Hari minggu, tanggal 28 Juni 1998 yang lalu, seusai mempersembahkan Misa Requiem bagi Korban Kerusuhan Mei 1998, Romo Sandyawan mengadakan sarasehan dengan umat yang dilangsungkan di aula Gereja Katolik Santo Thomas Rasul, Bojong Indah, Cengkareng.

Dalam acara yang berlangsung tertib, sederhana, dan sangat dialogis Romo Sandyawan memberikan 'contekan' yang cukup menyeramkan. Beliau menggungkapkan bahwa sebentar lagi akan beredar foto-foto mengenai peristiwa pemerkosaan secara masal terhadap wanita-wanita keturunan tionghoa yang terjadi pada tanggal 13 Mei lalu.

Foto-foto yang secara detail dibuat oleh 'tim pemerkosa yang terorganisir' ini sengaja disebar untuk menciptakan teror baru ditengah masyarakat. Kemungkinan foto-foto ini akan dilepas ke tangan LSM- LSM yang ada di Indonesia atau bahkan disebar secara masal ke publik.

Romo Sandyawan berkata bahwa tindakan ini serupa dengan provokasi penyebaran foto-foto pemerkosaan sistematis yang dilakukan terhadap seorang aktivis wanita di Timtim.

'Contekan' dari Romo Sandyawan ini saya 'intipkan' kepada rekan- rekan dengan harapan agar kita semua tidak terpancing dengan teror dan luapan emosi yang dapat timbul saat foto-foto tersebut dilepas ke publik. Jika kita terpancing provokasi tersebut, maka jumlah air yang masuk kedalam lambung kapal kita akan semakin banyak.

Saya juga berharap agar 'contekan' ini disebar seluas mungkin guna menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa 'sang siluman' masih bebas menari-nari di negara ini dan semoga kekuatan kesadaran kolektif ini dapat meredam efek destruktif ke titik yang seminim mungkin. Banyak rekan-rekan wanita yang terteror mentalnya seusai mendengar atau membaca kisah-kisah pemerkosaan yang sengaja dilakukan secara brutal, teror yang mereka rasakan tentu akan berlipat ganda saat foto-foto tersebut disebar.

Semoga peringatan dini dari Romo Sandyawan ini dapat mempersiapkan kondisi kejiwaan kita semua dalam menghadapi strategi-strategi keji tersebut.

 

Back to Witnesses/News