The Cross

 

Ambon Berdarah On-Line
News & Pictures About Ambon/Maluku Tragedy

 

 


 

 

 

SUARA PEMBARUAN DAILY


SUARA PEMBARUAN DAILY, 17 Juli 2007

Normalkan Kehidupan Pengungsi

ituasi Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), makin aman sekarang. Kita senang dengan perubahan tersebut. Derita Poso adalah derita bangsa ini. Begitu Poso tak aman, maka bangsa ini juga ikut merasakannya. Meskipun keamanan di sana makin membaik, dampak dari kerusuhan yang terjadi pada 1998-2000 masih terasa sampai sekarang.

Berdasarkan hasil pendataan Dinas Sosial Kabupaten Poso pada April-Mei lalu, ternyata sedikitnya 4.325 keluarga pengungsi yang rumahnya ludes terbakar akibat kerusuhan sampai saat ini belum memperoleh bantuan rumah tinggal dari pemerintah. Padahal pemerintah sebelumnya telah menjanjikan untuk memberikan bantuan rumah bagi korban kerusuhan. Keadaan para pengungsi yang malang itu sungguh mengenaskan. Mereka masih tinggal di barak-barak. Ada yang membangun rumah darurat di kebun atau menumpang di rumah sanak saudara. Lainnya mengungsi jauh dari Poso ke Manado (Sulawesi Utara), Kendari (Sulawesi Tenggara), dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Tujuh tahun hidup di tempat pengungsian sudah pasti bukanlah suatu kehidupan yang normal. Hidup di barak-barak pengungsian akibat kerusuhan membuat mereka masih terkungkung dalam suasana kerusuhan. Trauma itu bagai hidup terus di barak-barak pengungsian. Sudah pasti, hal ini tidak menguntungkan secara kejiwaan. Padahal, salah satu cara untuk menghilangkan trauma tersebut adalah memberi tempat tinggal baru yang memungkinkan mereka hidup dengan suasana baru.

Para pengungsi tersebut tentu tidak bisa menjalankan kehidupan yang normal dalam kehidupan berkeluarga, tidak bisa bekerja, dan anak-anak tidak mendapatkan kesempatan yang baik untuk belajar. Belum lagi masalah lain seperti sanitasi umum yang biasanya tidak tersedia dengan baik. Hidup hanya dari bantuan jaminan hidup (jadup) yang diberikan pemerintah sudah pasti tidak sehat. Tentu saja mereka tidak boleh dibiarkan untuk hidup dari jadup secara berkepanjangan. Mereka butuh rumah yang memungkinkan mereka memulai hidup baru, termasuk lepas dari trauma kerusuhan yang menerjang Poso pada 1998-2000.

Masalah keamanan Poso sudah jauh membaik sekarang. Akan tetapi hal itu tidak cukup. Pengungsi yang masih terpaksa tinggal di barak-barak atau yang lari keluar Poso adalah bagian dari masalah itu yang harus segera diatasi. Jangan sampai masalah tersebut menimbulkan masalah baru. Jika masalah itu tak segera ditangani, bukan mustahil bisa menimbulkan kecemburuan sosial dari warga yang belum memiliki rumah tinggal. Keadaan itu sangat rawan terprovokasi.

Pemerintah saat ini sedang bekerja keras untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa ini seperti mengurangi angka kemiskinan. Salah satu indikator peningkatan mutu kehidupan adalah tersedianya tempat tinggal yang memadai.

Pemerintah sebetulnya telah berjanji untuk menyediakan rumah bagi para pengungsi korban kerusuhan Poso. Akan tetapi sampai sekarang janji tersebut belum juga diwujudkan. Para pengungsi telah menagih janji itu tidak saja kepada Menko Kesra, tetapi juga kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sayang, sampai kini belum ada jawaban pasti bagi para pengungsi berkaitan dengan janji itu.

Pemerintah perlu mengembalikan kehidupan normal para pengungsi bila tidak ingin memetik masalah di masa depan dengan cara memberi mereka rumah di tempat asal mereka. Di atas r umah itulah mereka akan membangun hidup baru dan belajar banyak dari kerusuhan tahun 1998 - 2000 untuk tidak mengulanginya lagi. Dengan demikian, Indonesia benar-benar menjadi rumah bagi kita semua.


Last modified: 17/7/07
 


Copyright © 1999-2002 - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML page is designed by
Alifuru67 * http://www.oocities.org/aboroe
Send your comments to alifuru67@yahoogroups.com
This web site is maintained by the Real Ambonese - 1364283024 & 1367286044