Banjarmasin Post, 23 August 2007 02:55
Pollycarpus Sebut 5 Pejabat
DUGAAN Keterlibatan mantan pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus dalam kasus
pembunuhan aktivis HAM, Munir, kian jelas. Menurut keterangan saksi Asrini Utami
Putri, Polly berbincang-bincang dengan Munir di kafe Coffee Bean, Bandara Changi
Singapura, saat pesawat Garuda G-974 yang mereka tumpangi sedang transit.
"Mereka bertiga. Satu lagi ada pria berambut gondrong," ujarnya.
Isi pembicaraan ketiganya, Asrini mengaku tidak mengetahuinya. Ia hanya menatap
ke arah ketiganya sekitar 10 detik, sekembalinya dari toilet. Pada awalnya Asrini juga
tidak mengetahui jika pria yang berbincang dengan Munir itu bernama Pollycarpus.
Ia baru mengetahuinya setelah melihat foto keduanya di internet. "Saya sangat yakin
kalau orang yang saya lihat itu sama. Saya mengenali (Pollycarpus) dari kelopak
matanya yang berwarna gelap. Kalau Munir saya sering lihat di media," kata Asrini.
Dia juga mengatakan orang yangberambut gondrong itu adalah Raymond JJ
Latuihamalo alias Ongen. Pasalnya, Asrini dikenalkan ke Ongen oleh kawannya yang
juga satu pesawat, yaitu saksi Yoseph Riri Mase, yang menjadi kawan Ongen
semasa kecil di Ambon.
Untuk mempertegas, jaksa lantas mempertemukan Ongen dengan Asrini. Setelah
melihat sesaat, dengan yakin Asrini mengatakan Ongen itulah yang dikenalnya.
Mendengar ini, Ongen hanya terdiam dan menundukkan kepala.
Ongen sendiri mencabut keterangannya terdahulu bahwa dirinya mengenal Polly. Ia
juga membantah disebut berbincang dengan Munir dan Polly saat berada di kafe. Ia
mengaku hanya meneguk teh dan minum obat, lalu kembali ke ruang tunggu di Gate
42 bandara.
"Saya tidak kenal dia (Polly). Saya lihat Munir di kafe tapi saya tidak tahu dia
berbicara dengan siapa. Saya tidak mau ambil pusing," katanya.
Perkenalan Ongen dengan Asrini dibenarkan oleh saksi Yoseph. "Ya, saya yang
mengenalkan Asrini dengan Ongen. Waktu itu kita lagi di waiting room (ruang
tunggu). Saat itu Munir juga lewat, tapi kita hanya say hello saja," katanya.
Dekat BIN
Sebelumnya, keterangan saksi mantan Dirut PT Garuda Indra Setiawan, dan mantan
anggota BIN, Raden Rahmat Fatma Anwar alias Ucok, juga menguatkan dugaan
kedekatan Polly dengan BIN.
Ucok, mengaku pernah melihat Polly di pelataran parkir kantor BIN, saat dirinya
masih menjadi anggota BIN, sekitar tiga tahun lalu. "Waktu itu dia baru habis parkir
mobil. Saya lihat dia dari atas motor dengan jarak sekitar lima meter. Saya tahu dia
adalah Polly setelah bertanya kepada teman saya di kantor," kata Ucok.
Sementara itu, dalam rekaman pembicaraannya dengan Indra yang diperdengarkan
oleh jaksa, Polly menyebut-nyebut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
Ketua Pembina Yayasan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Harry
Tjan Silalahi, mantan Wakil Kepala badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) Ali
Murtopo, mantan Jaksa Agung Abdulrahman Saleh dan Ketua MA, Bagir Manan.
"Ya itu suara saya. Itu hanya untuk menyenangkan (Indra) saja kok. Seperti waktu
saya di dalam (penjara) dulu, juga diberi spirit oleh orang-orang. Mereka bilang;
sudahlah Pak Polly, di atas sudah diatur. Itu juga spirit," aku Polly.
Namun, Bagir bereaksi keras. "Saya sendiri nggak pernah tahu Polly. Andai di sini
pun ada dia, saya nggak tahu. Saya sama sekali tidak kenal. Jadi kalau begitu dalam
kasus ini, pasti bohongnya," tegas Bagir. Oktober tahun lalu, MA membebaskan
Pollycarpus dari hukuman 14 tahun yang dijatuhkan PN Jakarta Pusat. Persda
Network/bdu/dtc/tmp/okc
Copyright © 2003 Banjarmasin Post
|