SINAR HARAPAN, Jumat, 13 Juli 2007
Puluhan Korban Masih Dicari
29 Penumpang KM Wahai Star Dievakuasi ke Ambon
Oleh Izaac Tulalessy
Ambon - Kapal tanker milik PT Pertamina, MT Minas/P-35, berhasil mengevakuasi 29
penumpang KM Wahai Star yang tenggelam di perairan Maluku, Selasa (10/7)
malam, ke Kota Ambon.
Kapal tanker itu tiba di Pelabuhan Yos Sudarso-Ambon, Kamis (12/7) pukul 06.30
WIT, dan diterima langsung Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu. "Dari 29 korban
yang dievakuasi tersebut, 27 di antaranya selamat, sedangkan dua lainnya yaitu
Rahmi Wahyuningsih (12) dan Imanuel Lesnussa (3) ditemukan dalam kondisi
meninggal di lokasi kejadian," ungkap nahkoda kapal tanker MT Minas, Capt Bangun
Priyono kepada SH di Ambon, Kamis (12/7).
Menurutnya, MT Minas/P-35 berlayar dari Ternate pada 9 Juli 2007 pukul 21.48 WIT
dengan tujuan Pelabuhan Terminal Transit BBM Kawasan Timur Indonesia di Desa
Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, namun pada 11 Juli pukul 12.15
saat kapal melewati Selat Manipa, antara Pulau Buru dan Pulau Seram ditemukan
korban kecelakaan KM Wahai Star.
"Tim tanggap darurat MT Minas/P-35 langsung dengan sigap melakukan evakuasi
korban yang pertama ditemukan pada titik koordinat 03 derajat 31.5 menit lintang
selatan dan 127 derajat 31,4 menit bujur timur. Kemudian saya menghubungi Operasi
Marine Pelabuhan Terminal Transit BBM Kawasan Timur Indonesia di Desa Wayame,
Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon untuk meminta bantuan tim SAR Ambon
segera mengevakuasi korban di lokasi kejadian," jelasnya.
Dia mengatakan, pihaknya melakukan proses evakuasi hingga Rabu (11/7) pukul
21.18 WIT. "Namun, karena ombak besar sekitar 4-5 meter dan angin south eastly
dengan kecepatan 11-15 knots, cuaca gelap sehingga sulit untuk melakukan
pencarian korban dan kami memutuskan melakukan perjalanan ke Ambon," ujarnya.
Diakuinya, dari 27 penumpang yang selamat tersebut, tiga di antaranya merupakan
anak buah kapal (ABK) KM Wahai Star yaitu Zeth Nikijuluw (33) selaku Kepala
Kamar Mesin (KKM), Sudino Banda (27) selaku Oiler dan Nasarudin Mahulauw (39)
selaku kelasi.
Sementara itu, 24 penumpang yang selamat yaitu Decky Serhalawan (56), Adnan
Litatuni (16), Onas Hukunala (45), Rony Hukunala (36), Siko Hukunala (29), Dance
Hukunala (29), Recky Nurla (18), Yunex Hukunala (27), Dessy Lesnusa (13), Linda
Lesnusa (58), Leny Behuku (18), Merlin Nacikit (16), Andi Nacikit (18), Pati Soulisa
(19), Ino Soulisa (15), Beny Boritnaban (23), Reny Sorupi (34), Maryana binti Lantabu
(48), Hendrik De Fretes (51), Muhammad Dete (37), Efraini Lesnussa (18), Kristina
Bola (38) dan Ani Lesnusa (26).
Para penumpang/ABK yang selamat tersebut setibanya di Pelabuhan Yos
Sudarso-Ambon langsung dibawa ke RSUD dr Haulussy Ambon guna dilakukan
pemeriksaan kesehatan.
Bangun Priyono mengaku dari 16 ABK kapal tersebut, ternyata hingga saat ini 13
ABK lainnya belum diketahui nasibnya. Ke-13 ABK tersebut yaitu Steve
Lekatompessy (nahkoda), John Nikijuluw (Mualim I), Oyang Mahulauw (jurumudi),
Mances Mahulauw (jurumudi), Paman (jurumudi), Ali (kelasi), Modar (kelasi), Agus
(kelasi), Jemmy (kelasi), dade Komiprador (kelasi), Jefry (kelasi), Katanusa Lain
(oiler), Ruslan Mahulette (juru masak) dan Muhammad Ely (pelayan).
Terombang-Ambing
Salah satu korban, Hendrik De Fretes (51) kepada SH di RSUD dr Haulussy Ambon,
Kamis, mengaku kapal naas yang terbuat dari kayu dilapisi fiberglass tersebut mulai
tenggelam sejak Selasa pukul 21.30.
"Beberapa saat sebelum kejadian kapal dihantam gelombang besar dan di saat kapal
terangkat oleh ombak, satu unit speedboat yang biasa digandeng di belakang kapal
tersebut terdorong ombak masuk di bawah kapal sehingga mengena baling-baling
kapal dan patah. Selanjutnya kapal pun bocor dan air laut perlahan-lahan mulai
masuk dan kapal pun mulai tenggelam," tuturnya.
"Selama terombang ambing di lautan kami tidak pernah melihat daratan dan kami
hanya terapung ke mana ombak membawa kami. Untung ada kapal tanker yang
kebetulan lewat dan menolong kami," katanya. n
Copyright © Sinar Harapan 2003
|