From: "Joshua Latupatti" joshualatu@hotmail.com
Date: Thu, 27 Sep 2001 13:00:22
Subject: [alifuru67] KAPOLRES DUNGU DAN MEDIA PENGHASUT

KAPOLRES DUNGU DAN MEDIA PENGHASUT
----------------------------------

Salam Sejahtera!

Saudara-saudara sebangsa,
Kematian Sdr. Dance Wattimena, masih merupakan teka-teki bagi sebagian besar warga
Kristen Maluku, khususnya Ambon! Ledakan terjadi pada daerah Muslim Galunggung,
tetangganya "Kebun Cengkeh", yang popular karena "poliklinik penyamun"-nya yang sempat
menghebohkan "27 Ormas Penunggang Islam" dan "MUI, Mer-C, Komnas-HAM, Kontras serta
Puspom-TNI" Dance Wattimena dikatakan meninggal karena "bom miliknya sendiri", yang
diletakkan di bawah tempat duduknya, oleh "Kapolres Ambon, si AKBP Hasanuddin, yang
kemudian diolah menjadi sejenis "ramuan pencuci dosa", khas "republika dan laskar jahad"!

Saya akan coba buktikan bahwa kita sedang berhadapan dengan seorang "Kapolres dungu" dan
"media penghasut", karena Dance Wattimena memang "dibunuh", dan "muatan truknya
dijarah"!!!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Bom Meledak di Dalam Truk, Satu Tewas
AMBON--Ledakan bom kembali menelan korban jiwa di Ambon. Dua buah bom berturut-turut
meledak di dalam truk yang melintas di ruas jalan Sudirman, Galunggung, Batu Merah,
Ambon, Jumat (21/9) sekitar pukul 13.30 Wit. Pengemudi truk tewas seketika dengan kondisi
tubuhnya hancur.

JOSHUA:
Bagian ini bisa diterima secara garis besar, bahwa 'bom meledak di dalam truk, sopir
tewas seketika, dan tubuhnya hancur! Saya hanya ingin menggarisbawahi keterangan waktu,
yaitu "sekitar pukul 13.30" yang berhubungan dengan pernyataan lain, dan "tubuhnya
hancur", yang memerlukan penjelasan lebih rinci.

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Sejumlah saksi mata di lokasi kejadian menyebutkan, sumber ledakan berasal dari sebuah
truk warna merah Nopol DE 8099 AU dari arah Galala yang melintas di depan kantor Angkutan
Sungai Danau Penyeberangan (ASDP). "Setelah meledak di depan kantor ASDP, lima puluh
meter berikutnya, tepatnya di depan Cafe Robot, kembali terdengar ledakan yang cukup
keras. Ledakan kedua ini mengakibatkan mobil terhenti seketika," kata Hasan salah satu
saksi mata.

JOSHUA:
Jika media-media penghasut seperti "republika dan laskar jahad" mulai berbicara tentang
"saksi mata", saya mulai merasa "mual"! Hanya "saksi dari media penfhasut" ini, yang
mengaku terjadinya "dua ledakan"! Anehnya, setelah ledakan pertama, mobil masih bisa
jalan sejauh 50 meter, lalu "berhenti seketika" pada ledakan kedua! Apakah efek dari
sebuah "ledakan yang cukup keras" memang mirip dengan "rem yang cukup kuat"? Jika mesin
mendadak mati, biasanya "truk penuh muatan akan slip sedikit", barulah berhenti penuh!
Selain itu, "arah" truk tidak bergeser, walau terjadi ledakan yang katanya cukup keras!
Keanehan ini perlu dicatat!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Truk Penyusup Meledak, Sopir Tewas
Ambon, Laskarjihad.or.id (22/09/2001)
Ledakan bom kembali mengejutkan warga muslim kota Ambon ketika kaum muslimin tengah
menjalankan shalat Jum'at (21/9). Sebuah truk Mitsubishi warna merah mendadak meledak
ketika melintas di depan kafe Robot Galunggung dan mengejutkan warga di sekitar tempat
tersebut.

JOSHUA:
Setelah "truk penuh dengan muatan pasir di sore hari", sekarang "truk penuh muatan
cengkeh dan pisang di siang bolong", dikatakan sebagai "penyusup"! Inilah salah satu ciri
khas "laskar idiot"! Kita akan lihat bahwa "laskar jahad" amat mahir di dalam mengubah-
ubah pernyataan mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang! Satu lagi
"ciri-ciri khas" dari "penunggang Islam" ini adalah menggunakan "Sholat di Mesjid"
sebagai "alibi dusta-jahad" mereka! Ditambah dengan ciri lain, yaitu "bodoh", mereka
"lupa menyisihkan beberapa orang dari umat yang lagi sholat untuk dijadikan saksi"!!!
Lagipula, siapa yang sholat pada jam 13.30?

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Sejumlah aparat keamanan dari Kesatuan Batalyon Infanteri (Yonif) 408 yang menempati pos
di Kantor Jasa Raharja--berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian--bersama
masyarakat sekitar langsung menuju sumber ledakan.

JOSHUA:
Saya ingin anda mencatat bagian ini, sebab walau terlihat wajar-wajar saja, bagian ini
juga merupakan "kunci" dari beberapa hal yang penting!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Dari pihak kepolisian yang datang beberapa saat setelah kejadian itu didapat keterangan,
korban tewas dalam insiden itu teridentifikasi bernama Dantje Wattimena (44), warga Jl
Siwabessy, RT 001/004, Kodya Ambon.

JOSHUA:
Yang menarik untuk dipertanyakan dari bagian ini adalah, "Yang dimaksudkan dengan
'beberapa saat' di sini, sebetulnya 'berapa banyak saat?" Polisi dari mana saja yang
datang? Mapolres Am bon di Perigi Lima? Dalam keadaan normal, anda adalah pembalap motor
yang tidak jelek, jika anda bisa mencapai Galunggung, dari Mapolres di dalam 5 menit
(sekedar bahan pertimbangan)!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Pantauan Republika di lokasi kejadian menunjukkan, kondisi tubuh Dantje, sopir dan
penumpang satu-satunya di truk pengangkut cengkeh itu hancur menjadi beberapa bagian
bersama tempat duduknya. Terlihat juga, bagian depan truk dan kacanya hancur, berlubang
akibat terkena serpihan bom.

JOSHUA:
Mungkin "lupa", atau dianggap "tidak penting", si republika ini lupa menyebut "pisang",
sebagai yang juga diangkut oleh truk tersebut! Tidak juga dijelaskan, apakah "tempat
duduk itu hancur menjadi beberapa bagian atau tidak"! Istilah "bersama" tidak bisa
diartikan sebagai "sopir dan tempat duduknya hancur menjadi beberapa bagian"! Selain itu,
"mana yang hancur dan mana yang dari berlobang pada bagian depan mobil, juga tidak jelas!
Ada terasa bahwa media penghasut ini sengaja "membesarkan dan menyamarkan" kejadian ini!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Sejumlah aparat dari Yonif 408 dan Polres Ambon yang ditemui dilokasi kejadian
memperkirakan, sumber ledakan berasal dari bom yang dibawa oleh pengemudi truk itu
sendiri. "Dari bukti yang terlihat, ledakan berasal dari bom rakitan yang diletakkan di
bawah tempat duduk korban," kata Komandan Pleton (Danton) Yonif 408, Lettu (Inf), Edi
Purwanto.

JOSHUA:
Di sini juga terasa adanya "kesengajaan" untuk menggiring opini pembaca ke arah yang
mereka kehendaki! Apakah memang Lettu (Inf), Edi Purwanto dari Yonif-408 "punya wewenang"
untuk mengurus "bukti dan kesimpulan" dari suatu peristiwa yang seharusnya diurus oleh
Polisi? Saya yakin, Lettu (Inf), Edi Purwanto tidak sebodoh republika, atau sebodoh yang
disangka republika!!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Kapolres Ambon, AKBP Hasanuddin kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya mengaku belum
dapat memastikan penyebab dari kejadian itu, karena masih melakukan penyelidikan.
Sementara itu, Penguasa Darurat Sipil Maluku, Gubernur Saleh Latuconsina tidak bersedia
memberikan komentar mengenai insiden itu.

JOSHUA:
Ini jadi lucu tapi tidak lucu, karena kata si "penghasut republika", hasil analisa Lettu
(Inf), Edi Purwanto membuktikan bahwa bom terletak di bawah tempat duduk sopir, tetapi
"yang berwewenang" AKBP Hasanuddin, menyatakan "belum bisa memastikan, karena masih di
dalam penyelidikan"! Si Sontong Latuconsina tentu saja tidak akan berani katakan apa-apa!
Lalu, coba lihat yang berikut ini!

SOURCE: LIPUTAN6.COM; DATE: 2001-09-23
Bom Ambon, Dipastikan Milik Sopir Truk
Ambon: Peledakan sebuah truk di Jalan Sudirman, kawasan Batamerah Atas, Ambon, Maluku,
Jumat silam, dipastikan berasal dari dua bom rakitan jenis high explosive atau berdaya
ledak kuat [baca: Bom Meledak di Ambon].

JOSHUA:
Polisi memberikan pernyataan bahwa "bom itu milik Dance Wattimena sendiri, dan
dikategorikan sebagai "high explosive", atau "berdaya ledak kuat"! Padahal, si "Kapolres
bego" mangaku belum bisa memastikan, karena masih diselidiki! Si "Penghasut-republika"
telah memberikan kesan bahwa "ledakan kedua bom high explosive tersebut hanya mampu
menghentikan truk, tanpa slip atau bergeser ke kiri atau ke kanan, apalagi terlempar atau
ter angkat!? Yang membuat kening saya berkerut adalah istilah "peledakan", yang digunakan
"liputan-6"! Apakah kekeliruan seperti ini bukan merupakan "ungkapan bawah sadar" dari si
wartawan, "Sahlan Heluth"? Bagaimana Acang? Salah bicarakah, atau memang ale tahu bahwa
"truk itu diledakkan"?

SOURCE: LIPUTAN6.COM; DATE: 2001-09-23
Polisi memastikan pula, kedua bom tersebut berasal dari bawah kursi sopir truk bernama
Dantji Watimena. Diduga, sopir yang beralamat di Jalan Siwabesi itu menyimpan bom untuk
keselamatan dirinya. Demikian diungkapkan Kepala Kepolisian Resor Ambon Ajun Komisaris
Besar Polisi Hasanuddin, Sabtu (22/9).

JOSHUA:
Sering, saya mendapat kesan bahwa media "liputan-6" ini adalah "media penghasut" juga!
Entah si "wartawan liptan-6" yang bego, atau memang si Kapolres yang dungu, seperti kata
saya, sehingga "diberitakan secara asal-asalan" seperti ini! Judul yang digunakan
berbunyi, "Bom Ambon, Dipastikan Milik Sopir Truk", bagian diatas dimulai dengan ungkapan
"Polisi memastikan"! Setelah itu, (setelah "dipastikan dan "memastikan"), wartawan atau
Kapolres dungu itu menggunakan istilah "diduga", di dalam penjelasan lanjutannya! Baru
kemarin menyatakan "masih diselidiki", si Ajun Komisaris Bego Polisi, Hasanuddin sudah
mulai "memasikan" didalam "dugaan"!? Akibatnya, "argumen idiot" itu berkembang menjadi
semacam "wabah idiotik" yang meluas dan meracun ke mana-mana!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Akibatnya, sopir truk yang bernama Dantje Wattimena itu tewas seketika dengan tubuh
hampir hancur berkeping-keping karena ledakan bom. Dilihat dari luka-luka yang
dideritanya, diduga bom yang meledak tersebut diletakkan di bawah jok sopir bagian kanan.
Sebab tubuh korban bagian kananlah yang mengalami luka-luka sangat parah, sementara tubuh
bagian kiri masih relatif utuh.

JOSHUA:
Argumen idiot tersebut lalu diadopsi dan dikembang biakkan oleh si "laskar idiot"! Dapat
saya katakan bahwa "tempat duduk sopir semua mobil di dalam negara yang morat-marit ini,
terletak di sebelah KANAN"! Kira-kira dimanakah "bagian sebelah kanan sopir", di antara
sopir dan pintu kanan, hei "laskar pendusta idiot"? "laskar jahad-dungu" ini tidak
berpikir bahwa "komentar detail" seperti ini malah akan "menjerat leher mereka sendiri"!
Akan saya jelaskan kemudian!

SOURCE: LIPUTAN6.COM; DATE: 2001-09-23
Menurut Hasanuddin, sopir naas itu tak menyadari bahwa bom tersebut bisa meledak karena
hawa panas. Karena itu, Hasanudin menyanggah dugaan bahwa bom tersebut dilempar dari luar
truk. Buktinya, pemeriksaan terhadap sejumlah saksi tak mengindikasikan hal itu. Ia juga
menampik kemungkinan korban ditemani seorang rekan dalam perjalanannya.(ANS/Sahlan
Heluth)

JOSHUA:
Jika memang benar kata si "Kapolres dungu", bahwa "bom tersebut meledak karena panas",
lalu bagaimana menjelaskan bahwa kedua bom itu tidak meledak bersamaan? Oh! Mungkin
karena yang satu kena panas lebih banyak dari yang lain! Begitu kan, Hasanudin? Lalu, bom
yang meledak pertama itu "bom dingin", sehingga bom kedua harus menunggu tambahan panas
dari mesin truk? Ini yang saya pertanyakan, "polisi apa polusi"? Begitupun, argumen
ngawur ala 'Hasanudin' ini, digemari si "laskar bego"!!!


DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Truk bernomor polisi DE 8099 AU diduga berasal dari Passo untuk mengangkut cengkeh dan
pisang untuk dikirim ke kota. Kemungkinan karena memiliki niat-niat tertentu, Dantje
sengaja menyimpan bom rakitan di bawah jok. Namun karena terpengaruh oleh panas mesin,
bom itu kemudian meledak dan menghancurkan jok serta sopir yang duduk diatasnya.

JOSHUA:
Apa saya salah? Teori Ajun Komisaris Bego Polisi, Hasanudin, dikunnyah dan ditelan
mentah-mentah oleh kawanan perusuh yg. "tak pernah bisa gegar otak" ini! Karena "otak
mereka tak ada"! Ungkapan "memiliki niat-niat tertentu" di atas,masih berhubungan dengan
tuduhan idiot "penyusupan di siang bolong"! Begitupun, "laskar jarah" ini cukup "jeli
untuk melihat bahwa truk juga memuat pisang"! Bagus!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Sekitar pukul 15.00 Wit, korban yang masih berada di dalam truk naas itu diderek menuju
Mapolres Ambon untuk diamankan. Ikut diamankan oleh pihak kepolisian adalah 22 karung
cengkeh yang diangkut truk tersebut. Dari keterangan warga diketahui truk tersebut
merupakan angkutan transaksi yang keluar masuk daerah muslim dan kristen. Kir

JOSHUA:
Jadi, truk tersebut dibiarkan di Galunggung selama lebih kurang 90 menit (13.30-15.00!
Berapa lama truk tersebut berhasil dikawal oleh "yang berwajib dan yang jujur" di dalam
selang waktu 90 menit tersebut? Saya tidak menuduh siapa-siapa, tetapi saya harus melihat
semua kemungkinan yang bisa saya lihat! Truk tersebut "dikenal" sebagai "angkutan
transaksi" dan karena itu, seperti mendapan "izin tak tertulis" untuk masuk-keluar daerah
Kristen dan Islam di Ambon! Kenyataan ini berguna untuk menutup "mulut dustanya laskar
jarah", bahwa "penyusupan" dan "niat tertentu" yang mereka kemukakan, hanya sampah untuk
mengotori pikiran orang!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Identitas Dantje dapat diketahui setelah pihak kepolisian menemukan sejumlah barang bukti
diantaranya SIM B atas nama Dantje Wattimena (34), warga Jl. Siwabesi Kudamati, Ambon dan
uang tunai sejumlah satu juta. Barang-bukti itu kini diamankan di Mapolres Ambon dan
Pulau-pulau Lease untuk diproses lebih lanjut.

JOSHUA:
Setelah "mampu melihat pisang", ternyata mata "laskar jarah" ini lebih jeli lagi, dengan
menangkap adanya "uang tunai sebesar satu juta rupiah" pada korban! Masih teratur rapih
ataukah sudah berserakan, "pak jarah"? Jika masih teratur, mungkin saja yang terdengar
tadi bukan bom, tapi semacam "kentut high explosive"!? Atau mungkin uang itu terletak
pada "saku kiri" korban, yang tidak sobek karena ledakan bom di kanan!? Atau mungkin Pak
Akombegpol kita, Hasanudin, ingin memberikan kepastian tentang hal ini, biar hanya berupa
dugaan?

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Insiden ini setidaknya kembali menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat muslim.
Sebab, selain truk itu berasal dari daerah Kristen Passo, Dantje Wattimena yang membawa
truk tersebut juga menyimpan bom di bawah joknya. Untunglah bom tersebut meledak.
Keberadaan bom itu juga mengundang pertanyaan, untuk apa membawa bom dan nekat melintasi
daerah muslim.(fs)

JOSHUA:
Supaya tidak berpanjang kalam, anda saya beritahu saja bahwa bagian ini hanyalah usaha
untuk "menyembunyikan sesuatu", sementara belum ada "bahan lain" untuk itu! Pada bagian
berikut, "sudah tersedia bahan lain", sehingga warna komentar "laskar jahad"-pun jadi
berubah sesuai dengan perkembangan! Coba lihat!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Ada Upaya Pengaburan Penyebab Ledakan Bom
Ambon, Laskarjihad.or.id (23/09/2001)
Insiden meledaknya bom dalam sebuah truk pengangkut cengkeh di Galunggung, Jum'at kemarin
berusaha dikaburkan oleh media-media lokal Ambon yang menginginkan langgengnya konflik
Maluku. Media-media lokal yang memang dikuasai oleh kelompok Kristen itu berusaha
mengaburkan penyebab ledakan yang menelan satu orang korban tewas.

JOSHUA:
Tidak salah kan? Bukan saja berusaha untuk menyembunyikan kejahadan mereka, tetapi
"membolak-balik masalah, bahwa warga Kristen Maluku memang ingin melanggengkan konflik"!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Berdasarkan bukti-bukti pada truk yang meledak tersebut, beberapa pihak menyatakan bahwa
penyebab ledakan tersebut adalah bom yang disimpan di bawah jok supir. Namun oleh media-
media Kristen tersebut, peristiwa naas yang menimpa sopir truk asal Kudamati itu
diambangkan bahkan menampilkan seolah-olah ada kemungkinan ledakan tersebut disebabkan
oleh lemparan bom pada saat truk melintas di Galunggung yang notabene kawasan Muslim.

JOSHUA:
Anda akan melihat, bahwa paling tidak, "media Kristen" seperti Siwalima, tidak menuduh
sampai sejauh itu! Kebanyakan hanya mencari duduk masalah yang sebenarnya! Sayalah yang
membuka kemungkinan bahwa Dance Wattimena dibunuh, bukan karena "ledakan bom panas"!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Analisa seperti itu jelas mengundang emosi warga terutama di sekitar tempat terjadinya
ledakan. Media tersebut seolah ingin mengatakan bahwa warga di sekitar tempat kejadian
memiliki kemungkinan menjadi pelaku pelemparan bom. Media Kristen lokal yang lain justru
menampilkan dugaan yang lebih ekstrim. Media tersebut mengatakan, dalam truk tersebut,
Wattimena ditemani seorang teman bernama Parlan yang selama ini disebut sebagai partner
kerja. Namun ketika melewati daerah Galunggung, truk yang saat itu mengangkut cengkeh
tiba-tiba dicegat oleh orang-orang yang jelas identitasnya yang melemparkan bom ke mobil
truk tersebut dan kemudian melarikan sebagian cengkeh yang dimuat. Penilaian ini
disebutkan oleh rekan korban yang namanya enggan dikorankan. Sebuah ciri khas, ketika
koran ini menampilkan fitnah.

JOSHUA:
Kembali saya katakan bahwa "truk tersebut sudah dikenal sebagai "angkutan transaksi" yang
biasa keluar masuk daerah-daerah Kristen dan Islam! Apa akibatnya? Aparat keamaman juga
mengenal truk seperti itu sebagai "angkutan transaksi", dan mereka tahu bahwa di dalam
kendaraan seperti itu, "selalu ada 'wakil' dari kedua pihak"! "Dance" tidak akan melewati
daerah Islam, jika "Parlan" tidak ada, dan sebaliknya "Parlan" tak akan mau melewati
daerah Kristen, jika "Dance" tidak ada! Yang satu merupakan "pas jalan" bagi yang lain!
Kelemahan dari kenyataan bahwa "Aparat mengenal kendaraan transaksi" adalah bahwa "jika
kendaraan itu berhenti di tepi jalan, Aparat tidak akan curiga, dan berpikir bahwa mereka
sedang malakukan "transaksi" seperti biasa"! Melihat absennya pengaruh ledakan dari "high
explosive", seperti "tergeser, terlempar atau terbalik", saya jadi berpikir bahwa "truk
meledak ketika sedang berhenti"! Cerita tentang "meledak lalu jalan 50 meter lalu meledak
lagi dan berhenti", terlihat seperti "cerita kartun"!!!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Apabila bom tersebut memang dilempar oleh oknum yang jelas identitasnya, mengapa hingga
kini tidak ada seorangpun yang menjadi tersangka.

JOSHUA:
Ya, tanyakan "pahlawan dungu" kalian, si Hasanuddin! Bagaimana mau jadi tersangka?
Semantara si Kapolres bego ini mengaku masih diselidiki, di bagian lain dia memberikan
pernyataan bahwa ledakan itu terjadi karena "panas" dan yang meledak adalah "bomnya Dance
Wattimena sendiri"? Mungkin Dance harus diadili dan dibui dulu sebelum dikubur? Saya
tidak sedang melucu, tetapi itu lah "mudahnya menuduh orang mati yang tidak bisa bicara",
dan paling busuk jika "tuduhan itu dilakukan oleh seorang "polisi" yg. "belum selesai
menyelidik"!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Begitu pula orang yang tak jelas identitasnya seperti yang disebutkan oleh orang yang
mengaku sebagai warga Galunggung. Pendapat tersebut sebenarnya telah terbantah dengan
bukti-bukti yang ada di lapangan, bahwa korban saat mengalami insiden tersebut seorang
diri.

JOSHUA:
"Meledak sendiri" atau "meledak berdua kemudian satunya dilarikan", atau "melarikan diri
sebelum temannya diledakkan" adalah kemungkinan yang masih memerlukan penyelidikan
lanjut! Percikan darah dan tisu kulit manusia, rambut dan sidik jari harus dianalisa
untuk mencari kepastian di antara kemungkinan tersebut!! Yang disebut sebagai "bukti-
bukti yang ada", hanyalah keadaan apa adanya di dalam pandangan anak kecil, yang bisa
saja diatur sedemikian rupa untuk menipunya!

Saya sendiri lebih cenderung mengatakan bahwa "Dance dan Parlan memang bersama-sama",
sebelum terjadinya ledakan! Jika Dance harus melewati Galunggung tanpa Parlan, maka
truknya akan dilarikan cukup kencang! Kecepatan truk dan ledakan bom yang cukup kuat,
seharusnya "melempar" truk, dan bukan "menghentikannya" seperti rem biasa!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Karena tidak memiliki teman, Wattimena membawa bom untuk menjaga diri dari hal-hal yang
tidak diinginkan.

JOSHUA:
Di sini, "laskar dungu" yang menyangka diri mereka pandai, lalu mengubah arah tuduhan,
dari "menyusup dengan niat tertentu pada siang hari bolong", menjadi "membawa bom untuk
menjaga diri, karena Parlan tidak ada"! Jika anda hendak melindungi diri dari kemungkinan
bahaya di jalan, apa anda membawa bom atau membawa "senjata laras pendek", misalnya
pistol? Apalagi jika anda seorang sopir yang hanya bisa membebaskan satu tangan dari
setir untuk membela diri?! "laskar jahad" ini tidak punya kebenaran apa-apa yang bisa
"meyakinkan diri mereka sendiri"!! Karena itu mereka "mengubah arah tuduhan", dan malah
menjerumuskan diri makin dalam untuk dicurigai!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Bantahan itu juga diungkapkan oleh Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Pol
Hasanudin ketika ditemui wartawan. Kepada wartawan Kapolres mengatakan bahwa tidak benar
ada orang yang mencegat mobil tersebut dan tidak benar ada orang yang mengambil barang-
barang di mobil tersebut. "Sekali lagi saya tegaskan, bom itu meledak dari dalam mobil
tanpa ada yang melempar," tegas Kapolres.

JOSHUA:
Dasar "Kapolres dungu"! Masalah "bom meledak di dalam truk", tidak perlu "ketegasan
begomu itu"! Bom memang meledak di dalam truk, titik! Tetapi, "kepastian" ini jangan
digunakan untuk membantaj kemungkinan bahwa "bisa saja bom itu dilempar atau ditaruh
dengan paksa", atau malah "dititipkan si Parlan"! Jika si Parlan ada di dalam mobil,
orang di Galunggung "tidak perlu men cegat"! Angkat tangan saja, maka mobil "angkutan
transaksi" itu akan berhenti dengan senang hati, sama ketika mereka berhenti di daerah
Kristen! Kemungkinan seperti itulah yang harus digarap juga oleh si Kapolres, kalau dia
memang "cerdik"! Tapi dasarnya dia ini sahabatnya "laskar jahad", yang begini ke
Kapolres, begitu ke Kapolres, malah jika terantuk, batu juga dilapor ke Kapolres", mana
orang ini mau menyalahkan para habibnya?

Dari mana si Kapoldu ini tahu bahwa "tidak ada barang yang dijarah"? "Dari keterangan
saksi-saksi" di sekitar lokasi kejadian! Romantis seperti lagu, "Mendasari cinta suci
dengan saling percaya"! Saya akan bahas masalah "kemungkinan terjadinya penjarahan ini"
lebih lanjut, di dalam bagian berikut!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Tuduhan yang dilontarkan media Kristen itu secara tidak langsung telah menuduh aparat
kepolisian sebagai penjarah. Sebab, pihak satu-satunya yang mengambil barang-barang di
truk itu adalah aparat Brimob, itu pun untuk diamankan di Mapolres.

JOSHUA:
Menurut "otak dan akhlak normal", jika saya mengatakan bahwa "penjarahan memang terjadi",
maka ada "tiga pihak yang kena", masing-masing, Aparat Yonif-408, warga Muslim sekitar,
dan Polisi (Polres), sesuai dengan urutan kedatangan di TKP, seperti yang dilaporkan
kedua media penghasut sendiri! Mengapa "laskar jarah" ini hanya menyertakan "Polres" ke
dalam kesimpulan dungu mereka, sedangkan Aparat Yon-408 dan warga Muslim sekitar seperti
dihapus dari daftar tersangka mereka? Karena "pertalian kerja sama mereka yang selama ini
dibangun dengan Polres Ambon"! "Yon-408 hanya digunakan untuk menunjang teori tipu mereka
tentang "bom di bawah jok truk", sedangkan masyarakat digunakan untuk memberikan
kesaksian tentang lain-lain hal!

Anda tentu masih ingat tentang "mata super jeli" dari "laskar jarah" yang masih bisa
menghitung uang Dance Wattimena semen tara media lain tidak mampu melihat pisang? Mengapa
sampai saat ini, mereka tetap saya sebut "laskar jarah"? Sebab "kuburan orang mati saja
mereka jarah", apalagi cengkehnya orang mati"?

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Kapolres Hasanudin menjelaskan bahwa hasil penyidikan sementara yang dilakukan, diketahui
bahwa ledakan bom itu berasal dari bawah jok tempat duduk Dantje. Hal itu dilihat dari
hancurnya tempat duduk korban serta bagian bawah tubuh korban. Sehingga sejauh ini diduga
bom itu diletakkan di bawah jok mobil yang dikendarainya, dan tidak ada seorang pun yang
berada di mobil itu selain Dantje. Penilaian senada juga diungkapkan salah seorang aparat
dari Yonif 408 Diponegoro. "Ada kemungkinan bom itu diletakkan di bawah jok mobil sopir,"
katanya di TKP.

JOSHUA:
Ada "dua hal" yang dari tadi t idak disebut oleh "penyelidik kita" berlagak pintar, yaitu
bahwa "jika memang benar bom itu tersimpan di bawah jok, maka bom itu bisa ditaruh oleh
Dance Wattimena, atau oleh si Parlan"! Mengapa cuma "kemungkinan sebelah" yang digarap
oleh "Kapolres dungu" dan "laskar dungu"-nya itu? Jika memang benar bahwa bom ditaruh
oleh salah satu dari mereka, dan meledakkan Dance Wattimena, maka "Kepalanya akan retak",
atau "atap mobil yang berlobang tertembus kepala"! Mengapa hanya "bagian bawah" yang
digarap, itupun tidak jelas, pantat atau kaki? Jika "Dance Wattimena" tetap duduk di
jok", hapus saja Mapolres iblis itu!!!

SOURCE: SIWALIMA ; DATE: 2001-09-25
Namun Kapolres yang saat itu berada di DPRD Kota langsung meminta maaf khususnya kepada
para sopir, seraya menjelaskan bahwa keterangan yang disampaikannya beberapa hari itu
merupakan keterangan sementara yang didapat dari beberapa saksi. "Jadi perlu saya katakan
bahwa keterangan itu masih sementara," ujar Kapolres Hasanuddin.

JOSHUA:
Apa saya bilang? "Hapus saja sekalian dengan Kapolres yang tak berguna ini"! Berapa
banyak orang yang akan "tidak sempat" melihat "maaf munafik" dan ungkapan "sementara
idiot" si Hasanudin ini? Orang sudah keracunan tak tertolong, baru dia muncul dengan
obat, untuk memenuhi formalitas! Inilah salah satu "taktik menghasut dengan tingkat
kebusukan yang cukup canggih"! Waktu yang dia berikan sudah cukup bagi "republika" dan
"laskar jahad" untuk melaknati pikiran umat terlebih dahulu! Lalu apakah "maaf dan hanya
sementaranya" Kapolres dungu itu,akan ditayangkan kedua media penghasut? Jika iblis
berbuat baik, pasti ada maunya yang lebih besar dari kebaikan itu"!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Penilaian semacam ini oleh warga muslim dirasakan sebagai diskriminasi yang sarat dengan
muatan politis. Ketika sebuah insiden menimpa warga Kristen, baik terjadi di kawasan
muslim maupun Kristen, media-media Kristen berusaha menampilkannya dengan sebuah anggapan
adanya kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan langgengnya konflik Maluku. Namun
ketika insiden itu menimpa warga muslim maupun orang yang belum jelas identitasnya,
mereka hanya menyebutkan bahwa insiden itu murni sebagai sebuah kecelakaan. (fs)

JOSHUA:
Saya pikir, sudah cukup kita "mengotori diri dengan sampah-sampah iman dan akhlak dari
manusia-manusia tak layak ini! Mereka menyunguti "media lokal", tetapi mereka "mendusta
dan menghasut lewat media nasional"! Kita sebenarnya sedang berhadapan dengan manusia
atau sejenis "kambonta" (campuran kambing dan onta)!

SOURCE: SIWALIMA ; DATE: 2001-09-25
BERITA HARIAN UMUM SIWALIMA EDISI: 25 SEPTEMBER 2001
2. KEMATIAN DANCE WATTIMENA MASIH MISTERIUS
Solidaritas Puluhan Sopir Truk Demo ke DPR
Ambon, Siwalima Insiden peledakan bom rakitan didalam mobil truk Toyota Rino warna merah,
Jumat, (21/9) di Kawasan Galunggung, tepatnya di depan cafe Roboth, Jalan Sultan
Hasanudin, Kecamatan Sirimau, yang mengakibatkan sopir truk Dance Wattimena tewas
seketika, dinilai banyak alangan masih misterius. Pasalnya sesuai informasi yang dihimpun
siwalima, saat mengendarai mobil, Dance Wattimena sedang didampingi rekannya bernama
Parlan yang saat itu duduk di sampingnya. Anenya, kalau bom meledak di dalam mobil lalau
mengapa Dance Wattimena sendiri yang tewas sementara rekannya yang bernama Parlan luput
dari maut?

JOSHUA:
Saya berikan skor: Parlan bersama Dance (80), Parlan tidak bersama Dance (20). Parlan
diloloskan sebelum Dance diledakkan (80), Parlan ikut diledakkan kemudian dibersihkan
(20).

Mari kita bahwa pernyataan yang saya tekankan di atas tadi!

SOURCE: REPUBLIKA; DATE: 2001-09-22
Sejumlah aparat keamanan dari Kesatuan Batalyon Infanteri (Yonif) 408 yang menempati pos
di Kantor Jasa Raharja--berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian--bersama
masyarakat sekitar langsung menuju sumber ledakan.

JOSHUA:
Perlu anda ketahui bahwa jika anda dari Galala menuju Pusat Kota Ambon, maka di daerah
Galunggung, semua bangunan seperti, Jasa Raharja, ASDP, Pajak-PBB, yang dijadikan Pos
Aparat, berada di sebelah "kiri"! Sebalah kanan tidak ada bangunan, tetapi dataran
selebar kira-kira 30-50 meter sepanjang jalan! Di ujung dataran tersebut ada tebing
menurun, dan dibalik tebing tersebut, terdapat pemukiman penduduk (dulunya sebagian warga
Kristen)! Jika ada orang yang ingin naik ke samping truk yang melambat, atau yang
berhenti sama sekali, tanpa terlihat dari Pos Aparat, dia harus datang dari sebelah
kanan, dimana sopir berada! Melambat kan truk bisa saja dengan alasan ada yang "minta
rokok", atau ketemu seseorang yang dikenal oleh Dance, maupun Parlan! Jika truk
berhentipun, Aparat tidak akan curiga, karena kendaraan itu adalah "kendaraan transaksi"
yang cukup dikenal! Mereka tidak merasa perlu untuk menyelidiki siapa yang di dalam
mobil, dan siapa yang ke mobil, apalagi jika datangnya dari arah kanan!

Coba lihat yang sudah disinggung di atas!

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Akibatnya, sopir truk yang bernama Dantje Wattimena itu tewas seketika dengan tubuh
hampir hancur berkeping-keping karena ledakan bom. Dilihat dari luka-luka yang
dideritanya, diduga bom yang meledak tersebut diletakkan di bawah jok sopir bagian kanan.
Sebab tubuh korban bagian kananlah yang mengalami luka-luka sangat parah, sementara tubuh
bagian kiri masih relatif utuh. Selain dari itu

JOSHUA:
Bom itu memang harus dijatuhkan atau diletakkan di sebelah "kanan", sebab sisi pintu
kanan tidak terlihat oleh Aparat, dan Parlan duduk di sebelah kiri! Jika menggantung di
pintu sebelah kiri, selain akan terlihat oleh Aparat, Parlan tidak punya cukup waktu
untuk melompat ke luar! Mengapa "laskar jahad" bisa mendahului Polisi di dalam
menganalisa kemungkinan letak bom???

DEWAN PIMPINAN PUSAT FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Pihak kepolisian juga menduga bahwa bom yang meledak itu sengaja dibawa oleh Dantje untuk
menjaga dirinya. Sebab diperoleh informasi, korban seringkali melewati kawasan tersebut
ditemani seorang teman dari kalangan muslim. Namun pada hari itu, teman Dantje sedang
menjalankan shalat Jumat, sehingga Dantje memberanikan diri untuk melewati kawasan muslim
dengan membawa bom untuk menjaga diri.

JOSHUA:
Saya mohon maaf dari Muslim yang benar, tetapi "sudah terlalu sering, Shalat Jumat
dikotori untuk dijadikan "alasan dusta laskar jahad" ! Mengapa tidak cari alasan seperti
"Parlan sakit perut", atau "Isteri Parlan melahirkan", tetapi memilhi "Parlan sedang
Sholat Jumat", yang terlalu mudah dan terkesan latah saja? Saya yakin, Dance tidak akan
memikirkan untuk "menukar posisi Parlan dengan sebuah bom"! Korban "seringkali" melewati
daerah Galunggung dan ditemani oleh seorang teman/patner Muslim, tetapi "korbnan tidak
seringkali membawa 'cengkeh' dalam jumlah yang banyak seperti hari itu! Mengapa Kapolres
dungu kita tidak menggarap segi "motivasi" dari segi "muatan berharaga" yang cukup
menggiurkan? Mengapa "Parlan tidak diinterogasi, untuk melihat alasan di balik ketidak-
hadirannya"?

SOURCE: SIWALIMA ; DATE: 2001-09-25
Sementara itu ada juga sebagian kalangan yang mempertanyakan posisi truk yang terlihat
rapih di jalan, seolah-olah tidak terkena ledakan bom. Pasalnya kalau bom meledak dari
dalam mobil maka posisi mobil tidak seprti yang terlihat, bahan mungkin bergeser ke tepi
jalan dengan posisi yang tak karuan.

JOSHUA:
Itulah yang saya katakan juga, "Dance diledakkan ketika truk sedang melambat, atau
berhenti sama sekali!" Jika dia kuatir untuk lewat Galunggung tanpa Parlan, truk akan
dipacu, dan ledakkan dua bom yang berkekuatan tinggi, akan melempar atau menggulingkan
truk! Mengapa Kapolres dungu kita tidak menggarap kemungkinan dari segi "posisi mobil
setelah meledak"???

SOURCE: SIWALIMA ; DATE: 2001-09-25
3. KELUARGA DANCE WATTIMENA RAGUKAN PERNYATAAN KAPOLRES
Ditambahkan juga, ketika tiba di rumah kondisi tubuh bapaknya sudah tidak utuh lagi.
Bagian tubuh sebelah atas masih utuh sedangkan tubuh bagian bawah hancur semua, wajah
sebelah kiri hancur, mulutnya dirobek, bagian pinggang sampai ke kaki dicincang dan kulit
kakinya dilepas dan diletakan di punggung belakang. "Kalau mereka katakan papa dibom
pasti bagian tubuh yang lain juga ikut terbakar, untuk itu menurut prediksi kami
keluarga, papa dipukul dengan benda keras yang tumpul, namun kami keluarga tidak berniat
melimpahkan masalah ini ke pengadilan," tuturnya .

JOSHUA:
Satu kemungkina baru! Dance dibunuh sebelum diledakkan! "laskar dungu" mengatakan "bagian
kanan Dance yang parah, te tapi keluarganya mengatakan bagian atas utuh, tetapi wajah
sebe lah kiri hancur! Jika Dance sedang, katakanlah berbicara dengan seseorang yang
menggantung di pintu, atau di luar, maka kepalanya akan di jendela! Jika bom meledak pada
saat itu, maka wajah bagian kirinya akan dirobek sisi atas jendela, dan kemudian
dibenturkan ke kap mobil! Tetapi melihat bagian pinggang dan kaki yang seperti dicincang,
saya sukar membayangkan ada semacam "bom silet" (biasanya diisi paku dan ampas besi)!?
Jika Dance dibunuh lebih dahulu, dimana dia dibunuh? Mengapa harus diledakkan di
Galunggung? Jika dia dibunuh di Galunggung kemudian diledakkan, saya harus menarik mundur
"teori Aparat sudah mengenal 'kendaraan transaksi' dan tidak melihat yang datang dari
sebelah kanan! Sudah terlalu banyak yang harus dikerjakan atas Dance Wattimena, tanpa
diketahui oleh Aparat! Hal ini hanya mungkin, jika "Aparat bekerja sama"! Ddi dalam
kemungkinan ini, barulah "raibnya cengkeh dapat dijelaskan"!

SOURCE: SIWALIMA ; DATE: 2001-09-25
KAPOLRES GEGABAH
Berdasarkan analisa kami, tidak mungkin bom meledak di bawah jok tempat duduk sopir,
kalau dikatakan demikian, mari kita melihat kondisi mobil itu yang ternyata hanya kaca
mobil saja yang pecah sementara yang lain tidak seperti jok dan sebagainya masih utuh.
Berdasarkan keterangan saksi mata, korban mengalami putus kaki rata, bola mata hilang
sehingga kemungkinan ada pihak lain yang membunuh korban.

JOSHUA:
Jika bagian depan mobil, selain kaca, masih utuh, maka "bom itu hanyalah semacam
penghilang jejak"! Bom "tidak memotong kedua kaki seperti digergaji atau ditebas, dan
tidak mencincang pinggang secara beraturan"! Benturan yang amat keras pada belakang
kepala akan mengeluarkan bola mata dari dalam rongganya, tetapi akan tetap tergantung di
wajah! Paling buruk, ototnya putus, dan jatuh ke lantai! Jika bola mata sampai hancur
karena ledakan, maka kepala seharusya tidak berbentuk lagi! Saya sudah mulai melihat
adanya suatu "persekongkolan model si Yudas Iskariot", yang dilakukan terhadap Dance
Wattimena!!!

SOURCE: SIWALIMA ; DATE: 2001-09-25
Menyangkut muatan pun tidak sebanyak 22 karung cengkeh dan 6 karung pisang melainkan
sekitar 80 karung cengkeh serta beberapa karung pisang, sesuai keterangan pemilik Ny.
Serly Wairata, tidak seperti yang disampaikan Kapolres yang terkesan tidak akurat karena
investigasi tidak optimal. Belum lagi korban yang diserahkan oleh kepolisian kepada
keluarga tanpa ada hasil visum dokter. Jadi sekali lagi, kami menyesali pernyataan
kepolisian secara gegabah tanpa dilandasi oleh hasil investigasi yang optimal, tandasnya
mengulangi rasa sesal. (SW-27L/11D)

JOSHUA:
Itulah juga yang memaksa saya menyebut "Kapolres dungu"!!! Masakan orang ini meminta
keaksian tentang jumlah dan jenis muatan, cuma dari warga sekitar, lalu membantah bahwa
tidak ada yang hilang dijarah? Dia seharusnya menginvestigasi penjual/pengantar cengkeh
dan pisang di Passo (?) atau malah ke sumbernya di Saparua (dll), dan
pembeli/pemilik/pemesannya, seperti Ny. Wairata di atas! Jika "catatan Dance" yang
biasanya tersimpan di laci kompartemen mobil masih utuh, itupun bisa dijadikan
pembanding, atau malah bukti! Apakah Polisi sekarang memang semodel dengan "Bimantoro
mengejar Tomi"? Yang paling busuk di sini adalah "laporan Polisi tanpa visum dari
dokter"!

Jangan menyesali, tindakan si Kapolres Dungu, tapi tuntut dia untuk memberikan
penjelasan! Selidiki rumahnya bau cengkeh atau tidak, karena dia tidak sedikitpun
menanyai si Parlan! Yang saya lihat adalah, "Dance Wattimen dibunuh, sebagian besar
cengkehnya dan mungkin uang tunainya dijarah, barulah dia diledakkan, seakan-akan terjadi
kecelakaan "bom panas Hasanudin"! Ingat, hanya "laskar jarah" yang memberikan keterangan
tentang "uang tunai sejuta rupiah" milik almarhum! Sayangnya, Ambon lagi sial, memiliki
seorang Kapolres Dungu!

Berikutnya, tentang "Kapolda"!!!

Salam Sejahtera!
JL.

    Source: geocities.com/baguala67