DALAM KEKURANGAN ....
From: "Budi Yulianto"
Date: Fri, 09 Apr 1999 10:58:54 PDT
Subject: [STTSAlnet] Tempayan retak

KITA SEMUA ADALAH TEMPAYAN RETAK

Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar;
masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan,
yang dibawanya menyilang pada bahunya.

Satu dari tempayan itu retak,
sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat
membawa air penuh setelah perjalanan panjang
dari mata air ke rumah majikannya,
tempayan retak itu hanya dapat membawa
air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari.
Si tukang air hanya dapat membawa
satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa
bangga akan prestasinya, karena dapat
menunaikan tugasnya dengan sempurna.

Namun si tempayan retak yang malang itu
merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan
setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini,
tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,
"Saya sungguh malu pada diri saya sendiri,
dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air.
"Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini,
membawa setengah porsi air dari
yang seharusnya dapat saya bawa
karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat
air yang saya bawa bocor sepanjang jalan
menuju rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi,"
kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak,
dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
"Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah
di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit,
si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari
bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan,
dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih
karena separuh air yang dibawanya telah bocor,
dan kembali tempayan retak itu
meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu,
"Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga
di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga
di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain
yang tidak retak itu?
Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu
dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga
di sepanjang jalan di sisimu,
dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air,
kamu mengairi benih-benih itu.
Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik
bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita.
Tanpa kamu sebagaimana kamu ada,
majikan kita tak akan dapat
menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak.
Namun jika kita mau,
Tuhan Yesus akan menggunakan kekurangan kita
untuk menghias meja Bapa-Nya.
Di mata Tuhan yang bijaksana,
tak ada yang terbuang percuma.

Jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat
menjadi sarana keindahan Tuhan.

Ketahuilah, di dalam kelemahan kita,
kita menemukan kekuatan kita.

Pengarang tidak diketahui -

Just pass them on...
Bagi yang tersentuh, silakan forward to the others.
Yang enggak tersentuh, silahkan kirim ke recycle bin