The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

Indopos


Indopos, Selasa, 03 Juli 2007

Tim Mabes Periksa Pangdam
Polri: RMS Menyusup karena Panitia Terlibat

AMBON - Para petinggi Maluku mulai diperiksa. Tim Evaluasi Mabes TNI yang diterjunkan untuk mengusut kasus penyelundupan bendera RMS di depan Presiden SBY kemarin meminta keterangan kepada Pangdam Pattimura Mayjen Sudarmaedy Soebandy.

Karena pejabat yang diperiksa itu termasuk Pangdam, tim dari Jakarta tersebut dipimpin perwira berbintang tiga. Ketuanya adalah Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo yang saat ini menjabat sekretaris Menko Polhukam. Dia juga pernah menjabat Pangdam Pattimura.

Anggota tim itu adalah Mayjen TNI Bambang Dharmono (Asops Kasum TNI Mabes TNI) dan Mayjen Remolhon Simbolon (deputi Menko Polhukam).

Tim tersebut juga memeriksa istri Gubernur Sofie Ralahalu yang menjabat ketua panitia Harganas (Hari Keluarga Nasional) yang disusupi separatis tersebut. Selain itu, mereka mendengar keterangan Sekda Maluku Ir Said Assegaff serta Asisten I Sekda Maluku Yopie Patty. Nama yang disebut terakhir itu kemarin juga diperiksa polda. Yopie disebut-sebut ikut mengundang dan meloloskan penari liar dari RMS tersebut.

Dari Pangdam Sudarmaedy, tim Agustadi mendengar proses terjadinya kasus tersebut. Mulai persiapan acara hingga pelaksanaan. Terutama sistem keamanan yang menyebabkan kecolongan.

Tim juga terjun langsung melakukan olah TKP di Lapangan Merdeka. Investigasi lapangan itu berlangsung 30 menit. Agustadi mendapatkan penjelasan dari komandan Korem Ambon dan asisten teritorial Kodam Pattimura. Agustadi yang dimintai komentar tak bersedia menjawab. "No comment," ujarnya.

Belum ada keterangan dari Mabes TNI mengenai siapa pejabat keamanan yang akan dicopot. Yang pasti, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto menyatakan akan memberikan sanksi kepada anak buahnya yang mengakibatkan acara di Maluku tersebut kecolongan.

Gubernur Karel Albert Ralahalu akan dimintai keterangan oleh DPRD Maluku hari ini. Menurut Ketua DPRD Richard Louhenapessy, pihaknya juga akan mendengar keterangan dari panitia penyelenggara serta aparat keamanan.

"Inti rapat bersama itu, dewan menanyakan mengapa sampai terjadi insiden tersebut dan berbagai isu yang berkembang pascainsiden. Termasuk, seputar keterlibatan As I Sekda Maluku dan sejumlah kepala desa dalam insiden tersebut," ungkapnya.

Panitia Terlibat

Sementara itu, Kapolri Jenderal Sutanto yang kemarin menjadi inspektur upacara Hari Bhayangkara di Banjarmasin, Kalsel, menjelaskan, sebelum pelaksanaan acara yang dihadiri kepala negara itu, berbagai analisis mengenai kemungkinan yang terjadi telah dilakukan intelijen, BIN dan Polri. Semua antisipasi tersebut juga telah disiapkan secara baik oleh petugas di lapangan. "Tentu, yang jaga di lapangan harus menyiapkan dengan baik untuk menghadapi hal tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, Polri juga telah menahan beberapa orang yang diduga terlibat langsung. "Evaluasi kini sedang ditangani Polda Maluku. Sekarang 31 orang sudah ditahan," jelasnya.

Bila dalam evaluasi ternyata kesalahan terletak pada Polri, sebagai pemimpin tertinggi, Sutanto menegaskan dirinya tak segan memberikan sanksi kepada anak buahnya yang dinilai lalai dalam bertugas. "Saat ini, evaluasi sedang kami lakukan. Tentu, siapa pun yang bertanggung jawab akan kami tindak," tegasnya.

Kadivhumas Mabes Polri Irjen Sisno Adiwinoto mengungkapkan, sementara diduga insiden tersebut terjadi karena ada keterlibatan anggota panitia. "Dalam hal ini, tidak bisa dikatakan kesalahan satu orang saja, tapi kepanitiaan secara bersama," katanya.

Dia menyatakan, panitia pada tingkat daerah dalam penyambutan kepala negara tersebut adalah istri gubernur. Penanggungjawabnya adalah pemerintah daerah setempat dan unsur muspida menjadi panitia pengarah. "Sistem pengamanan masih TNI, kemudian pelaksananya Paspampres. Pengamanan wilayah tetap dilakukan TNI dan Polri," tegasnya.

Saat disinggung apakah nasib Kapolda Maluku Brigjen Gatot Guntur Setiawan masih aman, Sisno menegaskan, hal tersebut tidak bisa dikatakan aman atau tidak aman. Sebab, kata dia, yang paling bertanggung jawab adalah dua kesatuan, yakni TNI dan Polri. "Kalau berbicara soal tanggung jawab, panglima TNI pernah menyatakan, tanggung jawab yang lebih tinggi ada pada panglima TNI dan Kapolri," ungkapnya.

Sementara itu, Puluhan ribu umat Islam di Ambon kemarin turun ke jalan untuk melakukan aksi protes di Kantor Gubernur Maluku. Isu aksi mereka masih menyangkut lolosnya bendera RMS ke hadapan SBY. Kelompok pendemo yang menamakan diri sebagai Aliansi Pembela Wibawa Negara Kesatuan Republik Indonesia (APW-NKRI) dan Gerakan Pemuda Islam (GPI) Maluku itu berakhir ricuh.

Belum diketahui penyebab kerusuhan tersebut. Di lokasi demo ada berbagai versi penyebab. Antara lain, mobil angkot menyenggol pendemo sehingga demonstran marah dan melempari angkot tersebut. Versi lain, pendemo kecewa oleh ledekan polisi sehingga melampiaskan emosi ke mobil angkot yang melintas di depan Masjid Al Fatah, Jalan Sultan Babullah, Ambon. Ada juga yang menyebut bendera RMS berkibar di Galala dan Poka Rumah Tiga sehingga pendemo marah dan melempari angkot.

Para pendemo memulai aksi di depan Pelataran Masjid Al Fatah sekitar pukul 10.00 WIT. Mereka melakukan long march lewat Jalan A.Y. Patty, Jalan Sultan Khairun, hingga Kantor Gubernur Maluku. Pengunjuk rasa diterima Gubernur Karel Albert Ralahalu, Wakil Gubernur M.A. Latuconsina, Sekda Said Asegaf, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Sudarmaidy Soebandi. (tom/rdl/jpnn)

©Copyright 2006, Indo Pos Online colo'CBN.


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/aboroe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044