
| |
Daftar isi
Menjelang abad berakhirnya abad ke 20, tantangan yang harus dihadapi
oleh kita sebagai bangsa semakin berat. Kita harus membangun kembali negara yang seluruh
sendi-sendinya hampir ambruk diterpa krisis ekonomi dan sosial politik yang hebat. Tak
hanya itu, kita harus bersaing dengan negara-negara lain didunia, yang jauh lebih siap
untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin sulit.
Untuk dapat bersaing, Indonesia
harus mengembangkan sumber daya besar yang saat ini sering diabaikan: Sumber Daya Manusia.
Menyadari pentingnya pengembangan sumber daya manusia, kami ingin memberikan sumbangan
sesuai dengan kemampuan kami yaitu:
Pembicara
- Secara umum masyarakat Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang sulit mengungkapkan pendapatnya secara verbal. Semua lapisan masyarakat,
mulai dari siswa di kelas-kelas sampai anggota DPR adalah peserta pasif di lingkunganya.
Banyak pula masyarakat yang terjebak dalam pola pemikiran kelompok, dan tak dapat menerima
perbedaan pendapat dengan baik. Berdebat dapat mengubah semua itu. Dalam berdebat kita
dihadapkan dengan tantangan untuk mendefinisikan argumen dengan baik dan mempertahankannya
di hadapan orang lain. Pendebat yang baik adalah orang yang menjunjung tinggi perbedaan
pendapat sebagai jalan untuk belajar dan memperluas wawasan diri sendiri.
Pembicara bahasa Inggris yang baik
- Kurangnya penguasaan bahasa Inggris adalah salah satu
faktor penghambat pengembangan sumber daya manusia untuk dapat bersaing dengan negara
lain. Kompetisi ini akan menggunakan gaya berdebat Parlemen Australasia dengan menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.Para peserta harus dapat mengungkapkan argumen
mereka dalam bahasa Inggris yang baik untuk dapat berhasil.
-
Pemikir Kritis
Berpikir kritis bukanlah hal yang mengakar kuat di Indonesia, terutama
selama 33 tahun terakhir. Sistem pendidikan yang mengandalkan indoktrinasi bahkan sampai
di tingkat perguruan tinggi telah gagal melahirkan para pemikir kritis. Dalam berdebat,
penguasaan penggunaan bahasa tidaklah cukup . Dalam waktu yang cukup singkat, seorang
pendabat harus dapat menganalisa topik yang diperdebatkan, melihat seluruh aspek
permasalahan dan menemukan bukti-bukti yang mendukung argumen mereka
Jelaslah bahwa debat memberikan banyak manfaat. Karena itu kami ingin
meneruskan usaha untuk mempopulerkan kompetisi debat di Indonesia, yang telah dimulai
dengan penyelenggaraan IVED 98. Tanda-tanda awal keberhasilan telah mulai nampak
sejak kegiatan tersebut dilakukan. Banyaknya perguruan tinggi menunjukkan antusiasme
dengan menjadi peserta. Beberapa diantara mereka telah mendirikan komunitas debat di
kampus masing-masing. Bahkan ada pula yang telah menyelenggaralan kompetisi debat regional
yang dilaksanakan pada awal tahun ini.
Seperti pada kegiatan IVED sebelumnya, kompetisi tahun ini akan
menggunakan standar dan format yang banyak digunakan dalam kompetisi debat regional dan
internasional. Dalam kegiatan ini pemikir-pemikir hebat akan bertemu. Dan walaupun ini
merupakan sebuah kompetisi, sebagai mahasiswa kami terikat dengan idealisme untuk
memdiskusikan masalah-masalah sosial, politik, ekonomi dan budaya yang saat ini sedang
berkembang di masyarakat
Untuk melakukan sosialisasi debat, terutama kompetisi debat, sebagai kegiatan
kemahasiswaan di kampus.
Untuk memberikan kesempatan kepadapara mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan debat
kompetitif, yaitu: Kemahiran berbahasa Inggris, pemikiran logis dan kritis, kemampuan
berbicara di depan umum, dan kemampuan untuk memformulasi, mempresentasikan dan
mempertahankan argumen.
Untuk mengembangkan jaringan dan persahabatan
diantara mahasiswa perguruan tinggi di seluruh Indonesia
Kegiatan yang ditawarkan adalah dalam bentuk kompetisi debat sebagai berikut:
Nama : Indonesian Varsity English Debate 1999
(IVED 99)
Format : Parlemen Australasian
Bahasa : Inggris
Peserta : Mahasiswa perguruan tinggi dari seluruh
Indonesia
Waktu : 13 - 16 Agustus 1999
Tempat : Kampus Semanggi, Unika Atma Jaya Jakarta
Kegiatan ini diadakan
oleh panitia IVED 99 Unika Atma Jaya. Atma Jaya memperoleh mandat sebagai penyelenggata
dalam pertemuan Indonesian Council Meeting yang dilakukan dalam IVED 98. Panitia Atma Jaya
dimotori oleh veteran IVED 98 dan didukung oleh panitia yang terdiri dari seluruh elemen
keluarga besar Atma Jaya.
Ketua Panitia : M. Budi Aditya Akbarsjah
Wakil Ketua Panitia : Carmelita S. Cajumban
Sekretaris : Leo Antonius
Bendahara : Daniel Budi Dharmawan
Koordinator Program : Lince
Koordinator Teknis : Aviva Nababan
Koordinator Hubungan Masyarakat : Alexander Raymond Pohan
Koordinator Dana : Febian Lilipaly
|