SUARA PEMBARUAN DAILY, 11 Juli 2007
Gunung Gamkonora Meletus
4.000 Warga Mengungsi
[MANADO] Hingga Rabu (11/7) siang, sekitar 4.000 pengungsi dari sembilan desa
yang masuk daerah bahaya belum bisa dikembalikan ke desa mereka karena Gunung
Gamkonora masih dalam status siaga satu. Gunung tersebut meletus, Senin (9/7).
Masyarakat, tidak dibenarkan untuk kembali. Harus tetap di lokasi pengungsian
karena gunung yang berada di Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat,
Provinsi Maluku Utara (Malut) tersebut hingga Selasa (10/7) malam terus melakukan
aktivitas dengan mengeluarkan awan panas dan debu yang jatuh pada radius delapan
kilometer.
Petugas Satkorlak Provinsi Malut Hamid, yang dihubungi SP dari Manado, Sulawesi
Utara, via telepon Rabu (11/7) mengatakan, warga yang mengungsi itu berasal dari
sembilan desa yakni Desa Baru, Nenas, Adu, Tobelus, Jare, Bataka, Gamkonora,
Kawet dan Gamsi. Desa-desa tersebut masuk daerah bahaya. Warga diungsikan
pada empat titik lokasi pengungsian.
Bantuan terus diberikan, dari Provinsi sekitar 5 ton beras dan ratusan bungkus mi
serta obat-obatan dan tenda untuk warga. "Kami terus melakukan pemantauan. Tim
dari Satkorlak telah turun ke lapangan," katanya.
Bila gunung sudah mereda, warga boleh kembali. Namun, hingga saat ini masih ada
aktivitas maka belum bisa kembali. "Jadi kita tunggu perkembangan," katanya.
Terus Dipantau
Mengenai kerugian, hingga Rabu siang belum bisa dipastikan berapa banyak.
Pemerintah dan aparat masih menghitung, termasuk lahan pertanian dan rumah serta
bangunan milik pemerintah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Malut, Majid Abdulah yang juga selaku Ketua
Satkorlak Provinsi Malut mengatakan, Pemerintah Provinsi terus memantau
perkembangan gunung tersebut. "Dan yang terpenting, masyarakatnya kami ungsikan
dulu. Kami tidak mau ada warga yang menjadi korban," katanya.
Kebutuhan sembako dan peralatan di lokasi pengungsian menjadi perhatian. "Kita
tetap memperhatikan masyarakat yang mengungsi," katanya.
Menurut siaran pers dari Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana (Lakhar Bakornas PB), hingga Selasa (10/7) pukul 14.40
WIT telah mengalami lima kali letusan berturut-turut yang terjadi pukul 09.30 WIT,
11.10 WIT, 11.30 WIT, 13.15 WIT, dan 13.30 WIT.
Tim reaksi cepat dari Lakhar Bakornas diberangkatkan ke lokasi pada tanggal 10 Juli
2007. Tim tersebut terdiri dari Ir Siswanto Parosojodjo sebagai Kasubdit Penelitian
Resiko Bakornas PB, Soewignyo SH sebagai Kasubdit Operasi dan Radito Pramono
Susilo ST sebagai staf Bakornas PB. [136]
Last modified: 11/7/07
|