sajak - sajak peduli bangsa
          ( diambil dari rubrik SIRKUIT harian Republika Minggu )
           


           

          EDDY  WAHYUDDIN  SP



           
          DONGENG BAGI CUCU SANG FAJAR
           

          Percakapan apa kau timbun di sini?
          semalaman bulan mereka tabuh
          iramanya membelenggu roh kepedihan
          memburu makna kehidupan,
          menggeram menyusup lewat jendela prasangka

          Wahai, cucu Sang Fajar
          lihat leher negeri hijau tua ini
          mereka gelayuti malapetaka,
          hitam kusam tanah jadi tak berwarna
          air beku di dahan kaku
          menggambar garis batas demarkasi
          mengaburkan terang dini hari
          dari keindahan musim bernama puisi diri

          Tak percayakah kau kepada matahari
          suara erangannya lepas menyeruak bumi
          melunuhkan kemilau sayap cinta pada hati
          menebarkan daun-daun bermantra gaib
          tentang deru di bawah tanah,
          bergemuruh,
          meronta dengan wajah keruh
          menembangkan lagu lolong

          Kini dengar cucu Sang Fajar
          kedipkan matamu sebagai satu isyarat
          kakek, juga bapak, sudah lama jadi belulang
          di mana-mana ibumu mengeluh,
          ujarnya
          Pertiwi telah terkepung jutaan aksara dusta,
          menyusuri gerhana duka

          Ah, marilah kita sabung nyawa ke lidah fajar menari
          sambil memekik,
          dongeng nenek tak menarik hati kami lagi
          biarlah aku menjalani karmaku sendiri
          menjilati racun yang tadi kau bagi,
          saat menanti datangnya pagi
          walau itu tak lagi punya arti
           
           

          Banjarmasin, Mei 1998
           



           
           

          juni - 1999