Satu "Semester" Kepemimpinan Buchary (Bagian-3)
Inga'-inga Janji Kampanye
BERBAGAI kekurangan barangkali ketidakberhasilan selama enam bualn ini, masih belum terlambat untuk diperbaiki. Apalagi Buchary mempunyai kemampuan, setidaknya untuk mewujudkan janji-janjinya saat 'kampanye' menjelang pemilihan Walikota. Berikut penilaian berbagai pihak atas prestasi selama satu "semester"
Menurut Prof Ir H Abdul Hamid, M.Eng, dirinya belum bisa menilai, sebab bagaimanapun Buchary orang baru di pemerintahan sehingga perlu mendapat masukan lebih banyak lagi. "Dalam hal kebersihan, menurut saya, yang paling penting adalah partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Bila tidak ada kesadaran dari mereka, tak ada gunanya memiliki armada kebersihan selengkap apapun," kata pemerhati perkotaan itu.
Selain itu, lanjutnya perlu dibentuk kelompok kebersihan di masing-masing pusat pasar atau tempat sumber sampah lainnya. Dengan begitu, lokasi-lokasi rawan sampah dapat lebih diprioritaskan. Bila perlu, mereka diberi kepercayaan untuk mengelola sampah di suatu tempat sehingga Dinas Kebersihan hanya mengangkut di tempat yang telah disepakati. "Peranan pihak swasta juga perlu dipikirkan, mengingat biaya untuk pengadaan kebersihan tidaklah memadai bila hanya berharap pada pemerintah daerah saja," katanya.
Ia menyarankan agar kota Pontianak tidak kumuh, maka Pemda harus berpegang teguh pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), serta selalu memonitor dan meningkatkan pengawasan terhadap adanya bangunan-bangunan yang tak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan tata ruang kota. "Saya kira evaluasi tahunan juga harus sering dilakukan," katanya.
Lain halnya dengan Thadeus Yus, SH, MPA. Pengamat lingkungan yang dosen FH Untan itu, dirinya, belum melihat adanya
program yang jelas dan diprioritaskan oleh Buchary atas mengenai pembangunan di Kotamadia ini. Kepentingan mendesak dan sering dikeluhkan masyarakat ternyata belum dipikirkan, padahal itu adalah sesuatu yang vital, misalnya pengadaan air bersih.
"Untuk program kebersihan yang dilancarkan Buchary, saya kira belum ada program yang terbaru, paling-paling hanya kelanjutan dari proyek terdahulu saja. Kebersihan di kota ini cenderung menurun," katanya.
Hairun Ahmad, (Ketua Komisi B DPRD Kodia) menilai, selama kepemimpinan Buchary. Pembenahan-pembenahan lingkungan maupun pusat pasar, yang seharusnya menjadi prioritas, diabaikan. Salah satu bukti, kini mulai tak teratur lagi lokasi Taman Alun Kapuas yang berada di depan "mata Walikota". Apalagi dilokasi itu kini sudah tak teraturnya para pedagang, sehingga berakibat pada kebersihan. "Apalagi program kebersihan dan keindahan kota merupakan salah satu prioritas utama pemda. Tapi kenyatannya, di sana sisni masih terlihat sampah berserakan.
Direktur Yayasan Madanika, Hermayani, berpendapat, Buchary, belum terlalu banyak yang dilakukannya. Padahal sebagai masyarakat mengidealkan orang yang paham tentang persoalan-persoalan di kota. "
"Karena pemerintah tak bisa menyelesaikan sebaliknya
diserahkan pada kelompok masyarakat, Saya memandang persoalan yang dihadapi kita dapat terselesaikan bila, pemerintah
profesional dan masyarakat tumbuh edewasaannnya," katanya.
Masalah kebersihan yang dihadapi harus dibarengi dengan sikap pro aktif Buchary. Sampah menumpuk, bukti Buchari belum mampu mengoptimalkan masyarakat," katanya.
"Tantangan buat Bucharie untuk melaksanakan terhadap ungkapan spontan yang diucapkannya ketika menjadi calon walikota. Kalau benar-benar ingin menunjukkan kredibilitasnya. Rumah dinas bukan istana angker tapi rumah rakyat. Orang-orang kecil bisa menikmamtinya. Selama ini itu belum diterapkan, karena sengaja diciptakan seformal mungkin kayak istana saja. Ingat rumah itu rumah rakyat," katanya.
Masiun, Direktur Lembaga Bela Banua Talino, menilai,
belum ada perubahan secara fisik yang dilakukan Buchary. Yang katanya akan membenahi kota sebagai dokter dan memberikan obat. "Apakah selama enam bulan ini dia masih mendiagnosa. Kita membutuhkan tindakan nyata," katanya.
Sedangkan dilain pihak masalah kebersihan belum ada kemajuan. Mengapa kota Pontianak tidak menerapakan hal seperti halnya kota Singkawang saja yang bisa bersih. "Buchari juga tidak konsisten terhadap ucapannya. Katanya, akan menjual rumah dinas Walikota ternyata tidak. Ini mencerminkan tidak konsistennya Buchary," katanya. (mzr/mel/ast/tam).