan bagaimana mewujudkan program itu sendiri kepada masyarakat tidak pernah diangkat. Adanya tindak kekerasan terhadap perempuan tidak pernah disikapi oleh partai.
Hermayani Aktivis LSM (Direktur Yayasan Madanika) Jl Prof Hamka Gg Padi 3 No 14
Pemilu, ada optimisme kita untuk membangun tatanan bangsa dan masyarakat, agar lebih transparan dan demokratis agar bisa membangun dinamika masyarakat. Walaupun saat ini kita belum bisa bicara kualitas. Tapi dari kuantitas Parpol yang ada, Ada indikasi bahwa partisipasi masyarakat dalam politik semakin jelas. Tetapi ada satu hal, yang menyedihkan dikama kita berkoar-koar memberantas KKN tapi Caleg dan rekrutmen yang diajukan oleh Parpol masih saja berbau KKN. Saya berharap koalisi, komunike dan kesepakatan 8 partai harus disosialisasikan pada masyarakat. Belum tersosilisasinya Parpol didaerah-daerah membuat rakyat tetap berpegang pada partai lama.
Ermy Mochtar, Ketua Koperasi Pengusaha Kecil Kalbar, Jl Sutoyo Gang Karya IV No. 62 Pontianak.
Anggota harus "jeli" memilih, karena kalau tidak memilih kan rugi. Jadi, lihat apakah waktu nusuk lihat apakah Parpol itu programnya akan mengangkat usaha kecil dan bagaimana. Jadi benar-benar menyentuh usaha kecil. Terus terang, kita melihat 'Sales Partai' yang menjual produk kayaknya tidak jelas.
Saya juga kurang puas, karena tidak ada pengusaha kecil jadi caleg. Itulah, kami-kami ini selalu dianggap tidak mampu. Padahal mereka mempunyai tanggung jawab yang besar untuk ikut berkiprah dalam pembangunan.
Kami para pedagang kecil, hanya bisa berharap kepada Parpol yang mau memperjuangkan perekonomian rakyat. Kami sebenarnya perlu sosialisasikan program, visi dan misi Parpol bukan ngajak arak-arakan.
Dra Hj Sa'adah Masyum, Ketua Badan Kontak Majelis Taklim Propinsi Kalbar.
Pemilu, Kampanye apa harus dengan arak-arakan. Kan lebih efektif bila dengan dialogis, kamipun jadi tahu apa Program, Visi dan Misi sebuah Partai serta tahu apa yang telah mereka lakukan buat membantu rakyat dan negeri Ini.
Pilih partai yang punya komitmen pada rakyat. Dan Caleg yang jujur. Kejujuran akan sulit dilihat karena menyangkut didalam hati. tapi lihatlah aktivitas mereka sehari-hari, apakah sudah jujur atau belum.
Partai-partai belum betul-betul peduli sama perempuan, terbukti hanya segelintir saja perempuan yang duduk di legislatif. SDM belum siap atau tidak diberi kesempatan? Perempuan harus berani mendobrak tradisi, tampil kemuka tanpa menghilangkan fitrah sebagai wanita.
Aman (22 tahun) penjual Bensin, Gang Sepakat II No. 19 Blok B Pontianak.
Pemilu, Kampanye suka arak-arakan asal tidak kebut-kebutan.
Partai idola saya PKB, karena yang mempimpin banyak kiai-kiai. Pasti bagus. Tetapi hari H nanti, belum tentu saya nusuk PKB, itu kan rahasia, karena saya harus pikir lagi mana yang paling bagus. Saya tentu berharap, Pemilu harus jujur dan adil. Jangan seperti selama ini. Bagi Parpol yang memang harus menjalankan pemerintahan lebih baik lagi, jangan ada KKN lagi.
Salma (35 tahun) Penjual rokok gerobak, Gang Sepakat II No. 17 Pontianak.
Pemilu, Kampanye arak-arakan senang. Bisa hilangkan pusing (stress) jika melihatnya, banyak yang aneh dan tidak kita lihat sehari-hari. Tapi jangan sampai berkelahi. Saya, nanti akan memilih partai yang masanya banyak waktu kampanye. Tapi saya punya Parpol khusus sendiri. Untuk joblos tergantung nanti. Untuk hari "H" dari rumah siapkan Parpol yang akan dipilih apa. Jadi nanti tidak binggung lagi. Harapan bagi yang menang, semoga negera kita damai-damai saja. Supaya tidak terjadi kerusuhan-kerusuhan. Kalau rusuh terus dan grembet Pontianak ?. kan bahaya. Kita juga minta harga barang diturunkan.
Satuki Aswari, (54 tahun) Petugas Kebersihan
Menurut saya, semua parpol itu bagus kok, asal tak mengubah agama saja. Pokoknya saya sebagai rakyat kecil maunya Pemilu berjalan lancar, yach pemerintah atur yang baik sajalah. Yang penting kami tetap diperhatikan ! Untuk pemerintahan baru, tolong pertimbangkan juga dong kenaikan gaji saya dan rekan-rekan petugas kebersihan. Tak mungkin kami bisa biayai keluarga, bila gajinya hanya Rp 2700/hari. Jangan nanti kami sepakat mogok.
Saya sih tak was-was dengan keadaan Pemilu sekarang, sepertinya aman-aman saja, dan semoga memang aman seterusnya. Kalaupun ada pawai arak-arakan, yah bagus juga untuk meramaikan kota. Cuma takutnya kalau sampai berkelahi, itu yang saya takutkan. Tapi kadang ada juga pawai yang banyak menimbulkan sampah.(*)
Fauzi (25 tahun) pengelola Kebun Bunga Mitra Flora Jalan Dr Sutomo, Gang Karya I No. 20
Dengan kampanye arak-arakan omzet penjualan bunga kami turun drastis. Karena banyak pembeli takut memarkir mobil atau motornya untuk membeli tanaman. Karena itu saya berharap, kampanye tidak menimbulkan kerusuhan, sehingga tidak merugikan pihak lain.
Soal Pemilu kali ini saya nilai akan baik, karena dengan banyak partai kita harapkan semakin demokratis. Dari hasil pemilu nanti saya berharap ekonomi pulih serta rakyat aman kayak dulu. Soal Caleg, terus terang saya tidak sempat memperhatikannya, banyak kerjaan.
Sya'bandi, Aktivis Kampus/Mahasiswa UPB, Jalan Kutilang No 23/28
Pemilu merupakan buah reformasi. Pemilu merupakan salah satu jalan yang terbaik dari yang terburuk untuk mengembalikan masyarakat yang terbohongi selama 32 tahun. Jadi wujud Pemilu ini untuk mengimbangi kepercayaan masyarakat atas Pemilu itu sendiri untuk benar-benar memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.
Soal kampanye arak-arakan saya nilai wajar-wajar saja asal tidak merusak, inikan seperti sudah tradisi.
Ahmad Zaini (43 tahun) Juru Parkir, Jalan Perdamaian No. 24 Kota Baru.
Pemilu, Kampanye dengan arak-arakan bagus. Saya suka begitu, kan nampak semarak. Tapi saya tidak bisa ikut karena harus terus menjaga parkir. Tapi saya lebih suka pemilu yang dilakukan didalam ruangan. Karena lebih terjamin aman, nan nanti saya akan pilih PDI Perjuangan karena saya suka Mega. Kasihan dia, dulu tidak bisa bebas. Lelaki telah mencoba menjadi pemimpin tapi tidak bisa. Sekarang beri kesempatan pada perempuan. Coba saja siapa tahu dia bisa. Memang partai sekarang terlalu banyak sehingga bikin orang binggung, mestinya tidak usah terlalu banyak. Bagi Parpol yang menang, saya berharap agar mampu menangani krisis, rakyat kecil seperti kami-kami ini sudah sangat menderita dengan krisis ini, karena penghasilan tidak cukup buat makan sehari-hari.
David Andreas SHut, Sekretaris Purnama Alam Jalan Apel No 53.
Parpol lebih cenderung mengangkat isu politik dan ekonomi sehingga isu lingkungan agak terlupakan. Kegiatan Pemilu parpol sama sekali tidak mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Atribut-atribut yang dipasang merusak lingkungan serta tidak menjaga kebersihan. Lambang-lambang parpol langsung dipaku-pakukan di pohon. Semua Parpol yang melakukan kampanye berbuat seperti ini. Untuk Caleg yang akan duduk di DPR dan DPRD hendaknya menyadari bahwa penegakkan hukum lingkungan harus jadi perhatian.
Then Hauna (36 tahun) Pembina Pemulung Waduk, Jalan Budi Karya II
Pemilu sekarang Aman. Kami dari warga pemulung pun ikut melaksanakan kampanye. Mayoritas pilihan kami Partai Golkar. Itu tidak ada unsur paksaan. Karena memang Golkar peduli pada kami. Tidak hanya waktu kampanye tetapi hari-hari biasa selalu memperhatikan dan memberikan bantuan kepada kami. Parpol lain silakan masuk, tapi sampai saat ini tidak ada Parpol yang mensosialisasikan partainya ke tempat kami. Kami siap sukseskan pemilu, dengan ikut memberikan suara pada hari "H" nanti.
Ny Santoso, Pedagang Kelontong di Pasar Flamboyan
Mengenai parpol yang arak-arakan, saya paling tak suka lihat PDI Perjuangan. Kesannya ngeri, terkesan rada brutal dan hura-hura saja. Kalau parpol lain sih, kayaknya mereka hanya sekedar arak-arakan belaka, nggak kacau-kacau amat.
Hari "H" Pemilu, saya pastikan Golkar. Suami saya khan pensiunan pegawai negeri, dia pilih Golkar, saya juga ikutan nusuk Golkar. Pokoknya saya pasrah dengan keinginan suami saja, parpol manapun okay saja !
Untuk lebih konsentrasi coblos, tanggal 7 Juni saya tutup dari aktivitas jual beli, sekalian cari ketenangan batin. Saya ingin ikut mensukseskan jalannya Pemilu.(*)