Radio Baku Bae, 26-Jul-2007
Saksi Bom Mardika dan Batumerah Dihadirkan di Persidangan
Sri Kartini Makatita, Radio Baku Bae - Ambon
SIDANG lanjutan pemeriksaan saksi kasus tindak pidana teroris, terdakwa Sulthon
Qilbi Alis Asadullah alias Arsyad, kembali berlangsung di Pengadilan Negeri (PN)
Ambon Kamis (26/7). Pada persidangan kali ini Jaksa Penuntut Umum (JPU), Yanti
Ariyani dan Ojen menghadirkan 2 orang saksi peristiwa peledakan bom pada tempat
dan waktu yang bebeda.
Kedua saksi yang dihadirkan JPU tersebut adalah Seny Wattimena (32), warga Desa
Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon dan Stevi (27), Warga Desa Passo
Kecamatan Baguala Kota Ambon.
Di hadapan majelis hakim yang diketuai Imam Supriyadi, Seny memberikan
keterangan terkait peristiwa peledakan bom di Terminal Mardika Kecamatan Sirimau
Kota Ambon.
Dalam kesaksianya, Seny yang ketika itu berada di dalam angkutan kota (angkot),
tiba-tiba dikagetkan oleh suara ledakan dari sebuah becak yang berada disamping kiri
angkot tumpangannya.
Karena ketakutan, Senyv langsung berlari meninggalkan lokasi dengan maksud
menyelamatkan diri. Begitu juga dengan orang-orang di sekitar Tempat Kejadian
Perkara (TKP).
Namun beberapa saat setelah kejadian tersebut, dia kembali ke TKP untuk melihat
keadaan angkot yang ditumpanginya. Menurutnya, akibat ledakan bom, kaca depan
angkot pecah serta badan mobil rusak. Biarpun begitu, peristiwa peledakan bom yang
menimbulkan kepanikan serta koban luka-luka ini, tidak sampai mengganggu aktifitas
masyarakat, bahkan tak berapa lama kemudian keadaan kembali normal.
Sedangkan Stevi yang turut dihadirkan, memberikan kesaksianya terkait pelemparan
garant ke dalam angkot tujuan Desa Passo, saat melintasi Desa Batu Merah
Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Setvi merupakan salah satu penumpang yang turut
menjadi koban kendaran bernasib naas itu.
Menurut saksi, saat itu dia melihat dua orang laki-laki melintasi mobil yang
ditumpanginya dengan mengunakan satu kendaran bermotor. Setelah berada tepat di
depan pintu masuk mobil, salah satu dari pelaku langsung melemparkan sebuah
granat ke dalam angkot.
Begitu melihat benda yang dilemparkan itu adalah granat, dengan sigap Stevi kembali
meleparkan benda itu keluar dari angkot. Tetapi lemparannya tidak jatuh menjauh dari
badan mobil, dan akhirnya meledak. Akibatnya ban dan kaca mobil pecah.
Mengetahui ada ledakan bom, masyarakat sekitar TKP berhamburan keluar rumah
dan konsetrasi masa pun tak dapat dielakan. Seakan ingin mengelabui masa, salah
satu pelaku berteriak sembari mengatakan bom dilempar dari arah mobil warga Passo
tersebut. Lalu tanpa pikir panjang, masa yang sudah kadung emosi langsung
melempari angkot yang ditumpangi Stevi itu.
Seakan paham kondisi saat itu membahayakan jiwa seluruh penumpang yang
memenuhi angkot berwarana biru itu, Stevi segera mengambil alih kemudi dan melaju
diantara kosentrasi masa dan hujan batu, walaupun salah satu ban mobil telah pecah.
Namun dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, dan keesokan harinya kondisi
kota kembali kondusuf dan aktifitas masyarakat kebali berjalan sepertibiasanya. (rbb)
Copyright © 2007 RadioBakuBae.com. All right reserved.
|