Cenderawasih Pos, 04 Juli 2007 05:46:34
Polisi Dan TNI Siaga
Nyaris Bubarkan Acara
SEMENTARA ITU, menyusul aksi pembentangan bendera bintang kejora saat acara
pembukaan Konferensi Dewan Adat Papua di GOR Cenderawasih Jayapura, Selasa (
3/7) kemarin, sempat menyulut reaksi pihak aparat keamanan. Mereka menilai, aksi
tersebut dianggap sudah menyalahi kesepakatan. Bahkan telah keluar dari koridur
hukum.
Karena itu, pihak aparat keamanan berencana akan membubarkan kegiatan tersebut
malam itu. Terkait dengan rencana tersebut, sore kemarin langsung dinyatakan siaga
satu.
Bahkan, pihak kepolisian dan TNI, telah menyiagakan pasukannya masing. Untuk
anggota polisi sendiri, kemarin telah disiagakan sebanyak 3 SSK, baik dari Dalmas
maupun Brimob Polda Papua.
Mereka telah stand by di Mapolresta Jayapura tinggal menunggu perintah. Sementara
dari TNI, juga disiagakan sebanyak 5 SSK. 1 SSK disiagakan di Korem 172/PWY, 1
SSK disiagakan di Kodim dan 3 SSK disiagakan di Kodam.
Terkait dengan hal itu, kemarin sore, Kasdam XVII/ Trikora Brigjen TNI Geerhan
Lantara, Danrem 172/PWY Kolonel Kav Burhanuddin Siagian dan Dandim 1701/
Jayapura Letkol Kav A.H Napoleon telah mengelar rapat koordinasi bersama
Kapolresta Jayapura AKBP Robert Djoenso Mapolresta Jayapura untuk menyikapi
terhadap kondisi tersebut.
Tidak itu saja, jelang rencana pembubaran konferensi DAP tersebut, 3 SSK anggota
kepolisian yang disiagakan di Mapolresta Jayapura bahkan telah melakukan patroli,
sekaligus show force melewati depan GOR Cenderawasih.
Namun akhirnya, rencana tersebut dibatalkan setelah dilakukan negoisasi antara
pihak panitia dengan Kapolresta Jayapura.
Saat ditemui wartawan Kapolresta Jayapura AKBP Robert Djoenso menyatakan, dari
hasil keterangan pihak panitia, pembentangan bintang kejora itu adalah merupakan
rangkaian pertunjukan dari tarian ditampilkan saat pembukaan.
" Ini hanya salah persepsi saja. Menurut mereka bintang kejora itu adalah bagian dari
jalan cerita tarian mereka. Sehingga kami masih menerima penjelasan mereka. Tapi,
jika nantinya mereka melakukan kegiatan yang sudah keluar dari koridur hukum dan
bertentangan dengan NKRI, kami tidak segan-segan menindak tegas mereka,"
tegasnya.
Dijelaskan, dari hasil negoisasi itu juga, pihak panitia telah menjamin tidak akan ada
kegiatan yang bertentangan dengan NKRI. Tapi, jika dalam acara itu ada kegiatan
yang dianggap menyimpang, maka mereka harus menerima konsekwensinya.
" Apapun bentuk kegiatan itu jika sudah keluar dari koridur hukum dan NKRI, itu
adalah tindakan makar. Konsekwensinya mereka harus berhadapan proses hukum,"
tandasnya.
Kapolresta meminta kesapakatan yang telah dibuat panitia dengan pihak aparat
keamanan harus dipatuhi. Jika ternyata mereka menipu, dan masih nekat melakukan
kegiatan-kegiatan yang menganggu kedaulatan NKRI, terpaksa akan diambil tindakan
tegas sesuai hukum yang berlaku.
Di tempat yang sama Dandim Jayapura Letkol Kav A.H Napoleon mengungkapkan,
TNI siap membantu pihak kepolisian untuk mengamankan setiap kegiatan yang
mengganggu atau merongrong kedaulatan NKRI.
" Setiap kegiatan atau agenda yang mengarah ke separatis tidak bisa ditolelir. Kami
dari TNI siap menumpas setiap kegiatan yang mengarah ke separatis, karena itu
sudah menjadi musuh negara," tegasnya.
Ditambahkan, Papua adalah bagian sah dari NKRI dan itu sudah diakui masyarakat
internasional. Karena itu, jika masih ada kelompok-kelompok yang mencoba
mengganggu keutuhan dan kedaulatan NKRI, maka itu sudah jelas sebagai separatis.
"Pokoknya yang namanya separatis tidak boleh mendapat tempat di wilayah ini.
Tugas TNI adalah menumpas dan menghentikan kegiatan mereka. Sebab, kalau
keberadaanya dibiarkan saja, jelas sekali ide-idenya akan sangat membahayakan
bagi keutuhan bangsa dan negara," pungkasnya. (mud)
All Rights Reserved 2004. Cenderawasihpos.com
|