Dipertanyakan Penghargaan Bank Dunia untuk PDAM
Laporan Soewono Dinilai ABS
Pontianak, AP Post
Jumpa pers Walikotamadia dr Buchari A Rahman dengan puluhan wartawan media cetak dan elektronik di Aula Pemda Kodia sempat diwarnai ketegangan karena ulah Direktur PDAM Ir Soewono yang mempromosikan keberhasilan BUMD yang dipimpinnya, ditengah kuatnya sorotan masyarakat terhadap kinerja PDAM, kenaikan tarif, kebocoran sampai praktek KKN.
Ketegangan berawal ketika meluncur pertanyaan dari wartawan yang mempertanyakan koordinasi antara Walikota Buchary dengan staf yang dinilai banyak pihak lemah. Atas pertanyaan itu Buchary membantah "Setiap hari kita lakukan rapat staf. Jadi kurang tepat, jika kita diangap kurang melakukan koordinasi," ujar Buchary.
Entah apa motifnya, Direktur PDAM Ir Soewono meminta klarifikasi, sebab tidak tepat, jika staf walikota yang tidak berkoordinasi. "Mohon dijelaskan, staf yang mana yang tidak koordinasi," kata Suwono, salah seorang dari belasan staf Walikota yang hadir--- merasa dirinya tersinggung dengan nada bertanya.
Tetapi ujung-ujungnya kesempatan bicara itu dimanfaatkan Soewono memaparkan apa yang disebutnya keberhasilan yang diraih PDAM. Dengan memakan waktu sekitar 10 menit Soewono mengungkapkan apa yang diperbuat PDAM sampai-sampai mendapat penghargaan dari Bank Dunia.
Adanya nada tinggi tersebut, mendapat reaksi keras dari H Holdi, wartawan senior Harian Equator itu langsung meminta waktu kepada Walikota untuk menanggapi ucapan Soewano, yang rada nyeleneh itu.
Menurut Holdi, ucapan Soewono itu dibuat-dibuat dan terkesan asal bapak senang (ABS). Buktinya, tegas Holdi, PDAM banyak berutang pada Bank Dunia, tingkat kebocoran tinggi, sehingga ujung-ujungnya tarif PDAM dinaikkan.
Dan, lebih parah lagi ada nepotisme di dalam tubuh PDAM. "Apanya yang dapat dibanggakan. Justru menandakan bahwa Soewono laporan ABS," katanya dengan suara lantang sembari mendapat aplaus dari puluhan wartawan yang menghadiri jumpa pers tersebut.
Tatkala giliran Soewono membalas ungkapan Holdi, tiba-tiba seluruh wartawan beranjak dari tempat duduk, pertanda, Soewono tak perlu membela diri, dan acaranya dinyatakan selesai.
Sementara jumpa pers Walikota kemarin diisi dengan pemaparan kembali program kerjanya, sehingga pertanyaan wartawan lebih ditujukan pada masalah-masalah diluar program kerja. Para wartawan lebih tertarik bertanya pada masalah-masalah aktual yang tengah disorot, seperti soal Mobil Dinas RSUD Soedarso yang kini masih berada di tangan Buchary, soal mobil dinas Wakil Walikota Drs Uray Roekijat. Namun Buchary hanya menjawab sekedarnya. "Soal mobil itu kita kembalikan pada peraturan," katanya singkat.
Kecuali itu, banyak wartawan yang meminta penegasan Buchary soal program kerja yang disampaikan pada masa kampanye yang kini belum tampak hasilnya. Oleh, Buchary dijawab bahwa pihaknya berusaha secara maksimal untuk mewujudkan program tersebut.
Belasan pertanyaan yang diajukan mulai dari konsep ekonomi, pembenahan parit, sampah, perparkiran, terminal, jalan berlobang di Jalan Veteran, anak jalanan, maupun kepedulian Pemda Kodia Pontianak terhadap penanganan pengungsi, tetapi tidak dijawab dengan memuaskan.
Padahal jumpa pers itu mendapat perhatian serius, kecuali dihadiri kalangan pejabat teras Kodia Pontianak, juga puluhan wartawan, bahkan sejumlah tokoh masyarakat antara lain pengamat masalah lingkungan dan perkotaan Prof Ir A Hamid MEng juga hadir.(tam/mzr).