KOMPAS, Jumat, 13 Juli 2007
Abu Dujana Sempat Adakan Pertemuan di Bandungan
SEMARANG, KOMPAS - Tersangka pelaku teror yang tertangkap oleh Detasemen
Khusus 88 Antiteror, Abu Dujana, ternyata sempat mengadakan pertemuan dengan
tiga rekannya di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Saat itu, mereka
mengaku sebagai penjual kacamata keliling.
Hal itu terungkap saat reka ulang (rekonstruksi) yang digelar Densus 88 Antiteror
dengan dukungan Kepolisian Resor Semarang, Kamis (12/7), di salah satu vila di RT
01 RW 04, Dusun Gelaran, Desa Kenteng, Bandungan.
Pelaksanaan reka ulang dijaga ketat polisi, sementara warga berkerumun di sekitar
vila.
Kuasa hukum tersangka dari Tim Pembela Muslim Sulawesi Tengah Asludin Hatjani
mengatakan, rekonstruksi ini terutama membahas mengenai kegiatan di Poso
sebelum kejadian atau sekitar tahun 2005. "Di dalam ruangan ada empat orang, yaitu
Abu Dujana, Zarkasih, Hasanuddin, dan Ustad Munsyid. Tidak ada barang-barang
yang disita di dalam ruangan ini," ujar dia.
Pertemuan yang dilakukan tahun 2005 itu bermula saat dua orang yang mengaku
sebagai penjual kaca mata datang untuk menyewa vila sekitar pukul 14.00. Mereka
berdua memasuki vila dua jam kemudian setelah mencapai kesepakatan harga
dengan penjaga vila.
Selepas magrib, datang lagi dua teman penyewa. Mereka sempat meminta penjaga
vila meninggalkan rumah itu, tetapi permintaan itu ditolak. Mereka juga sempat
meminjam meja penjaga vila yang berwarna putih untuk dijadikan papan tulis saat
mengadakan pertemuan di ruang tamu. "Tulisannya tidak bisa dihapus. Saya tidak
tahu apa artinya, karena dalam bahasa Arab. Keadaan juga sunyi, tidak ada keributan
apa-apa," kata Totok (37), si penjaga vila.
Totok sempat melihat dari sela-sela pintu salah seorang penyewa mengangkat tangan
seperti bersumpah. Dia lantas bertanya kenapa penjual kaca mata harus seperti
disumpah. Lalu dijawab karena sales memegang uang banyak.
Keempat penyewa ini meninggalkan vila sehari kemudian, dengan mengenakan helm.
(GAL)
Copyright © 2002 Harian KOMPAS
|