Metro TV, Jum'at, 06 Juli 2007 12:05 WIB
Sistem administrasi Jawa berbenturan dengan budaya lokal
Maluku
Metrotvnews.com, Jakarta: Sistem adminstrasi masyarakat Jawa yang diadopsi ke
masyarakat Maluku dirasa berbenturan dengan budaya lokal. Alhasil, beberapa
kelompok masyarakat Maluku merasa terjebak imperialisme Jawa. Pendapat ini
diungkapkan Richard Zakcharias Leirissa, sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) dalam sebuah diskusi menyoal konflik Maluku di Jakarta, Jumat (6/7).
Diskusi ini dihadiri anggota Dewan Perwakilan Daerah, Ichsan Loulembah serta
sosiolog dari Universitas Indonesia, Thamrin Ely Tamagola.
Menurut Richard, akar budaya Maluku sangat berbeda dengan akar budaya orang
Jawa. Karena itu, pemerintah disarankan untuk segera melakukukan penelitian
terlebih dahulu di Maluku agar dapat menghasilkan kebijakan yang mampu
menetralisasi rasa keadilan masyarakat Maluku. Richard juga berpendapat bahwa
pemerintah harus segera membenahi sistem intelijen agar insiden seperti yang terjadi
di Lapangan Merdeka, Ambon, beberapa! waktu silam, tidak terulang.
Dalam diskusi ini, para pembicara sepakat adanya perbedaan paradigma antara
masyarat Maluku dan Jawa. Karena itu, mereka sepakat bahwa pemerintah harus
mengeluarkan kebijakan yang bersifat menjembatani agar hal tersebut lebih mengakar
pada budaya lokal. (*****/DEN)
Copyright © 2007 Metro TV. All rights reserved.
|