Radio Baku Bae, 12-Jul-2007
Keberangkatan Kapal Perintis Ditunda
Dian N. Pesiwarissa - Radio Baku Bae - Ambon
Sementara itu, tak jauh dari Ruang tunggu pelabuhan Yos Sudarso Ambon, sebuah
kapal perintis KM. Maloly yang melayani rute Ambon - Larat - Saumlaky Maluku
Tenggara Barat sementara berlabuh.
Kapal yang melayani rute ini terkenal dengan kebiasaannya memuat penumpang di
atas kapasitas muatan sehingga penumpangnya harus berdesakan satu tempat tidur
dengan muatannya ini, tidak seramai biasanya. Penasaran dengan kapal tersebut,
RBB menaiki kapal yang biasanya dikenal dengan " Kapal Midun" ini.
Disebut Midun karena penumpang yang bepergian ke daerah MTB dengan kapal
perintis jauh dari rasa nyaman dan memuaskan selama perjalanan malah lebih
banyak sengsaranya. Tak jarang penumpang harus tidur sama-sama dengan binatang
yang dibawanya untuk dijual. Selain KM. Maloly ada kapal Perintis lainnya yang
melayani jalur MTB yaitu KM. Bandaneira
Menaiki dek pertama, sekelompok penumpang terlihat tidur dengan barang
bawaannya di bawah terpal. Pemandangan yang sudah tidak asing lagi untuk ukuran
kapal perintis. Dek kedua, terlihat masih kosong.
Tepat di ujung tangga ada sebuah pemberitahuan dari nahkoda kapal yang
menyatakan keberangkatan kapal ditunda hingga ada pemberitahuan lanjutan dari
Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) yang mengijinkan pelayaran.
Meskipun telah ada pemberitahuan pembatalan keberangkatan, beberapa penumpang
yang telah berada dikapal enggan meninggalkan kapal tersebut. Mereka lebih memilih
tinggal di kapal yang dapat berangkat kapan saja tersebut ketimbang harus
menunggu sekitar dua sampai tiga minggu lagi hingga datang kapal berikutnya.
Kepada RBB mereka menuturkan peristiwa yang menimpa KM. Wahai Star tidak
membuat mereka takut untuk berlayar. " Tidak saya tidak takut, sudah biasa," ujar
Imelda Hallutu (26) yang ingin pergi ke Desa Larat Saumlaki MTB.
Penumpang lainnya Minggus Kailuhu (45) yang juga ingin ke Larat menuturkan hal
yang sama. " Kapanpun kapal ini berangkat saya siap," tuturnya.
Mungkin tidak ada pilihan lain bagi mereka karena sarana transportasi yang sangat
minim untuk daerah tersebut.
BMG Kota Ambon memang telah mengeluarkan larangan berlayar bagi kapal-kapal
kecil yang melayani rute jauh karena ekstrim badai tekanan rendah yang melanda
perairan Maluku selama beberapa hari ini.
Keterangan yang diperoleh dari BMG, angin dan ombak setinggi tiga sampai lima
meter akan terjadi di perairan Maluku hingga akhir minggu ini. (rbb)
Copyright © 2007 RadioBakuBae.com. All right reserved.
|