The Cross
Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics
HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright ©
1999/2000 -
1364283024 &
1367286044

 

AMBON Berdarah On-Line
About Us

 
Maluku Report 105 - Provided By Masariku Network

Edisi Minggu, 8 Oktober 2000

Operasi Bumi Hangus Desa Sirisori Amalatu kembali Berlanjut

Setelah menggempur sebagian besar kawasan desa Sirisori Amalatu pada hari Sabtu, Kelompok perusuh Muslim kembali melancarkan serangan subuh pada hari Minggu, 8/10, yang dimulai sekitar pukul.5.30. WIT ke sisa wilayah desa Sirisori Amalatu. Serangan subuh ini terjadi tatkala umat Kristen di Saparua, termasuk warga desa Sirisori Amalatu, tengah mempersiapkan diri menjalani Ibadah Perjamuan Kudus. Akibatnya, ibadah Perjamuan Kudus jemaat GPM Sirisori Amalatu terpaksa berlangsung di tengah hutan pada malam hari.

Serangan Subuh perusuh Muslim ini akhirnya menyisahkan hanya 15 rumah warga Sirisori Amalatu, sebuah gedung gereja ADVENT dan gedung sekolah. Menghadapi serangan subuh, massa Kristen dari desa Ulath dan Sirisori Amalatu melakukan tindakan penghadangan. Pada pukul 8.00 - 9.00 WIT, penghadangan massa Kristen ini berhasil memukul mundur massa perusuh sekaligus mengambil-alih pendudukan wilayah desa Sirisori Amalatu dari tangan perusuh. Tercatat 3 korban jiwa dari pihak warga desa Ulath yang telribat dalam aksi penghadangan ini, yakni

    • Sdr. Sapulete
    • Sdr. Telehala
    • Sdr. Yohanes

Sementara korban luka tembak yang terdata ialah:

    • Pieter Ruhulesin (warga desa Haria)
    • Sdr. Warela (warga desa Tuhaha)

Korban di pihak Muslim yang terpantau berdasarkan informasi yang diterima adalah 7 orang korban penyerangan hari sabtu, 7/10, yang telah dimakamkan di desa Sirisori Islam. Korban di pihak muslim lainnya yang ditemukan di wilayah desa Sirisori Amalatu setelah penguasaan kembali desa tersebut oleh massa Kristen adalah 5 jenasah warga muslim dan 3 jenasah aparat dari kesatuan 403. Belum jelas apakah kelima jenasah warga muslim merupakan korban penyerangan hari Sabtu atau hari Minggu. Begitupun juga belum diketahui jelas dari wilayah tugas manakah ketiga aparat TNI-AD yang tewas ini. Walaupun demikian, indentitas ketiga jenasah korban ini berhasil ditemukan yakni:

    • N. Kurniawan
    • Suyatno
    • Sertu Paryono

Dari saku salah satu ketiga aparat ini ditemukan sebuah buku (kemungkinan pocket book) yang di dalamnya terdapat catatan beberapa nama disertai jumlah uang yang bervariasi yakni antara Rp. 100.000 dan Rp.200.000. Dugaan sementara terhadap isi catatan itu adalah data pembayaran.

Selanjutnya, terkonfirmasi pula bahwa bangunan Baileo Desa Sirisori Amalatu juga telah dihancurkan (Baileo adalah rumah rakyat, tempat pertemuan adat warga desa).

Pada hari Minggu diketahui pula telah terjadi pengiriman aparat keamanan ke pulau Saparua. Tercatat ada 41 aparat brimob yang diterjunkan di kota Saparua dan rencananya akan bergerak menuju ke arah desa Sirisori. Sekitar pukul. 17.30 WIT, terpantau lagi 192 aparat gabungan TNI dibawah komando Seorang Mayor dari kesatuan 403 yang diterjunkan ke desa Sirisori Islam dengan menggunakan sebuah kapal Ikan dan Kapal milik LON-LIPI. Satuan gabungan ini kemungkinan akan mengadakan penyisiran dan sweeping di lokasi konflik di desa Sirisori Amalatu pada hari Senin, 10/10.


Maluku Report 104 - Provided By Masariku Network 2000

Edisi, 01.25 WIT, Minggu 8 Oktober 2000

Tanda-Tanda Pelebaran Konflik mulai terlihat

I. Situasi Kota Ambon

Dari Ambon sejak pukul 23.00WIT, Jumat 7/10, terpantau adanya pengumpulan massa muslim di mesjid raya Alfatah. Konsentrasi massa yang kemudian berlanjut dengan adanya bunyi bom dan tembakan di sekitar pohon puleh, ternyata mengisyaratkan akan ada sebuah aksi penyerangan lagi laskar Jihad di Ambon. Paling tidak hingga pukul 01.25, Minggu, 8 September 2000 terdengar bunyi bom di beberapa tempat.

Bagi sebagian masyarakat kota Ambon, kalaupun terjadi serangan laskar jihad ke kawasan Kristen yang tersisa di kota Ambon maka besar kemungkinan wilayah yang dituju adalah wilayah benteng-airsalobar-kudamati. Tidak heran bila daerah perbatasan wilayah itu yakni kawasan pohon Mangga di airsalobar menjadi strategis.

Selama ini kawasan pohon Mangga berada di dalam penguasaan laskar Jihad. Kawasan ini berbatasan langsung dengan kawasan pemukiman penduduk dan pengungsi Kristen di daerah benteng, airsalobar dan kudamati. Kawasan Pohon Mangga berada dalam otoritas panglima laskar jihad dan otoritas ini melebihi otoritas militer yang berjaga di situ. Tidak heran bila apapun kendaraan yang hendak melewati daerah tsb harus mendapat izin panglima laskar Jihad terlebih dahulu.

Kekuatiran akan adanya serangan laskar jihad ke wilayah di atas bukan tidak beralasan sebab jauh hari sebelumnya panglima laskar jihad Jafar Umar Thalib telah memberikan warning akan menyapu bersih daerah-daerah Kristen ini. Berikutnya, seperti yang telah diinformasikan beberapa sebelumnya, telah terjadi mobilisasi massa laskar jihad maupun aparat keamanan ke sana. Satuan yang berhasil teridentifikasi saat ini di wilayah bagian atas daerah pohon mangga adalah kesatuan 403 TNI-AD dari Kodam Diponegoro. Informasi terakhir yang kami terima ialah bahwa satuan Brimob yang bertugas selama ini menjaga kompleks TVRI dan wilayah benteng atas yang juga berbatasan langsung dengan kawasan Pohon Mangga, telah diganti dengan satuan Marinir.

II. Suasana Konflik Pulau Saparua masih Berlanjut

Hingga pukul 23.00 WIT, 7 Oktober 2000, masih terdengar bunyi bom di kawasan desa Sirisori Amalatu. Rupanya massa perusuh muslim masih berupaya untuk menghancurkan beberapa rumah warga yang belum dihabisi di sana. Artinya, situasi Saparua tetap tegang.

III. Mobilisasi Massa Muslim dari Hitu ke pulau Seram

Menyusul pembunuhan warga Kristen dari desa Rumah Kay di pulau Seram, malam ini terpantau lagi melalui percakapan Handly talky bahwa terjadi mobilisasi massa perusuh dari desa Hila (desa Muslim di pulau Ambon) menuju ke pulau Seram. Informasi adanya mobilisasi massa muslim yang merupakan alngkah awal persiapan penyerangan, telah membuat desa Kamariang (salah satu desa di tepi pantai dan berdekatan dengan desa Rumah Kay) berada dalam suasana tegang.

Sementara situasi di tiga pulau (Ambon, Saparua dan Seram) dalam keadaan tegang, terbetik berita bahwa pada hari Minggu ini, 8-10-2000, Gubernur, Kapolda, Pangdam dan Kajati akan bertolak ke Jakarta untuk suatu urusan. Apakah memang momentum ini yakni tidak beradanya perangkat penguasa darurat Sipil di Maluku dipakai oleh kelompok Muslim untuk menggempur desa-desa Kristen ?


Maluku Report 103 - Provided by Masariku Network

Edisi 7 September 2000

Saparua Bergejolak Kembali: Desa Sirisori Amalatu diserang dan diduduki kelompok perusuh

Seperti yang telah diproyeksikan bahwa akan terjadi ledakan penyerangan baru di Maluku maka pada hari ini, 7 September 2000, jam 15.00 -16.00.WIT, desa Sirisori Amalatu (sering disebut Desa Sirisori Kristen) kembali digempur oleh kelompok muslim dari desa Sirisori Islam (kedua desa ini adalah desa bertetangga dan "desa bersaudara"). Serangan yang dilakukan dari dua arah yakni dari arah gunung dan jalan darat dengan menggunakan mortir, granat tangan dan bom berhasil menghancurkan gedung gereja dan rumah-rumah warga Desa Sirisori Amalatu yang tersisa dari penyerangan sebelumnya pada tanggal 21 September 2000. Laporan sementara dari Saparua menyebutkan bahwa saat ini hanya ada sekitar 70 - 100 rumah warga yang tersisa dari penyerangan siang hari. Itu berarti bahwa masa perusuh berhasil membakar sekitar 100-an rumah penduduk. Desa Sirisori Amalatu sendiri berpenduduk 339 KK, Ketika desa ini diserang pada tanggal 21 september tercatat ada 134 rumah terbakar. Dengan demikian, paling tidak 70% dari kawasan pemukiman desa Sirisori Amalatu telah dihancurkan.

Penyerangan yang berlangsung hingga pukul 18.00-18.30 WIT berakhir ketika kaum perusuh berhasil membakar gedung gereja. Hingga saat ini belum terkonfirmasi secara jelas apakah massa perusuh juga membakar Baileo desa namun yang pasti desa Sirisori Amalatu telah diduduki kaum perusuh Muslim (Baileo adalah tempat pertemuan atau rumah adat warga desa). Saat gedung gereja dibakar, massa perusuh membunyikan lonceng gereja sambil berhura-hura sementara warga desa Sirisori yang sebelumnya sudah mengevakuasi diri ke hutan, tidak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan gerejanya terbakar dari jauh. 2 kejadian yang terekam dalam pelaporan yang kami terima menyebutkan bahwa

  • Rupanya pada saat terjadi penyerangan masa muslim ke desa Sirisori Amalatu, ada speedboat yang bermuatkan penumpang bersenjata dan terpantau memasuki desa Sirisori Islam. Speedboat tersebut dikabarkan berasal dari Masohi (pulau Seram). Saat melintasi perairan Desa Ouw (desa Kristen) menuju desa Sirisori Islam, penumpang Speedboat itu menembak seorang nelayan warga desa Ouw yang tengah melaut. Korban yang tertembak diberitakan meninggal dunia. Berikutnya, Speedboat ini dikabarkan sempat menuju ke desa Ulath (yang bertetangga dengan desa Ouw) sebelumnya akhirnya melanjutkan perjalananya ke desa Sirisori Islam.
  • Sebelum terjadinya penyerangan, tercatat ada 46 aparat dari kesatuan TNI AD 403 Diponegoro dengan pembagian: 20 orang bertugas di desa Sirisori Amalatu (komandannya bernama Letnan satu Marigi ) dan 26 desa di Sirisori Islam. Pada peristiwa penyerangan, rupanya ke-26 aparat di Desa Sirisori Islam tidak melakukan tindakan pencegatan pergerakan massa perusuh yang berangkat dari wilayah tugas mereka melainkan justru membiarkan massa perusuh bergerak menuju desa tetangganya . Di lain pihak, ke-20 aparat yang bertugas di desa Sirisori Amalatu justru melakukan tindakan mundur atau tidak melakukan tindakan penghadangan saat perusuh memasuki wilayah tugas mereka.


Maluku Report 102 (REVISED EDITION) Provided By Masariku Network

7 September 2000

Pemanasan Situasi Menjelang Pecahnya Konflik Baru di Maluku

Kamis 5 Oktober 2000

Pukul 16.00-20.00 WIT : Informasi dari desa Rumakay (pulau Seram) bahwa ada penghadangan dan pembantaian terhadap warga desa Rumakay. Tepat pukul 14.00 WIT ditemukan 1 mayat atas nama Wem Tuasun dalam keadaan terpotong di tengah hutan (pergi bersama istri kedusunnya) antara perbatasan desa Rumakay (desa Kristen) dan desa Latuwaroi Rohomoni (desa muslim), yang belakangan berdasarkan pengakuan warga Desa Rumakay telah banyak dipasangi ranjau oleh warga Rohomoni. Istrinya ditemukan belakangan pada pukul 20.00 wit oleh masyarakat setempat bersama Aparat keamanan (brimob) yang ditugaskan oleh KAPOLDA untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi konflik akibat masalah dimaksud.

Jumat 6 Oktober 2000

Pukul 18.00 WIT : Tiga truk TNI yang berisikan pasukan TNI dengan posisi siaga diatas mobil, melewati depan sekretariat GMKI. Iring-iringan mobil pasukan ini dikonvoi oleh satu mabil patroli POM didepan dan satu mobil Land Rover milik Dansektor meluncur menuju arah pohon mangga (berbatasan dengan daerah Air Salobar).

Pukul 19.00 WIT : Tiga mobil Truk yang sama yang berisikan pasukan TNI memakai baret hijau meluncur kearah yang sama untuk kedua kalinya.

Isu terakhir yang sangat kuat berkembang dalam masyarakat ialah bahwa tanggal 9 dan 10 akan ada penyerangan besar-besaran, dengan beberapa target maksimal pada daerah-daerah Kristen:

  • Benteng, Kudamati, Batu Gantung dan Talake (dari arah Pohon mangga dengan kekuatan 250-500 laskar lokal maupun luar, dari arah Talake, dari arah Perigi Lima, bawah dengan kisaran mobilisasi massa/laskar perusuh tidak jelas darat dan laut dengan dukungan arteleri standar militer dalam jumlah besar)
  • Upaya menyerang kembali desa Suli (Target maksimum penguasaan Passo)
  • Upaya menyerang kembali desa Hatiwe Besar dan Laha (Target maksimum penyerangan Nusaniwe)


Maluku Report 102 - Provided By Masariku Network

7 September 2000

Pemanasan Situasi Menjelang Pecahnya Konflik Baru di Maluku

Kamis 5 Oktober 2000

Pukul 16.00-20.00 wit : Informasi dari desa Rumakay (pulau Haruku) bahwa ada penghadangan dan pembantaian terhadap warga desa Rumakay. Tepat pukul 14.00 wit ditemukan 1 mayat atas nama Wem Tuasun dalam keadaan terpotong di tengah hutan (pergi bersama istri kedusunnya) antara perbatasan desa Rumakay (desa Kristen) dan desa Rohomoni (desa muslim), yang belakangan berdasarkan pengakuan warga Desa Rumakay telah banyak dipasangi ranjau oleh warga Rohomoni. Istrinya ditemukan belakangan pada pukul 20.00 WIT oleh masyarakat setempat bersama Aparat keamanan (brimob) yang ditugaskan oleh KAPOLDA untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi konflik akibat masalah dimaksud.

Jumat 6 Oktober 2000

Pukul 18.00 WIT : Tiga truk TNI yang berisikan pasukan TNI dengan posisi siaga diatas mobil, melewati depan sekretariat GMKI. Iring-iringan mobil pasukan ini dikonvoi oleh satu mabil patroli POM didepan dan satu mobil Land Rover milik Dansektor meluncur menuju arah pohon mangga (berbatasan dengan daerah Air Salobar).

Pukul 19.00 Wit : Tiga mobil Truk yang sama yang berisikan pasukan TNI memakai baret hijau meluncur kearah yang sama untuk kedua kalinya.

Isu terakhir yang sangat kuat berkembang dalam masyarakat ialah bahwa tanggal 9 dan 10 akan ada penyerangan besar-besaran, dengan beberapa target maksimal pada daerah-daerah Kristen:

  • Benteng, Kudamati, Batu Gantung dan Talake (dari arah Pohon mangga dengan kekuatan 250-500 laskar lokal maupun luar, dari arah Talake, dari arah Perigi Lima, bawah dengan kisaran mobilisasi massa/laskar perusuh tidak jelas darat dan laut dengan dukungan arteleri standar militer dalam jumlah besar)
  • Upaya menyerang kembali desa Suli (Target maksimum penguasaan Passo)
  • Upaya menyerang kembali desa Hatiwe Besar dan Laha (Target maksimum penyerangan Nusaniwe)

Provided By Masariku Network 2000 - Masariku@egroups.com

 

Received via e-mail from : Peter by way of PJS 


Copyright © 1999-2000 
- Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/alifuru67
Send your comments to alifuru67@egroups.com