Indopos, Kamis, 23 Agt 2007
Ternate Rusuh, Bandara Lumpuh
Gara-gara Sultan Tak Bisa Ikut Pilkada
MENCEKAM: Sejumlah aparat kepolisian bersiaga dengan senapan laras panjang
ketika terjadi amuk massa di Kota Ternate kemarin.
TERNATE - Amuk massa gara-gara pilkada kemarin terjadi di Kota Ternate, Provinsi
Maluku Utara. Gara-gara aksi tersebut, Bandara Babullah di sebelah utara kota
lumpuh total. Sempat pula terjadi bentrok antara polisi dengan massa setelah mereka
memblokade jalan dengan batu-batuan dan pohon-pohon yang ditebang.
Aksi tersebut dipicu gagalnya pasangan Mudaffar Syah-Rusdi Hanafi untuk ditetapkan
KPUD sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku Utara karena tidak
mencapai kuota 15 persen. Gara-gara itu, massa yang merupakan pendukung
Mudaffar yang juga sultan Ternate tersebut marah. Mereka lantas mengamuk. Aksi
mereka dimulai sejak pukul 02.00 WIT kemarin.
Saat itu, massa merusak fasilitas di jalan yang menuju Bandara Babullah di sebelah
utara Kota Ternate. Runway atau landasan pacu di bandara itu ditaburi kerikil dan
bebatuan serta pecahan botol. Hal yang sama terjadi di landasan taxiway bandara.
Aksi tersebut terus berlangsung hingga membuat Bandara Babullah lumpuh total.
Selama bandara itu diduduki massa, sedikitnya ada 15 jadwal penerbangan dari dan
menuju bandara terpaksa di-cancel.
Hal tersebut dibenarkan Pelaksana Harian Kepala Bandara Babullah Hj Suprapti
Kasno kepada wartawan kemarin. "Sejak pagi kami tutup demi keamanan
penerbangan," katanya.
Baru sekitar pukul 09.30 polisi datang ke lokasi kerusuhan. Selain terkonsentrasi di
Bandara Babullah, ratusan warga tersebar di beberapa titik di kawasan Utara Kota
Ternate. Akibatnya, kawasan tersebut lumpuh total. Tak ada satu pun kendaraan
yang lewat. Kondisi jalan-jalan protokol penuh bebatuan. Lampu kota dipecahi,
pagar-pagar dirobohkan, dan sejumlah pohon di pinggir jalan ditebangi. Misalnya,
yang terlihat di Jl Sultan Khairun, Kelurahan Kampung Makassar, sekitar 300 meter
dari Keraton Ternate.
Di kawasan itu, aparat kepolisian yang kemarin dipimpin langsung Kapolres Ternate
AKBP Purwatmo sempat mengajak perwakilan massa untuk berbicara. Tapi, adegan
tak diinginkan terjadi. Di tengah negosiasi antara polisi dengan perwakilan massa,
aparat dilempari batu. Hal itu membuat beberapa petugas Dalmas bersiaga.
Selanjutnya, mereka menyemprotkan gas air mata untuk membubarkan massa yang
kian beringas. Semakin banyak yang melempar batu ke arah aparat. Saat itulah
tembakan peringatan dilepaskan. Tak cukup ampuh, aparat lantas menembakkan
peluru karet ke arah massa.
Itu membuat massa semburat. Sebagian masuk ke areal keraton kesultanan Ternate.
Dari dalam keraton tersebut, mereka masih melempari aparat dengan batu.
Sekitar 20 menit kemudian, Mudaffar yang berada di dalam keraton meminta agar
massa adat menghentikan perlawanan dan menarik diri dari halaman keraton menuju
belakang keraton.
Gara-gara tembakan peluru karet polisi, sedikitnya sembilan orang terkena peluru
karet. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit. Dari pihak aparat, dua orang terluka
serius di kepala karena terkena lemparan batu.
Imbauan Mudaffar yang juga sultan Ternate itu ternyata cukup ampuh untuk meredam
amuk massa. Imbauan tersebut bahkan diumumkan melalui surat yang
disebarluaskan ke warga kota, terutama di sekitar kawasan konflik di Jl Sultan
Khairun.
Mudaffar mengimbau agar seluruh masyarakat menghormati hukum dan tidak
melakukan tindakan-tindakan yang menurunkan citra masyarakat adat dan Jou
Kolano (sultan). Imbauan tersebut tertuang dalam surat bercap kesultanan dan
ditandatangani langsung oleh Mudaffar.
Aparat keamanan pun ikut membacakan surat imbauan Mudaffar itu melalui pengeras
suara tepat di depan pintu gerbang Keraton Ternate kemarin. Sekitar pukul 15.00,
situasi Kota Ternate berangsur pulih. "Saya yakin, kalau sultan sudah mengimbau,
massa pasti tunduk," kata Sekretaris Provinsi Maluku Utara Drs Muhadjir Albaar MSi.
Meski kondisi mulai berangsur normal sore kemarin, Kapolda Maluku Utara Brigjen
Pol Mustofa menyatakan bahwa aparat tetap mengantisipasi aksi-aksi susulan.
Karena itu, kata dia, seluruh jajaran polres diminta meningkatkan pengamanan
dengan melakukan razia senjata. "Saya sudah minta seluruh polres untuk terus
merazia senjata tajam," tegasnya.
Dia menyatakan, razia senjata tajam tersebut terus dilakukan sambil melihat
perkembangan eskalasi yang ada. (fai/jpnn)
©Copyright 2006, Indo Pos Online colo'CBN. |