Kabar dari PIJAR

 
Subject: JEFF WINTERS TENTANG LENGSERNYA PRABU SUHARTO

Date: Thu, 21 May 1998 09:29:52 -0400 (EDT)

 
JEFF WINTERS TENTANG LENGSERNYA PRABU SUHARTO

T: Bagaimana pendapat Anda setelah mendengar Suharto turun dan Habibie naik?

J: Saya cuma bisa gembira selama 2 menit! Karena saya sadar bahwa kita masih harus bekerja keras sekali. Ekonomi Indonesia sekarang dalam keadaan yang sangat parah, butuh sekali kepercayaan dunia internasional. Sedangkan Habibie sudah dikenal sebagai tokoh yang idiot dan korup! Tidak mungkin pemerintahannya akan mendapat kepercayaan dunia internasional. Akibatnya krisis ekonomi ini akan terus berkepanjangan dan bangsa Indonesia akan semakin sengsara.

T: Apa ada pendapat lain yang mirip pendapat Anda?

J: Malam ini di televisi deplu AS mengatakan "Penyelesaian ini kurang ideal. Yang dibutuhkan Indonesia adalah pemilu yang baru." Pernyataan ini agak mengejutkan karena biasanya deplu AS itu sangat hati-hati. Tapi sekarang saya kira mereka juga melihat semacam perubahan semu, "change without change."

T: Bagaimana Anda sendiri memperkirakan perkembangan di hari-hari mendatang ini?

J: Yang paling berbahaya adalah kalau rakyat Indonesia bisa ditipu sekali lagi oleh taktik Suharto ini. Karena dengan mengangkat Habibie, sebenarnya Suharto sendiri masih tetap berkuasa di belakang layar. Cuma sekarang dia memakai Habibie sebagai bonekanya dan sekaligus tamengnya. Jadi setiap kali kita dengar Habibie bicara atau memutuskan sesuatu sebenarnya dia cuma menjalankan pikirannya Suharto.

T: Ribuan mahasiswa masih bergerak di seluruh Indonesia. Apa yang sebaiknya mereka renungkan dalam saat bersejarah ini?

J: Pertama, para mahasiswa harus mengingat pengorbanan yang sudah diberikan oleh teman-teman mereka di seluruh Indonesia. Mereka yang membuka jalan untuk gerakan ini sudah difitnah, dihajar, digebug, dipentung, diinjak-injak, disemprot, disiksa, distrum, dan bahkan ditembak. Lalu ada ratusan

korban di kalangan rakyat yang dibakar hidup-hidup. Masih belasan mahasiswa yang dipenjara atau hilang. Pengorbanan ribuan orang itu jangan dilupakan. Hanya dengan pengorbanan itu gerakan mahasiswa bisa sampai ke tahapan sekarang ini. Kalau hasilnya cuma Habibie naik dan Suharto ada di belakang layar, itu berarti pengorbanan selama ini sudah sia-sia.

Kedua, jangan lagi mahasiswa terlalu memusatkan perhatian ke satu tokoh. Kita harus memahami dan kemudian melawan seluruh sistimnya. Kita harus terus berjuang. Tapi jangan lagi menghantam tokoh. Bongkar sistimnya! (Habis, wawancara 21 Mei 1998).***


Kembali ke Daftar Isi