Indopos, Sabtu, 30 Juni 2007
SBY Disuguhi Bendera RMS
Para Penyusup Jadi Penari Membawa Tombak Tajam
MANUVER SEPARATIS: Salah seorang pengibar bendera RMS di depan Presiden
SBY kemarin (foto). Mereka menyusup sebagai penari dalam acara perayaan ke-14
Hari Keluarga Nasional di Ambon.
AMBON - Kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) menembus pejagaan
ketat pengamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka mengelabui aparat
dengan cara menyamar sebagai penari dalam acara peringatan Hari Keluarga
Nasional (Harganas) ke-14 yang dihadiri SBY di Lapangan Merdeka, Ambon, Jumat
kemarin.
Penyusup yang beranggota 28 pemuda itu membawa tarian cakalele. Begitu berada
di depan RI-1, para pemberontak tersebut mengibarkan bendera RMS.
Mereka masuk lapangan saat Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu memberikan
sambutan. Polisi dan Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) tidak bereaksi
karena mengira para pemuda itu adalah salah satu pengisi acara resmi. Para anggota
separatis tersebut membawa tombak, parang, dan tifa (gendang). Meski merupakan
replika dari kayu, tombak dan parang itu berujung lancip dan tajam. Penari melangkah
hingga delapan meter dari jarak panggung kehormatan, tempat presiden berada.
Awalnya, pengunjung yang memadati sisi kiri dan kanan panggung juga tidak terlalu
curiga. Bahkan, sempat ada yang bertepuk tangan menyambut tarian dinamis itu.
Maklum, tarian yang mereka bawa adalah tarian Cakalele yang sangat populer di
kalangan masyarakat Maluku. Tarian itu adalah tarian perang untuk menggambarkan
pengawalan terhadap Pattimura.
Aparat baru bereaksi saat selembar bendera RMS seluas 20 x 40 cm jatuh dari tifa.
Rupanya, mereka menyimpan bendera tersebut dalam tifa untuk mengelabui petugas.
Salah seorang penari langsung memungut bendera dan mengibarkannya ke arah
podium kehormatan.
Melihat aksi penari itu, Paspampres langsung maju ke depan. SBY sendiri sempat
berdiri. Kapolda Maluku Brigjen Pol Guntur Gatot Setiyawan yang duduk di tribun
kehormatan turun langsung ke lapangan menghalau penari. Ketika aparat masuk
lapangan, pemuda RMS itu lari berhamburan ke berbagai arah, berusaha
meninggalkan lokasi Harganas. Personel keamanan lantas mengejar para pemuda
itu. Mereka dapat diringkus, kemudian dibawa ke Polda Maluku dan Polres Ambon.
SBY kecewa berat dengan kejadian di depan matanya itu. Saat memberikan
sambutan sebelum membaca teks tertulis, presiden memerintah aparat keamanan
melakukan investigasi. "Saya minta untuk dilakukan investigasi, mengapa acara yang
miliki tujuan mulia ini harus terganggu oleh kegiatan tadi," ujarnya.
Ditegaskan, harus ada sanksi tegas karena Indonesia adalah negara hukum. "Apabila
ada rencana yang justru menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban, tentu ada
aturan hukum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah itu," tegasnya.
SBY mengaku beberapa hari sebelumnya memang telah mendapatkan informasi soal
bendera RMS. "Atas info itulah, sesungguhnya saya sampaikan acara itu harus
dipersiapkan dengan baik, jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung
melakukan kegiatan yang tidak baik," pintanya.
Presiden menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan penyelesaian kasus ini kepada
aparat berwenang. "Kalau ada yang ganggu keutuhan NKRI, atas nama konstitusi,
harus berikan tindakan yang tegas dan tepat. Ini tidak bisa ditawar lagi. Keutuhan
bangsa, negara persatuan dan kesatuan, harus tetap dijunjung tinggi dan ditegakkan,"
tegasnya lagi.
Dipersiapkan Matang
Diduga ada anggota panitia yang sengaja memuluskan langkah penari liar itu masuk
ke ring-1 pengamanan presiden. Ambon Ekspres (Grup Jawa Pos) melihat, sebelum
memasuki lokasi perayaan Harganas, penari Cakalele yang bertelanjang dada itu
menari-nari mengitari depan Polsek Sirimau, Kantor Wali Kota Ambon, dan Kantor
Kejaksaan Tinggi Maluku, kemudian masuk ke lokasi Harganas.
Setelah digeledah, ditemukan beberapa bendera RMS dan umbul-umbul RMS
berukuran lebar 10 sentimeter dan panjang 20 sentimeter, yang diselipkan dalam
celana dalam penari. Hingga tadi malam, polisi mengamankan 32 orang yang terkait
dengan insiden itu. Mereka masih diperiksa.
Sebagian besar pelaku berasal dari Desa Aboru, Maluku Tengah, dan merupakan
residivis dalam kasus makar terhadap NKRI. Polisi juga menciduk salah seorang
pentolan Forum Kedaulatan Maluku (FKM) RMS Simon Saiya. Pimpinan Legislatif
FKM RMS itu diciduk sekitar pukul 21.00 WIT di kawasan Batu Gantung Dalam. Kaki
tangan Sekjen FKM RMS Alex Manuputty itu ditangkap tanpa perlawanan.
Setelah menciduk pelaku, polisi menggerebek salah satu rumah di kawasan Mardika
yang digunakan sebagai lokasi rapat untuk mematangkan rencana pengibaran
bendera RMS. Di rumah itu, polisi menyita selembar dokumen RMS, tertanggal 29
Juni 2007. Dokumen itu ditandatangani Simon Saiya.
Alex Malawauw dan Joni Sinay, dua di antara penari, menuturkan, tarian Cakalele itu
disiapkan sejak beberapa hari lalu. "Kami telah latihan menari Cakalele lima kali di
Desa Aboru untuk tampil di perayaan itu (Harganas)," bebernya di Mapolres Ambon.
Mereka mengaku telah rapat dua kali untuk mematangkan rencana tersebut.
Tempatnya di Desa Aboru dan pagar seng di kawasan Mardika, Ambon.
Rapat dipimpin oleh Johan Teterisa alias Yoyo yang bertindak selaku koordinator
penari. "Johan juga yang melatih kami menari dan mengajak kami untuk tampil di
Harganas," jelas Malawauw, seraya menambahkan Johan adalah seorang guru SD di
Desa Aboru.
Sinay mengatakan, penari yang dilibatkan 28 orang. "Bendera kami peroleh dari
Johan sebanyak empat bendera. Dan yang memerintah kami, selain Johan, juga
Simon Saiya," tambah Sinay.
Para pelaku berada di Kota Ambon sejak Selasa (26/6) dari Desa Aboru. Sebelum
beraksi, Alex mengaku para pelaku berkumpul di pelataran Gereja Maranatha. "Itu
atas perintah Johan Teterisa. Jadi, kami hanya ikut ketika disuruh berkumpul dan
berganti pakaian di situ," ujar Alex.
Kapolda menolak dikatakan ring-1 kebobolan. "Kecolongan tidak ada, sudah
berusaha maksimal. Kami ditipu. Mereka (pelaku) katakan merupakan tim tari yang
datang terlambat. Artinya, tidak muncul sejak tadi pagi. Mereka baru datang saat
pidato gubernur. Yang jelas, aksi itu tidak pengaruhi kunjungan SBY," ujar jenderal
bintang satu ini. (jpnn/ambon ekspres)
©Copyright 2006, Indo Pos Online colo'CBN. |