The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

HarianKomentar.Com


HarianKomentar.Com, 3 Juli 2007

Demonstrasi di Ambon berbuntut anarkis
Massa Demo RMS, Gereja Malah Dilempar

Insiden tarian cakalele pendukung RMS (Republik Maluku Selatan) di depan Presiden SBY lalu, berbuntut situasi yang cukup mencekam di Kota Ambon. Senin (02/07) kemarin massa penentang RMS turun ke jalan dan bentrok dengan masyarakat umum pengguna jalan. Parahnya, chaos massa ini berimbas pada aksi pelemparan gereja.

Tempat beribadah yang sempat dilempari itu adalah Gereja Maranatha di dekat lapangan Merdeka, tempat massa berdemo terkonsentrasi. Tapi untunglah aksi itu tidak sampai berlarut-larut dan langsung diamankan aparat keamanan. Massa yang lain juga tidak sampai terpancing pada aksi anarkis yang menjurus SARA tersebut.

Seperti diketahui, demo massa ini merupakan kelanjutan dari kekecewaan warga terhadap penyusupan RMS saat peringatan Hari Keluarga Nasional. Mereka menuntut aparat keamanan dan pemerintah daerah bertangung jawab terhadap kasus ini. Mereka juga menuntut RMS dihilangkan dari bumi Maluku. Ketidakpuasan warga dengan tanggapan gubernur, aparat pemda dan aparat keamanan ditumpahkan ke jalan. Massa menjadi liar dan mulai mengecam RMS sambil menutup jalan. Pengguna jalan kemudian protes.

Apalagi telah terjadi penghadangan terhadap kendaraan yang lewat dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Seorang sopir angkutan kota menjadi korban dengan luka di kepala dihantam batu. Dua mobil angkutan umum dan satu motor dirusak massa. Ketegangan ini dengan cepat menjalar ke seluruh Ambon. Terjadi kemacetan lalu lintas di semua jalan dan konsentrasi massa di beberapa sudut kota. Parahnya lagi, aksi provokasi dari pendukung RMS masih terjadi.

Pasalnya, bendera RMS kembali dikibarkan di sejumlah wilayah di Kota Ambon, Maluku, Senin (02/07) kemarin. Pengibaran bendera RMS, tampak dilakukan di sebuah jembatan besi di Desa Galala (Kecamatan Sirimau), Tanjung Martha Fons (Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon) dan di Desa Paso (Kecamatan Baguala), Kota Ambon. Namun seluruh bendera RMS tersebut berhasil diamankan oleh aparat kepolisian.

Sementara itu, menghadapi tuntutan massa, Gubernur Maluku Alberth Karel Ralahalu menegaskan, siap diperiksa terkait aksi pendukung RMS membentangkan bendera "Benang Raja" di hadapan Presiden RI. Gubernur juga mengakui, lolosnya 28 penari liar masuk ke lapangan saat peringatan Harganas, karena aparat keamanan di lapangan tidak menguasai susunan acara yang telah disiapkan panitia.

Secara terpisah, Ketua Badan Pekerja Harian Sinode Gereja Protestan Maluku, Pendeta John Ruhulessyn menilai persoalan ini adalah kejahatan politik dan jangan sampai menodai hubungan persaudaraan masyarakat Maluku, serta tidak digeser ke masalah agama. Kepada seluruh umat Kristiani diminta menyikapinya dengan tenang, damai dan tidak emosional. Senada dengan itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Idroes Toekan juga meminta segenap warga Muslim di Maluku tetap tenang dan tidak terprovokasi aksi para pendukung RMS tersebut.

© Copyright 2003 Komentar Group. All rights reserved.
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/aboroe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044