From: "Joshua Latupatti" joshualatu@hotmail.com
Date: Thu, 11 Oct 2001 09:42:20
Subject: [alifuru67] KETIKA SI DIEN SYAMSUDIN BUKA MULUT

KETIKA SI DIEN SYAMSUDIN BUKA MULUT
-----------------------------------

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,
Saya tertarik untuk memberikan komentar terhadap pernyataan-pernyataan dari beberapa
orang, yang akan saya buktikan sebagai orang-orang yang "tidak benar"! Mereka begitu
rajin membodohi Bangsa ini, agar mereka bisa menunggangi kebodohan Bangsa, untuk
melestarikan posisi mereka, baik di dalam Pemerintahan, maupun di dalam oraganisasi-
organisasi! Bagaimana orang-orang yang "tidak lurus hati" ini bisa mencapai posisi mereka
sekarang? Pertanyaan ini yang akan saya coba jawab pada akhir komentar saya! Mari kita
ulas pernyataan si Dien Syamsudin!


SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: MINGGU, 07/10/01: 22.28 WIB
Dien Syamsudin: Ada Upaya Adu Domba Umat Islam Soal Jihad Ponorogo, CyberNews. Sekretaris
Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr Dien Syamsudin minta umat Islam di
Indonesia mewaspadai adanya upaya memecah belah antar-kelompok Islam menyusul adanya
sikap pro dan kontra atas seruan jihad yang dikeluarkan MUI maupun sejumlah ormas Islam
lainnya.

JOSHUA:
Ketika orang ini buka mulut, terlihat bahwa gelar Prof. Dr.-nya tidak tercermin di dalam
logikanya! Manusia terlahir dengan karunia pikiran dan perasaan sendiri-sendiri! Di dalam
alam demokrasi, dimana setiap orang bebas mengeluarkan pendapat, hingga tiap-tiap orang
akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap sesuatu persoalan. Pada umumnya reaksi
tersebut dapat digolongkan ke dalam tiga kategori besar, yaitu "positif", "negatif" dan
Di dalam pikiran Dien Syamsudin, umat Islam itu harus seperti "zombie" sehingga apapun
yang dia katakan, akan mendapat per setujuan mutlak! Ketika terlihat bahwa anjuran
"berjihad"-nya tidak mendapat respons penuh, Prof. Dr.-nya dilempar ke bakul sampah, lalu
menjelma menjadi tukang hasut idiot, untuk mencari kambing hitam bagi "respons normal"
yang tidak disukainya! Jika "kepribadian" sorang Seorang Sekjen MUI begini lusuh,
bagaimana MUI mampu mengarahkan umat pada jalan yang benar?

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: MINGGU, 07/10/01: 22.28 WIB
"Upaya-upaya ke arah itu yang mengadu domba antar kelompok Islam, saya kira ada. Dan itu
perlu diwaspadai," ujar Dien di sela-sela peresmian Masjid Jami' Pondok Modern Gontor II
oleh Wakil Presiden Hamzah Haz di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (7/10).

JOSHUA:
Jika umat Islam diperingatkan untuk waspada terhadap usaha untuk memecah-belah mereka,
tanpa memberikan keterngan rinci tentang siapa pemecah-belah tersebut, di dalam situasi
konflik AS-Taliban seperti ini, "siapakah yang akan dilirik-curiga oleh umat Islam?
Itulah salah satu "akal licik-rendah" dari orang-orang berhati busuk seperti Dien
Syamsudin ini! Situasi tegang ini dimanfaatkan si hati busuk ini untuk menghasut umat,
hanya berdasarkan istilah "saya kira"! Sekjen Majelis Ayinomoto ini tahu persis, bahwa di
dalam musim kemarau, sedikit percikan api dapat membakar seluruh hutan, karena itulah
kelihaian khas MUI!

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: MINGGU, 07/10/01: 22.28 WIB
Menurut dia, adanya seruan dari MUI dan sejumlah ormas Islam untuk berjihad jika Amerika
Serikat benar-benar menyerang Afghanistan tidak perlu memunculkan rasa prasangka buruk
dan motif-motif tertentu karena sikap itu lahir dari tanggung jawab keagamaan.

JOSHUA:
Mau berseru, atau mau memekik sampai putus pita suaranya, siapa perduli? Yang
dipertanyakan adalah, "Apakah organisasi semacam MUI memiliki wewenang untuk menentukan
kebijaksanaan hubungan dan aktivitas luar negeri, diluar Pemerintahan yang sah dan
berdaulat atau tidak?" Apakah tanggung jawab keagamaan itu harus dilaksanakan di dalam,
atau di luar kerangka kehidupan bernegara dan berbangsa? Orang akan bersikap defensif di
dalam mengusulkan sesuatu, karena dia sendiri tahu bahwa "usulannya itu miring"! Karena
itulah, belum apa-apa, MUI sudah melakukan defensi dengan mencegah orang untuk
berprasangka buruk! yang punya motif adalah MUI sendiri, tetapi si Dien ini malah berkata
bahwa "motif-motif tertentu itu muncul dari orang yang bukan pemberi seruan! Goblok juga!

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: MINGGU, 07/10/01: 22.28 WIB
"Jihad harus diartikan dalam arti luas. Bukan pengertian picik, bahwa jihad sama dengan
perang fisik. Namun, jihad bisa dilakukan lewat politik, diplomasi, penguasaan informasi
yang kesemuanya untuk menegakkan kebenaran," katanya.

JOSHUA:
Masalahnya tidak terletak pada presepsi orang luar, tapi dari apa yang dipertontonkan dan
dilakukan sebagai "jihad" itu! Coba baca salah satu spanduk yang dibawa oleh para
demonstran! Di sana tertulis,"Berjihad sampai titik darah penghabisan", dan bukannya
"Berjihad sampai tetes liur yang penghabisan" ( dalam diplomasi), atau "Berjihad sampai
butir nasi penghabisan"(dalam mensuplai bantuan pangan), dll! Yang kami lihat di Maluku
sini adalah bahwa "jihad itu identik dengan rusuh, jarah, rampok, dusta, maksiat, dan
munafik!" Jika Dien Syamsudin dan MUI-nya berjihad di dalam masalah "sosial", mengapa
Muslim Maluku harus disuapi oleh LSM-LSM Barat yang "kafir"? Kalian berjihad di dalam
"penguasan informasi" atau "pemutar-balikkan informasi", model si Susilo Bambang
Yudoyono? Atau berjihad di dalam bidang politik, dengan "menjahit ratusan bendera RMS
untuk diselundupkan ke wilayah-wilayah Kristen"? Kalianlah manusia picik tak berkelas,
yang memberikan gambaran jelas pada kami bahwa "jihad" itu identik dengan "jahad"!
Kebenaran milik setan dan jin yang akan kalian tegakkan?

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: MINGGU, 07/10/01: 22.28 WIB
Ia mengemukakan, pemerintah Indonesia tidak punya alasan cukup kuat untuk melarang umat
muslim di Indonesia berjihad membantu saudaranya di Afghanistan. "Malah, jika yang
berangkat ke sana adalah paramedis, dokter atau tenaga sosial dan kemanusiaan lainnya,
pemerintah tidak bisa melarang sama sekali," ucapnya.

JOSHUA:
Inilah yang saya pertanyakan di atas! Negara ini diperintah oleh Pemerintah Negara yang
sah dan berdaulat, ataukah oleh MUI yg. gemar menggunakan Ayinomoto? Jika seorang Prof.
Dr. saja sudah sebodoh ini, bagaimana dengan umat yang SD-pun tak lulus? Atau mungkin
gelar Dr.-nya itu diraih di dalam bidang "tipu rakyat"? Katanya kalian itu "nasionalis
sejati" dan "pembela integrasi"! Ternyata, kalian hanya agamis picik berotak terasi!

SOURCE: SUARA MERDEKA; DATE: MINGGU, 07/10/01: 22.28 WIB
Menyinggung aksi sweeping, mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini menilai bahwa aksi
tersebut terlalu didramitisasi dan dibesar-besarkan dan seolah-olah sudah jatuh korban.
"Di Indonesia belum terjadi sweeping. Dan saya berharap tidak akan terjadi. Namun, di AS,
Australia dan Inggris umat Islam sudah jadi korban," jelasnya. Ia menilai, isu sweeping
itu adalah hasil dramatisasi pihak-pihak tertentu setelah melihat ada orasi di depan
hotel yang mengancam sweeping, padahal belum ada aksi sama sekali. (ant/cn05)

JOSHUA:
Pertama, si Prof. Dr. memajukan argumentasi bahwa "itu belum disebut sweeping, karena
belum jatuh korban"! Padahal, kalau korban sudah jatuh, itu bukan sweeping, tetapi
"jagal"! Si Prof. Dr. kemudian membantah bahwa "aksi sweeping belum dilakukan"! Anda
sudah bisa melihat "pandirnya seorang Prof. Dr. semacam ini atau belum"? Gunakan logika
sederhana saja, "Jika aksi sweeping belum dilakukan, atas dasar apa si Dien Syamsudin
mengatakan bahwa 'belum jatuh korban'?" Sudah goblok, ternyata bermental busuk pula!
Orang jahad ini menghubungkan "sweeping" dengan "korban Muslim di AS, Australia dan
Inggris, di dalam satu rangkaian "sebab-akibat", padahal yang dilakukan warga AS,
Australia dan Inggris adalah reaksi terhadap "tragedi 11 Septemnber", demi memuluskan
jalannya hasutan yang dia sebarkan! Mengapa orang berhati bengkok dan berotak miring
seperti ini bisa sampai pada posisi Sekjen sebuah badan tertinggi Keagamaan? Karena dia
pandai membodohi umat Islam, dan cakap menunggangi Islam demi kepentingan idealisme
busuk, pribadi dan kelompoknya!

Salam Sejahtera!
JL.

    Source: geocities.com/baguala67