sajak - sajak peduli bangsa
                                    ( diambil dari rubrik SIRKUIT harian Republika Minggu )
       
             
            ASPAR PATURUSI


 
            KOK SEJARAH BERULANG
             

            Matahari tak berubah
            kemarin dan hari ini
            sejarah ikut berulang
            masih itu-itu juga
            Semula ada angin segar
            melayangkan mimpi indah
            tapi udara semakin keruh
            jalan-jalan pun berkabut
            Kau masih di bawah kolong
            berteduh bersama anak jalanan
            seraya mendulang harapan
            sekitar debu beterbangan
            Siapa peduli pada nasibmu
            ketika orang gencar berburu
            tak membiarkan ada tersisa
            tersisih tetap yang lemah
            Masih begitu-begitu juga
            Siapa membuat sejarah berulang
             

            1998
             



             

            ORANG-ORANG TIKUNGAN
             

            Orang-orang bergegas ke tikungan
            kereta melengking lewat
            orang-orang itu pun lenyap
            Di tengah gelanggang upacara
            orang-orang itu tampil di panggung
            mereka sangat mahir menyihir kata reformasi
            Orang-orang tikungan
            jitu membaca cuaca
            tahu kapan mendung berlalu
            seraya menunggu kereta
            Orang-orang tikungan
            muncul dari segala arah
             

            1998
             


             
            HARI-HARI AMARAH
             

            Hari-hari penuh teriakan
            hari-hari penuh makian
            hari-hari penuh kutukan
            hari-hari penuh perlawanan
            hari-hari berdarah
            hari-hari amarah
            hari-hari airmata
            hari-hari putus asa
            hari-hari bimbang
            hari-hari tak menentu
            hari-hari menyakitkan
            hari-hari harapan
            hari-hari kemenangan

            Semua itu terjadi karena ribuan hari terkerangkeng
            ribuan hari penuh ancaman
            ribuan hari penuh tekanan
            ribuan hari kita diam dan dibungkam
            ribuan hari kita tak tahu mau berbuat apa
            ribuan hari sebuah rezim mempertahankan kekuasaannya
            dengan segala cara dan rekayasa
            ribuan hari kita diadu domba
            ribuan hari mereka membodohi kita
            ribuan hari mereka menjarah daging, darah, pikiran,
            perasaan, harapan dan mimpi-mimpi kita
            mereka mengepung kita
            mereka memasang telinga dan mata di dinding rumah kita

            Penjarah-penjarah berdasi
            penjarah-penjarah bermobil mewah
            melintas di jalan raya dengan pongah,
            dengan senyum palsu di ujung senyum
            ia tembakkan senjata
            ia lakukan penculikan
            ia lakukan penangkapan
            ia sekap mulut, hati nurani, dan hari depan bangsa
            Ketika penjarah jalanan menyerbu toko-toko
            siapa guru dan panutan mereka kalian semua!
            kalian yang telah menjarah negeri ini sejak sepuluh,
            dua puluh, atau tiga puluh tahun lalu
            Kini negeri ini engkau sengsarakan
            semua telah habis, habis,
            habis...

            bahkan juga airmata kami begitu pedih, begitu memilukan
            negeri ini engkau biarkan sekarat dan luka parah
            Sekarang engkau jangan lari
            bersujudlah di depan airmata rakyat
            jalani hukuman di dalam penjara derita rakyat
            Kini engkau terpuruk oleh dosa-dosamu
            engkau terkapar oleh suara hatimu sendiri
            engkau sangat terlambat untuk jatuh terhormat
            engkau biarkan rasa sakit berkepanjangan
            negeri dalam duka cita yang memilukan
            Sejarah meningalkanmu sendirian!
             

            1998
             

            juni - 1999