Radio Nederland Wereldomroep, 03-07-2007
Pengibaran Bendera RMS di depan SBY
Memalukan Pemerintah Indonesia
Peristiwa pengibaran bendera RMS pekan lalu di hadapan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menimbulkan protes di mana-mana. Hal tersebut tentu saja memalukan
pemerintah Indonesia. Mengapa intelijen yang selama ini dapat melakukan tugasnya
dengan baik bisa kecolongan dengan peristiwa pengibaran bendera tersebut, apa
yang terjadi sebetulnya dan bagaimana menangani kasus Ambon ini seterusnya?
Ikuti wawancara Radio Nederland Wereldomorep dengan Muhamad Najib Acza, pakar
keamanan dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Dua hal penting
Pada peristiwa tersebut ada dua hal penting. Yang pertama menyangkut pengibaran
bendera di hadapan presiden SBY dan kalangan internasional. Yang kedua adalah
reaksi protes yang muncul atas peristiwa itu. Itulah yang membuat situasi di Ambon
menjadi semakin panas. Problem yang timbul adanya kelemahan intelijen, yang tak
mampu mengantisipasi situasi semacam ini. Padahal justru intelijen bertindak ekstra
keras dalam penanganan sejumlah hal yang tidak tepat.
Sementara respon masyarakat penting dicatat, karena sampai hari ini isu separatis
cukup sensitif. Dalam beberapa hal RMS ini dilakukan tidak proporsional oleh
kalangan masyarakat maupun oleh pemerintah. Kelompok RMS ini sudah sangat
kecil atau sudah sangat tidak signifikan. Namun harus diakui bahwa mereka masih
eksis. Tapi kadang-kadang RMS diperlakukan berlebihan oleh atau oleh tentara.
Tentara dan pemerintah berlebihan menggunakan istilah separatisme untuk
melakukan tindakan yang berlebihan. Yang dikhawatirkan oleh sejumlah kalangan
adalah: jangan-jangan insiden itu digunakan oleh tentara sebagai dalil pembenaran
atau legitimasi untuk kembali menguatnya represi keamanan militer. Dugaan Najib
Acza lain adalah terjadi kelemahan koordinasi dari lembaga-lembaga yang bekerja
menangani situasi atau pengamanan di Ambon.
Kelemahan itu karena di antara elemen intelijen itu sering tidak ada saling tukar
informasi dan komunikasi yang intensif. Karena satu pihak dengan pihak yang lain itu
seringkali merasa ada rivalitas. Persaingan yang sering terjadi misalnya antara
intelijen kepolisian, dengan intelijen militer juga dengan Badan Intelijen Nasional BIN.
© Hak cipta Radio Nederland 2007 Disclaimer
|