Indopos, Rabu, 11 Juli 2007
Warga Desa Hutumuri Tak Mau Dikaitkan
Suasana kondusif telah tercipta di tengah warga di Desa Aboru, Pulau Haruku,
Kabupaten Maluku Tengah, dan Desa Hutumury, Kecamatan Baguala, Kota Ambon,
pasca pembentangan bendera RMS di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Mengapa Desa Aboru? Sebab, di antara 28 penari tarian cakalele, 22 orang adalah
warga Aboru. Lantas apa hubungannya dengan Hutumury? Itu disebabkan Kades
(Raja) Hutumury Ferdinand Waas yang baru menjabat setahun lalu terlibat dalam
skenario pembentangan bendera RMS.
Seluruh rapat untuk pembentangan bendera RMS dilaksanakan di rumahnya. Setelah
penangkapan Kades, warga Hutumury takut berbicara tentang RMS. Wartawan
Ambon Ekspres (Grup Jawa Pos) yang mencoba mengorek informasi soal Kades
Waas dan aktivitasnya selama ini sulit mendapatkannya. "Beta seng tahu (saya tidak
tahu)," kata salah seorang warga kepada wartawan Ambon Ekspres di salah satu
rumah warga di Hutumury akhir pekan lalu.
Sejumlah informasi dari warga Hutumury menyebutkan, karena malu, dua anak
perempuan Waas akhirnya menjual rumah dan harta bendanya untuk mengikuti ibu
mereka di Kupang, NTT. "Bapa Raja itu pung ana ada yang di Hutumury, Jakarta, dan
Kupang," ungkap salah seorang warga yang minta namanya tidak dikorankan.
Menyinggung sikap warga Hutumury terhadap keterlibatan Kades Waas, warga
mengatakan peristiwa itu merupakan sikap pribadi Kades Waas dan bukan sikap
masyarakat. "Itu kan Antua (Raja) pung pilihan, bukan katong yang antua pimpin,"
ujar warga itu.
Untuk membersihkan nama baik Desa Hutumury yang tercoreng akibat ulah
Kadesnya, Lembaga Masyarakat Desa (LMD) Hutumury menemui Asisten I
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon J. Lopulalan di Balai Kota Ambon Sabtu (7/7).
Sekretaris LMD Desa Hutumury Buce Kailuhu usai audiensi mengatakan, yang
dilakukan Kades Waas itu atas nama pribadi, bukan atas nama Desa Hutumury.
"Jangan mengait-ngaitkan persoalan Waas dengan masyarakat desa. Sebab, itu
urusan pribadi kepala desa. Warga tidak tahu-menahu soal aktivitasnya itu," ujarnya.
Lopulalan mengatakan, jabatan Kades Hutumury telah dicopot berdasar keputusan
wali kota Ambon nomor 490 bertanggal 6 Juli 2007 tentang pemberhentian sementara
Ferdinand Waas dari jabatannya sebagai Kades Hutumury.
©Copyright 2006, Indo Pos Online colo'CBN. |