Radio Baku Bae, 24-Jul-2007
PKL Demo, Bekas Kandidat Walikota Ambon 2006-2011 Ancam
Bakar Balai Kota Ambon
Dian N. Pesiwarissa, Radio Baku Bae - Ambon
Pengundian tahap II penempatan kios pasar Mardika Selasa (24/7) pukul 10.00 pagi
yang berlangsung di halaman belakang Balai Kota Ambon berakhir ricuh. Ratusan
pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Kaki Lima
(APKLI) Kota Ambon merasa tidak puas terhadap proses pengundian tersebut,
melakukan aksi demo dan menghentikan jalannya pengundian.
Kericuhan ini bermula dari seorang pedagang anggota APKLI yang hadir pada
pengundian tersebut, memprotes Dinas Pendapatan Kota (Dispenkot) Ambon yang
dinilai tidak transparan dalam pengundian bahkan terkesan memanipulasi data PKL,
hal ini dibuktikan dengan banyaknya pedagang yang mendapat dua undangan untuk
hadir dalam pengundian. Bahkan menurutnya, telah terjadi pembengkakan data PKL
yang akan ikut pengundian tahap II hingga mencapai 4000-an padahal hasil verifikasi
hanya 3000-an PKL yang terdaftar.
Pedagang ini mencoba memprovokasi PKL lain untuk menghentikan jalannya
pengundian, namun tidak ditanggapi sehingga pedagang ini berteriak-teriak dan
membanting kursi-kursi di dalam tenda pegundian tersebut. Aksi ini membuat para
PKL yang ada takut dan berlari ke jalan A.Y. Patty sehingga memacetkan arus lalu
lintas sekitar lima menit. Namun situasi ini dapat dikendalikan berkat kesigapan
aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Sat.Pol.PP) dan Kepolisian Sektor (Polsek)
Sirimau.
Rupanya aksi pedagang tersebut tidak terhenti sampai di situ. Selang satu jam
kemudian dirinya bersama Ketua APKLI Ambon Saleh Nurlette dan ratusan PKL yang
tergabung dalam APKLI mendatangi Balai Kota Ambon dan melakukan demonstrasi.
Mereka mengecam Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan pengundian
sepihak dan manipulasi data PKL. Mereka bersikeras untuk melewati barikade aparat
keamanan dan masuk ke halaman belakang Balai Kota Ambon.
Melihat hal tersebut, salah seorang pengacara di Pengadilan Negeri Ambon Made
Rahman Marasabessy mencoba menenangkan massa dan menawarkan dirinya untuk
menjadi wakil PKL untuk berbicara dengan Walikota Ambon. Marasabessy bahkan
sempat mengajak para PKL untuk membakar Balai Kota Ambon jika aspirasi mereka
tidak ditanggapi secara positif oleh Pemkot Ambon.
" Kalau aspirasi kalian tidak ditanggapi secara positif oleh Walikota, saudara-saudara
kembali dan bakar tempat ini. Saya yang akan tanggung jawab," ancam salah satu
bekas kandidat Walikota Ambon periode 2006-2011 ini.
Kemudian Marasabessy, Nurlette bersama beberapa pedagang mendatangi tempat
pengundian dan memprotes pengundian tersebut. Dengan lagak mengancam Nurlette
langsung menuding para pegawai Dispenkot yang berada di meja pengundian
melakukan manipulasi data.
" Ini sudah terbukti. Ada satu pedagang dapat lima sampai enam kios. Saya punya
bukti komplet tentang siapa yang ikut bermain dalam permainan ini, " tudingnya.
Melihat situasi yang semakin tak terkendali, proses pengundian langsung ditutup.
Marasabessy kemudian kembali ke para pendemo dan mengulangi ancaman untuk
membakar Balai Kota Ambon. Para pendemo ini kemudian membubarkan diri dan
kembali ke Pasar Mardika.
Sekretaris Umum APKLI Maluku Ali Wahid Makatita pada kesempatan yang sama
juga mengatakan jika aspirasi para PKL yang tergabung di bawah APKLI ini tidak
ditanggapi pihaknya tidak menjanjikan kalau proses pengundian ini akan berlangsung
aman.
Proses pengundian hari ini untuk jenis usaha barang kelontong dan asesoris ditunda
hingga Sabtu (28/7) mendatang. Sedangkan untuk jenis jualan sembilan bahan
pokok, pakaian dan barang lainnya tetap akan dilakukan Rabu dan Kamis besok.
Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan resmi dari Pemkot Ambon terkait
insiden ini. Ketua APKLI Saleh Nurlette yang mencoba menemui Sekretaris Kota
(Sekot) Ambon setelah insiden ini mengatakan belum ada titik temu antara APKLI
dan Pemkot Ambon. (rbb)
Copyright © 2007 RadioBakuBae.com. All right reserved.
|