Indopos, Minggu, 01 Juli 2007
Kapolda Papua Antisipasi HUT OPM
Muncul Isu Serang Pos TNI dan Polri
Hari ini, 1 Juli, diklaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai hari ulang
tahunnya. Tak jarang, kelompok separatis tersebut memanfaatkannya sebagai
momentum pamer eksistensi. Bagaimana situasi di tanah Papua? Inilah wawancara
dengan Kapolda Papua Irjen Max D. Aer.
Situasi keamanan Papua menjelang 1 Juli ini?
Sementara, kondusif. Kami antisipasi dengan peningkatan patroli dan kegiatan
intelijen untuk memantau aktivitas mereka (OPM). Kami juga menggembosi OPM
dengan menggalang dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak
terprovokasi. Selain antisipasi, hari-hari ini juga ada dua agenda yang kami cermati,
yakni rencana kedatangan anggota Kongres Amerika Serikat dan Konferensi Dewan
Adat Papua Senin lusa, 2 Juli.
Jadi, dalam status siaga satu?
Tidak secara formal siaga satu. Tapi, semua anggota di seluruh kesatuan kami minta
waspada untuk patroli. Ada kabar yang beredar bahwa seolah-olah besok juga akan
ada penyerangan pos TNI dan Polri. Jadi, kami antisipasi dengan dua pertiga
kekuatan kami atau sekitar tujuh ribu dari 12 ribu personel yang kami miliki. Kami
juga selalu berkoordinasi dengan TNI karena ada semacam prosedur untuk
melakukan patroli gabungan sejak dua hari ini. Malam ini (tadi malam), kami
tingkatkan intensitasnya. Semua anggota kami. Sebab, sekarang yang BKO dari
Mabes Polri hanya 12 orang anggota Gegana yang bertugas di objek vital Freeport.
Pascainsiden Ambon, ada perintah khusus dari Jakarta?
Justru kami yang selama ini memberikan masukan ke Jakarta karena kami selalu
menyerap informasi di lapangan. Memang tadi ada arahan dari Kapolri melalui
telegram untuk lebih meningkatkan pengamanan, khususnya apabila menerima
kunjungan RI 1 dan RI 2. Jadi, tidak khusus terkait besok (hari ini).
Berani menjamin tak akan kecolongan seperti Ambon?
Selama ini, kami sudah melakukan seperti itu. Kami harapkan demikian, tapi susah
kalau nanti mereka mengibarkan bendera di ketinggian (bukit). Itu yang sulit dicegah
karena wilayah kita luas.
Seberapa besar kekuatan OPM saat ini?
Saya tidak begitu hafal jumlahnya, tapi secara persentase sangat kecil dibanding
jumlah warga Papua. Senjata (organik) dia juga tidak banyak dan lebih banyak
rakitannya. Sejak 2002, (aktivitas) mereka memang sangat menurun dan lebih
mengandalkan pada perjuangan diplomatis dan politis untuk mengangkat isu
kemerdekaan. Selain 1 Juli, mereka juga selalu merayakan hari meninggalnya Theis
Hiyo Eluay (ketua Presidium Dewan Papua, Red) tiap 11 November, lalu juga
merayakan hari yang mereka klaim sebagai kemerdekaan Papua Barat pada 1
Desember, dan kemerdekaan Melanesia Barat pada 14 Desember. Semua itu selalu
kami antisipasi. (naz)
©Copyright 2006, Indo Pos Online colo'CBN. |