Kita semua hidup, bergerak dan memiliki keberadaan kita dalam Allah. Tetapi bila kita semakin menjauhiNya kita akan binasa. Kita semakin kehilangan kenyataan hidup. Sebuah pertanyaan yang terus menerus direnungkan ialah mengapa Allah mengizinkan sedemikian banyak sengsara terjadi di dunia. Allah "mengizinkan sengsara?" Itu sama saja dengan anda pergi bertanya kepada Menteri Perhubungan mengapa ia mengizinkan kecelakaan terjadi di jalan. Sang menteri akan menerima tuduhan anda sambil menunjuk kepada buku peraturan lalu lintas. "Setiap kali sebuah peraturan dilanggar maka kecelakaan dan penderitaan mungkin saja terjadi," ia akan menjawab.
Umat manusia menderita terutama karena sebuah alasan - mereka mengabaikan Buku Allah yaitu Alkitab sehingga kemudian segala sesuatu menjadi tidak beres. Pencipta kita mengetahui cara Dia menciptakan kita, dan karena itu Dia bersabda, "Janganlah kamu ...." Ucapan "Janganlah kamu" tiada dibuat untuk merusak kegembiraan melainkan karena Allah mengetahui bahwa jiwa kita tak dapat menangani dosa dan sesungguhnya dirusak oleh kelakuan buruk. Merupakan hal yang bijaksana untuk membaca buku petunjuk sebelum menggunakan suatu alat yang baru. Orang-orang cemas mengenai kemungkinan merusak alat perekam (tape recorder) atau mesin pencuci, tetapi agaknya tidak peduli menghancurkan roh dan jiwa mereka sendiri dengan racun dosa.
PERLUNYA PEMBERITAAN INJIL MEMANG MUTLAK.
PENGINJILAN DENGAN API
Reinhard Bonnke, hal 75
Mengapa Umat Manusia Menderita