ANTARA, 30/06/07 13:14
Ketua Sinode GPM Minta Aparat Keamanan Usut "Tarian RMS"
Ambon (ANTARA News) - Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja
Protestan Maluku (GPM), Pdt. John Ruhulesin, meminta aparat keamanan untuk
mengusut tuntas pelaku dan "aktor intelektual" di balik "tarian liar" yang diperagakan
simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS) saat peringatan Harganas ke-XIV yang
dihadiri Presiden SBY di lapangan Merdeka Ambon, Jumat pagi.
"Saya minta aparat keamanan harus mencari hingga ke 'akar-akar' siapa
sesungguhnya "aktor intelektual" yang merancang 'tarian liar' sehingga mengagetkan
Kepala Negara dan aparat keamanan, baik TNI maupun Polri ketika secara serentak
memperagakan tarian cakalele (perang-red) disaksikan ribuan orang," katanya di
Ambon, Sabtu.
BPH Sinode GPM Pdt Ruhulesin sebagai pimpinan tertinggi gereja Protestan di
Maluku menginginkan aparat keamanan menegakkan hukum dengan mengusut
tuntas "aktor intelektual" di balik upaya memecah belah keutuhan NKRI, sekaligus
perdamaian yang dirajut orang Maluku tanpa melihat agama, suku maupun golongan.
"Pemerintah melalui aparat keamanan harus sesegera mungkin melakukan proses
hukum terhadap pelaku 'tarian liar' dan mengungkap 'aktor intelektual' yang pastinya
menyusun skenario matang sehingga masalah ini tidak dialihkan ke persoalan
agama," pintanya.
Kasus "tarian liar" ini sebenarnya, menurut dia, merupakan politis kriminal yang
pengungkapannya harus melalui jalur hukum.
Ia pun mengajak umat Kristen di Maluku agar menyikapinya secara tenang dan tidak
emosional.
"Marilah kita fokuskan tangggung jawab bersama antara umat Kristen maupun Islam
di Maluku dalam komitmen ikatan persaudaraan memerangi aksi-aksi provokasi yang
berupaya mendiskreditkan keutuhan NKRI, sekaligus rajutan perdamaian di daerah ini
dengan belajar dari 'pengalaman pahit' konflik sosial sejak tahun 1999 lalu," ujarnya.
(*)
COPYRIGHT © 2007 ANTARA
|