TEMPO, Selasa, 17 Juli 2007 | 08:09 WIB
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Juga Harus dicopot
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pencopotan Kapolda Maluku dan Pangdam Patimura
berkaitan dengan insiden pengibaran bendara Republik Maluku Selatan (RMS) di
depan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dinilai belum cukup. Menurut Ketua
Fraksi PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo masih ada satu pejabat keamanan yang
sesungguhnya paling bertanggungj awab atas insiden tersebut, namun justru belum
diganti. "Komandan Pasukan Pengaman Presiden yang paling bertanggung jawab.
Dia seharusnya juga dicopot. Panglima TNI seharusnya mencontoh Kapolri," kata
Tjahjo, Selasa (17/7).
Menurut Tjahjo, Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres) lah yang memiliki
tanggung jawab dalam pengamanan kegiatan presiden. Paspamres mengetahui detail
kunjungan presiden, dari sejak keberangkatan hingga selesainya acara. Karena itu,
ketika terjadi insiden yang dinilai Tjahjo sangat memalukan karena terjadi di depan
presiden yang merupakan simbol negara, pertama kali yang harus dimintai
pertanggunganjawab adalah Paspampres. "Kejadian itu dalam sejarah baru pertama
kali terjadi. Paspamres lah yang paling tahu kondisi dari ring satu sampai ring dua.
Kalau Kapolda dan Pangdam saja sudah dicopot, Komandan Paspampres
seharusnya juga dicopot," kata dia.
Dia mengatakan pencoptan Kapolda Maluku dan Panglima Kodam Pattimura
dinilainya sebagai langkah yang tepat karena menepis keraguan sejumlah kalangan
insiden tarian Cakalele akan mengorbankan anak buah karena komandan tidak
bertanggung jawab terjadinya insiden tersebut. Tjahjo menambahkan, apapun
alasannya, termasuk karena masih dalam pengusutan, Komandan Paspamres harus
segera diganti. "Kewenangan penggantian Paspamres memang ada di Panglima TNI,"
ujarnya. imron rosyid
copyright TEMPO 2003
|