TEMPO, Sabtu, 30 Juni 2007 | 16:34 WIB
Din: Pemerintah Lembek Terhadap RMS
TEMPO Interaktif, Malang:Pimpinan Muhammadiyah menilai aksi pengibaran bendera
Republik Maluku Selatan (RMS) oleh penari cakalele di depan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono merupakan kesalahan Pemerintah. Menurut Ketua Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, Pemerintah selama ini tidak bertindak tegas
terhadap RMS.
"Sikap Pemerintah masih setengah hati, masih lembek. Pemerintah membiarkan
RMS tetap hidup dan mencari simpati rakyat Maluku dengan nama yang lain,"
katanya usai menghadiri wisuda di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu
(30/6).
Menurut Din, jika Pemerintah tetap melakukan pendekatan dengan cara yang halus
dan penuh toleran, maka tidak mustakhil RMS akan terus berkembang dan
mengancam sendi-sendi keutuhan nasional. Bahkan, tidak menutup kemungkinan
akan tumbuh gerakan separatis lainnya di Indonesia.
Din menyayangkan aksi yang terjadi saat peringatan Hari Keluarga Nasional di
Ambon, Jumat (29/6), itu. "Peristiwa tersebut sungguh menyedihkan, karena terjadi
saat acara resmi kenegaraan," ujarnya.
Secara organisasi, Muhammadiyah mendesak pemerintah untuk menindak tegas
melalui jalur hukum terhadap para pimpinan gerakan separatis di Indonesia, termasuk
para pelaku pengibaran bendera RMS di hadapan Presiden Yudhoyono. "Sebagai
organisasi yang berjuang untuk kemerdekaan dan berkomitmen untuk menegakkan
NKRI, Muhammadiyah minta Pemerintah tak bersikap kompromi terhadap
separatisme," tuturnya. Bibin Bintariadi
copyright TEMPO 2003
|