Tribun Batam, Senin 23 Juli 2007
Keluarga Yakin Dujana Teroris
* Dapat Julukan Si Anak Hilang
* Jadi Militan Usai dari Malaysia
Bandung, Tribun - Aenul Bahri alias Abu Dujana, alias Yusron Mahmudi alias Mahfud,
tersangka pentolan teroris, sudah dianggap sebagai anak yang hilang oleh
keluarganya di Kampung Cisadang RT 3/7 Desa Mandalasari Kecamatan Cipatat
Kabupaten Bandung. Bahkan ayah kandung Abu, Tamami (80) tidak pernah lagi
menyebut nama anaknya itu.
Yaya Sunarya (72), paman Abu di rumah keluarga Abu, Rabu (13/6) mengatakan,
kecewa dengan sepakterjang Abu yang memiliki nama kecil Aen. ""Dia (Tamami)
tidak pernah mau membicarakan si Aen lagi. Kurang ajar! Saya gemas sama Aen.
Dia itu paling cakep, paling pintar, tapi begini," cetus Yaya.
Menurut Yaya, setelah tamat sekolah di kampung, Aen melanjutkan nyantri di pondok
pesantren di daerah Cibeureum, Cimahi. "Setelah tamat dia pulang. Waktu itu
kebetulan ada orang Pakistan yang datang ke kampung untuk menawarkan siapa
yang ingin kuliah di Malaysia," ujarnya.
Abu yang kebetulan tertarik, tanpa memberitahukan kepada orangtuanya, pergi begitu
saja meninggalkan kampung halamannya. Selama 4 tahun dia menghilang tanpa
kabar berita. "Tidak pernah kirim surat, orangtuanya sudah menganggap dia sebagai
anak hilang," ujar Yaya.
Namun setelah 4 tahun menghilang, Abu tiba-tiba muncul di rumah. Selama satu
tahun dia tinggal di tanah kelahirannya. Hanya saja ada perubahan yang mencolok.
Sikapnya menjadi lebih keras, terutama terhadap kaum non muslim. Bahkan dia
pernah mengusulkan agar rumah kaum nonmuslim yang ada di kampungnya dibakar
saja.
Akan tetapi, Abu tetap menjadi sosok pendiam dan tertutup. Dia tidak pernah
menceritakan kisah hidupnya di negeri jiran Malaysia. Dia hanya mengaku bekerja.
"Selama 1 tahun di Cimahi, dia sering ke Bandung juga. Setelah itu dia balik lagi ke
Malaysia," ungkap Yaya.
Sama seperti kepergian sebelumnya, Abu Dujana juga tidak pernah mengirimkan
kabar. Namun setahun kemudian, dia pulang. Saat itu dia mengabarkan telah
menikah dengan seorang wanita asal Kuningan, Jawa Barat. "Tapi saya tidak pernah
bertemu istrinya," kata Yaya.
Hubungan keluarga dengan Aen, imbuh dia, memang terputus sejak lama. Bahkan
saat Syari'ah, ibu Abu meninggal Februari 2007 lalu, tidak ada yang berupaya
memberitahu Abu. "Mau ngasih tahu ke mana. Sampai sekarang Aen belum tahu
ibunya meninggal," pungkas Yaya.
Isteri Abu
Terpisah, Nina Nurhayati (33), tetangga Abu , Senin lalu melihat ada warga baru yang
diduga istri dan anak Abu di rumah keluarga Tamami. Istri Abu digambarkan sebagai
seorang wanita mengenakan jilbab tertutup warna biru dan masih memiliki bayi.
"Saya tidak terlalu teliti memperhatikan wajahnya namun saya lihat perempuan itu
berjilbab tertutup dan mengenakan kaos kaki. Saya lihat juga ia sedang
menggendong seorang bayi," ucap Nina, Selain itu, Nina melihat tiga anak kecil yang
sering bermain di halaman rumah menjelang sore hari. "Saya bertanya kepada teman
saya siapa perempuan itu?, teman saya menjawab, kamu belum tahu itu kan isteri
Aen, dan itu mungkin bayi yang baru dilahirkannya," tambah Nina.
Menurut Nina, pada Minggu malam, keluarga Tamami kedatangan tamu dari
kepolisian. "Entah itu tamu dari mana, namun kabar merebak bahwa tamu itu dari
pihak kepolisian yang mengantarkan isteri dan anak-anak Aenul Bahri. Tapi secara
tepatnya sih saya juga belum tahu. Berarti kalau bayi yang digendong perempuan
berjilbab tertutup itu anak Aenul, seluruh anak Aenul Bahri berarti sekarang ada
empat," tandas Nina.
Ketua RW 10, H Mochamad Toha, mengatakan bahwa dirinya juga telah mendengar
kabar ada isteri dan anaknya Aenul Bahri di rumah keluarga Tamami. "Selama dua
tahun saya menjabat sebagai Ketua RW, saya hanya mendengar dan mendengar
saja. Silahkan saja Anda mengecek ke rumah keluarga Tamami untuk memastikan.
Pasalnya, kepada saya belum ada laporan adanya warga baru yang menghuni rumah
keluarga Tamami," tutur Toha.
Ujang (27), seorang pemuda warga Kampung Cisadang, meragukan kalau Abu yang
pernah menjadi guru mengajinya, sudah tertangkap. "Perasaan saya berkata Aen
yang sempat memberi ilmu ngaji kepada saya itu belum tertangkap," ucap Ujang
sambil terus meneliti dua gambar Abu yang dibawa Tribun.
Neng Nani (30), warga yang pernah menjadi adik kelas Abu, mengaku Abu tertangkap
karena terlibat teroris. "Saya kaget mendengar kabar Aen tertangkap karena terlibat
teroris, karena sosok yang saya kenal ia sebagai teladan yang memiliki kecerdasan
lebih dibanding yang lain," ucap Nani sambil satu sekolah dengan Aen dai SD hingga
MTs. (TJ/fem)
|