Hotel Jadikan WTS Objek Penarik Tamu?
Pontianak,AP Post
Pihak hotel maupun penginapan lainnya, jangan jadikan wanita tuna susila (WTS) sebagai objek penarik minat para tamu agar datang berkunjung ke hotelnya. Demikian ditegaskan Drs H Abdul Malik, Kepala Kakanwil Depag Propinsi Kalbar ketika dihubungi AP Post, Minggu (20/6) pagi kemarin di kediamannya.
Penggerebekan yang dilakukan terhadap hotel-hotel disetujui oleh Abdul Malik. Sebab, bila dibiarkan terus akan membahayakan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Lantaran, masalah ini titik tolaknya pada amoral yang dilarang dalam agama.
Bagi mereka yang kemudian ditampung baru diberikan pembinaan dan bimbingan lebih lanjut, saran Abdul Malik kepada mereka (WTS, Red). Juga diberikan keterampilan dan kalau bisa disiapkan lowongan pekerjaan. Sehingga mereka tidak kembali lagi ke profesi semula.
Sebagai kesatuan dari pemerintah, Kata Abdul Malik, dalam mengatasi pemasalahan para Wanita Tuna Susila ini, koordinasi terkait dengan Departemen Sosial. Sedangkan Depag sendiri dalam penanganan pembinaan moral, mengharapkan tidak adanya lagi WTS begitu juga dengan lokalisasi.
Tapi bila harus memilih, karena telah banyaknya WTS sekarang ini, maka menurut Abdul Malik lebih baik mereka ditampung pada suatu tempat (lokalisasi) daripada berkeliaran di jalan-jalan maupun hotel-hotel serta tempat-tempat lainnya. Karena, pembinaan dan bimbingan kepada mereka yang dilokalisir lebih mudah dilakukan. Diturturkan, misalnya sewaktu ada lokalisasi pihak Depag bisa memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang agama.
Begitu juga terhadap hotel-hotel perlu diberikan penyuluhan hukum dan agama, khususnya kepada para karyawan yang biasanya lebih mengetahui tentang para tamu-tamu. Apakah para tamu tersebut datang, menginap hanya untuk "itu" atau tidak. Sehingga bagi hotel yang menerapkan prinsip agamanya dengan kuat begitu juga kepada para karyawannya, maka hotelnya tak akan dijadikan media tempat "begituan". Hal ini tentunya akan berdampak bagi para pengunjung.
"Untuk dapat meningkatkan minat pengunjung tanpa harus menggunakan WTS sebagai sarana penariknya adalah dengan melakukan peningkatkan pelayanan kepada para tamu," sarannya.
Hotel-hotel juga harusnya menyediakan sarana tempat ibadah seperti ruang mushola kecil. Agar baik karyawan maupun tamu bisa melakukan ibadahnya dengan baik. Apalagi, bila hotel mau menampilkan para mubaliq yang baik untuk memberikan ceramah tentang agama. Karena hotel semata-mata tidak hanya dikunjungi orang-orang yang ingin melakukan perbuatan amoral, tetapi masih banyak para pengujung bukan untuk itu. Misalnya mereka yang dari luar Pontianak, ingin melihat-lihat kota Pontianak, mereka yang dinas atau pun bisnis.
Selain itu pembinaan juga dilakukan kepada masyarakat sekitarnya. Karena mereka merupakan sosial control terhadap lingkungannya dan juga kepada pemerintah. Jadi peran aktip masyarakat untuk ikut melakukan pembinaan juga sangat diharapkan.(ast)