Menguak Tewasnya Nona Paulina dalam Pesta Ektasi

LI: Bertepatan Imlek, Triping Dilaksanakan Dua Babak

Ketapang,AP Post

Menguak tewasnya nona Paulina dalam pesta ekstasi bersama teman-temannya semakin menarik saja. Terutama dalam sidang lanjutan di PN Ketapang Rabu ( 23/6) kemarin yang memasuki proses pemeriksaan saksi. Apalagi karena alotnya pemeriksaan, sehingga JPU hanya dapat mengajukan satu orang saksi yakni LI. Saksi LI ini sendiri dalam sidang terpisah juga menjadi pesakitan dan didakwa sebagai pengedar yang membagi-bagikan pil ''geleng-geleng'' itu pada teman-temannya.

Saksi LI mengaku terus terang bahwa dirinya yang membagi- bagikan pil ekstasi yang diambilnya dari laci lemari terdakwa BG yang dipersalahkan sebagai pemilik. Dia memberikan pada empat orang rekannya, masing-masing setengah butir. Pil ektasi yang diberikan itu bagi rekannya yang meminta saja. Pil ektasi yang jenis sabu-sabu golongan II tersebut diperolehnya dari BG. '' Kebetulan hari Imlek, saya berkunjung ke rumah BG. Kebetulan pagi itu BG ingin pergi ke Desa Tolak untuk kerja. Lantaran saya datang, BG berpesan sekalian minta bantu dengan saya menunggu rumah. Dari pesan itu, BG bilang bahwa dalam laci lemari ada ektasi dan boleh dipakai,'' kata Li.

Bertepatan sekali suasana Imlek tentunya sangat tepat untuk senang-senang. LI pun memberi tahu beberapa temannya agar pada malam hari ngumpul untuk happy-happy. Gayung bersambut, malam harinya beberapa teman yang diberitahu langsung ngumpul, yakni sejumlah sembilan orang. Acara triping-pun dimulai, diiringi musik jingkrak-jingkrak yang dibagi dalam dua babak. Babak pertama dimulai sekitar pukul 20.00 Wib hingga pukul 22.00 WIB tepatnya sampai pertandingan sepakbola di TV. Setelah pertandingan sepakbola selesai, acara jingkrak-jingkrak dimulai lagi. Pokoknya senanglah malam itu,'' ujar LI.

Menurut LI dirinya baru kali itu menelan pil ektasi. Dia berhasrat minum pil ektasi itu karena kata orang kalau minum ektasi pikiran jadi senang. Pas hari Imlek kitapun mencoba, kenyataan memang betul sekitar 10 menit usai nelan pil ektasi tersebut kepalapun langsung geleng-geleng. Rasanya makin asyik setelah mendengarkan musik yang diputar.

Dijelaskan LI, dirinya hanya mengambil empat butir pil yang kemudian dibagikan pada empat orang rekannya. Termasuk almarhumah Paulina setengah butir masing-masing. Dirinya tidak mengetahui pasti berapa jumlah sebenarnya yang ada dalam laci lemari. Yang jelas sisa dari yang diambil empat butir itu masih ada. Hanya jumlah secara pasti tidak tahu. LI juga tidak mengetahui dari mana BG yang mendapatkan pil setan itu.

Ditanya terhadap kondisi nona Paulina, LI mengatakan setalah sempat menelan setengah butir dengan air aqua, sekitar 10 menit kemudian ikut juga jingkrak-jingkrak. Tapi hanya sebentar. Merasa pusing, Paulina pergi ke WC. Keluar dari WC dia berkata dadanya sakit dan minta dicarikan minyak angin. Mendengar permintaan almarhumah itu, kawan-kawannya mencarikan minyak angin.

Rina sebagai kawan dekat almarhumah melakukan pengurutan. Agar mudah memberikan bantuan, LI menyarankan supaya Paulina dipindah ke ruang lain. Mendengar anjuran itu, Paulina pindah ke ruang lain. Sedangkan acara dilanjutkan kembali.

Beberapa saat kemudian kondisinya mulai parah. Berbagai pertolongan coba diberikan dengan memberikan minum air garam. Namun tidak bisa menolong, akhirnya diputuskan untuk membawanya ke rumah sakit daerah Dr Agoes Djam malam itu juga. Tak lama kemudian saya diberitahu Rina bahwa Paulina telah meninggal dunia.(han)