Dikeluhkan Beras Pembagian PNS

Ketapang,AP Post

Dalam dua bulan terakhir ini kualitas beras yang disediakan Sub Dolog Ketapang dikeluhkan para pegawai negeri. Mereka menilai beras pembagian yang diperuntukan bagi PNS kurang baik. Warnanya sedikit kehitam-hitaman, banyak debu dan rasanya kurang enak. Diharapkan pada bulan nanti beras yang didapat sudah lebih baik.

'' Biasa-biasanya beras pembagian sudah baik terlebih saat ramai-ramainya reformasi. Tapi dalam dua bulan terakhir ini kualitasnya mengalami penurunan. Warnanya agak kehitam-hitaman, berdebu dan rasanya kurang enak. Kalau memang mau makan enak harus dicarikan lauk yang banyak dan memang enak. Kalau tidak sulit rasanya untuk masuk ke perut karena kita sudah terbiasa dengan beras yang enak. Agar mendapatkan nasi yang enak terpaksa kita membeli lagi beras di warung kemudian dicampur dengan beras pembagian,'' kata Jamilah salah seorang PNS.

Menurut Jamilah, kawan-kawan lainnya juga banyak yang mengeluh dengan kualitas beras pembagian akhir-akhir ini. Namun lebih banyak menggerutu dari belakang saja. Mudah-mudahan diera reformasi ini nasib kita PNS sedikit diperhatikan. Bukan sebaliknya terjadi penurunan yang dulunya mendapat beras baik kini mendapat beras kurang baik.

Pihak Sub Dolog Ketapang melalui Kasi Pengadaan dan Penyalur Yaya Sutarya saat dikonfirmasi AP Post di kantornya memaklumi keluhan PNS tersebut. Menurut Yaya, apa yang dikatakan beberapa PNS itu memang betul. Dijelaskan kurang baiknya beras yang diterima PNS dalam dua bulan terakhir ini karena beras didroup untuk PNS itu berasal dari eks Thailand tahun pengadaan 1998 masuknya ke Indonesia awal 1999. '' Warnanya sedikit kehitam-hitaman mungkin karena lama tersimpan. Namun demikian masih sehat untuk dikonsumsi karena tidak kadaluarsa. Untuk bulan Juli nanti beras yang didroup bagi PNS sudah baik karena berasal dari Sulawesi Selatan.'' jelas Yaya.

Menurut Yaya, dibagikannya beras eks Thailand tersebut pada PNS mengingat Sub Dolog tidak punya stok beras lokal atau dalam negeri. Karena sekarang tidak ada petani yang menjual gabahnya pada Sub Dolog lantaran petani kita belum swasembada. '' Dari pemantauan di lapangan memang menunjukkan produksi padi di Ketapang mengalami peningkatan. Namun petani tidak ada yang menjual gabahnya dalam jumlah besar. Kalaupun ada yang menjual itu hanya sebatas konvensasi untuk membeli kebutuhan sehari-hari saja bukan dalam bentuk perdagangan. Enggannya petani menjual gabah dalam jumlah besar itu. sebagai antisipasi seandainya terjadi kenaikan harga beras. Mereka masih trauma seperti tahun sebelumnya saat terjadi krisis moneter. Paling tidak petani menyiapkan stok makan sampai masa panen berikutnya,'' ujar Yaya.

Disamping itu harga beli pedagang bebas juga lebih tinggi dari harga beli yang ditetapkan Sub Dolog. Sehingga petani masih memilih menjual padinya atau beras dengan pedagang bebas. Bagi Sub Dolog tidak ada masalah karena Sub Dolog berfungsi sebagai pengendali. '' Bahkan kondisi yang terjadi sekarang cukup positif. Kalau pada tahun ini petani mampu mempertahankan produksi panennya diharapkan pada tahun mendatang sudah dapat swasembada. Dengan demikian akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani,'' tandas Yaya. (han)