Cenderawasih Pos, 30 Juni 2007 05:21:16
TNI Akui Sudah Beri Peringatan Ke Polri
JAKARTA---Markas Besar TNI tak mau disalahkan terkait insiden penari cakalele
yang menerobos acara presiden SBY di Ambon. Kepala Pusat Penerangan Mabes
TNI Marsekal Muda Sagoem Tamboen mengatakan pihak intelijen TNI sudah
memberikan laporan perihal ancaman itu pada otoritas pengamanan setempat.
"Sudah ada warning awal, sebelum kunjungan presiden sudah ada tim yang kesana
dan bekerja dengan satuan-satuan pengamanan yang ada dan memberikan laporan
awal," ujar Sagoem pada koran ini kemarin. Hingga tadi malam, menurut Sagoem,
penyelidikan perkembangan kasus itu berada di tangan kepolisian.
"Tentu yang bertanggungjawab utama sekarang polisi, meski begitu bukan berarti TNI
lepas tangan," ujar mantan Kadispen TNI AU tersebut. Sagoem menjelaskan,
konsentrasi pengamanan yang dilakukan aparat TNI berada di ring satu yang
dipegang Paspampres dan ring dua yang ditangani aparat Kodam XVI Pattimura
setempat. Ring tiga berada di luar stadion dan pintu masuk lapangan, ring dua
jaraknya sekitar 50 meter dari posisi presiden (tengah-tengah lapangan). Sedangkan
ring satu melekat pada presiden.
Itu berarti, kesalahan utama lolosnya penari perang itu terletak pada ring tiga. Pintu
itu dijaga oleh aparat kepolisian setempat. "Tapi, bisa saja penari itu dianggap bagian
dari acara, lagipula kalau bendera memang susah sweepingnya, mungkin saja
dianggap saputangan," kata Sagoem.
Tapi, bukankah ada senjata berupa tombak dan parang yang lolos ? Menurut mantan
staf ahli Panglima TNI itu, tombak dan parang itu menjadi aksesoris dari rangkaian
Cakalele. "Kalau itu sudah bagian dari adapt setempat, kita mau apa," ujarnya.
Meski begitu, Sagoem meminta semua pihak tidak saling menyalahkan terkait
insiden itu. "Ada hikmah besar bagi kita semua, itu berarti RMS masih eksis dan
harus dilakukan operasi penindakan," katanya.
Apakah akan dilakukan operasi militer seperti yang dilakukan dulu di Aceh dan di
Papua ? Menurut sagoem itu bisa saja dilakukan. "Tapi dalam kasus ini (penerobosan
tari) deliknya dipegang kepolisian karena pelakunya perseorangan, operasi militer
baru dilakukan jika nyata-nyata ada upaya gerombolan memisahkan diri dari nkri,"
katanya.
Paspampres Langsung Evaluasi
Masuknya penari cakalele yang membawa tombak hingga berada di ring dua
langsung dievaluasi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres)."Hingga saat ini,
kami belum mendapat laporan mengapa penari yang tidak terdaftar itu bisa masuk
area ring dua," ujar salah seorang anggota Paspampres pada koran ini tadi malam.
Dia menceritakan, setelah ada aksi mengeluarkan bendera, paspampres langsung
membuat pengamanan berlapis di sekeliling presiden. "Tanggung jawab kami hanya
di sekeliling podium, kami tidak terpancing untuk masuk (ke lapangan).Bisa saja itu
strategi jebakan yang mengancam presiden," ujarnya.
Paspampres hanya mengirimkan empat orang anggotanya untuk ikut menghalau
bersama aparat kepolisian. "Saya tahan, jangan sampai keluar posisi dan
kecolongan," kata sumber itu.
Menurut dia, begitu penari masuk ke lapangan, salah satu anggota paspampres
langsung mengecek listing run- down acara. "Karena jelas-jelas tidak ada, kami
langsung siaga, kalau mereka masuk satu langkah saja ke ring satu pasti sudah
ditindak keras," katanya.
Apakah paspampres kecewa dengan polisi yang dinilai lalai berjaga di ring tiga ?
Menurut perwira itu, kejadian Ambon bukan semata-mata salah satu pihak. "Semua
salah, karena itu tak usah cari-cari kesalahan, yang jelas kedepan supervise
paspampres di ring tiga dan ring dua akan diperketat, kita pastikan benar-benar clear
dan secure," katanya.
Wakil Ketua Komisi III (bidang Hukum) DPR Suripto menilai insiden Ambon
membuktikan kerja intelijen mandul. "Bukankah harus ada id khusus dan pengecekan
akhir pada setiap acara kepresidenan," katanya kemarin.
Mantan praktisi intelijen Bakin itu meminta Pangdam XVI Pattimura, Kapolda Maluku
dan Ketua Pos Wilayah BIN di Ambon diganti. "TNI dan kepolisian sudah
menghabiskan miliaran rupiah uang rakyat untuk pengamanan itu, masih saja
kecolongan," katanya. (rdl/tom)
All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
|