The Cross

Under the Cross

English
Indonesian
Search
Archives
Photos
Maps
Help Ambon
Statistics


HTML pages
designed &
maintained by
Alifuru67

Copyright © 2000
1364283024&
1367286044

 


 

AMBON Berdarah On-Line
About Us


Perusuh Lakukan Maksiat Dalam Gereja Sirisori Amalatu - Kasus Ini Dilaporkan ke Vatikan dan Dewan Gereja Sedunia


Siwalima Report 69 - Provided By Masariku Network & Harian Siwalima

Edisi: SABTU, 4 NOVEMBER 2000

Ambon, Siwalima - Tragedi penyerangan ke Desa Sirisori Amalatu (SiriSori Kristen, red) oleh massa Muslim yang bergerak dari Desa Sirisori Islam dan berhasil memporak-porandakan seluruh pemukiman di wilayah itu, Kecamatan Saparua, Maluku Tengah, dilaporkan kepada Gubernur Maluku selaku Penguasa Darurat Sipil daerah, dengan tembusan disampaikan kepada Paus Johannes Paulus II dan Dewan Gereja Se-dunia.

Tragisnya, setelah menguasai total seluruh Kota Amalatu, sekelompok penyerang termasuk beberapa oknum TNI melakukan hubungan maksiat (seks) dalam gedung Gereja Sirisori Amalatu. Cerita fakta amoral itu, juga disampaikan kepada Presiden dan Wapres, Komisi HAM Internasional, KPP HAM di Ambon, para pemimpin gereja dalam maupun luar negeri, Pejabat Sipil dan Militer di Maluku, dan TPG, demikian laporan a/n Pejabat Kepala Desa Sirisori Amalatu Cq Sekretaris Desa F Uktolseja, Nomor 330/40, tanggal 3 Nopember 2000. Laporan ini juga disampaikan ke redaksi HU Siwalima, Jumat kemarin.

Di sebutkan, para penyerang/perusuh sesudah berhasil mengusir keluar para penghuni dan menghancurkan rumah-rumah penduduk dengan hujan mortir, bom-bom rakitan, granat, dan rentet tembakan, dalam beberapa kali serangan ke Amalatu, selama bulan September dan Oktober, kelompok penyerangan/perusuh itu masuk ke dalam gedung Gereja Sirisori Amalatu dan melakukan perbuatan mesum, alias hubungan seks di dalamnya.

Laporan itu menyebutkan, aksi bumi hangus terhadap Desa Amalatu dilakukan kelompok Muslim dari arah Desa Sirisori Islam didukung pasukan tertentu dari TNI AD yang selanjutnya disebut perusuh. Dikatakan, serangan ke wilayah itu dilakukan secara terencana dan terorganisir. Mengenai bentuk kejahatan tersebut sudah dilaporkan kepada Gubernur Maluku selaku Penguasa Darurat Sipil, Pangdam Pattimura, dan Kapolda Maluku, saat aparat Desa Amalatu didampingi TPG , melalui surat Nomor 338/38 tanggal 10 Agustus lalu.

Pada surat itu, mereka memohon kepada Gubernur agar Desa Sirisori Amalatu tidak dijaga oleh pasukan TNI tetapi satuan Brimob mengingat sesuai pengalaman yang sudah terjadi, TNI tidak mengambil sikap netral. Permohonan ini disetujui oleh Gubernur secara lisan dan berjanji segera menugaskan satuan Brimob kesana, namun tidak pernah dipenuhi. Selanjutnya memberi kesempatan kepada perusuh untuk terus-menerus menyerang Sirisori Amalatu.

Disebutkan, perusuh melakukan 6 kali serangan bersenjata yaitu pertama pada 7 September, kelompok perusuh bersenjata organik dari daerah pegunungan sekitar perbatasan Sirisori Amalatu dan Sirisori Islam, melepaskan rentet tembakan senjata organik, menembakan roket longser, mortir dan granat ke Desa Sirisori Amalatu. Penembakan juga terjadi dari arah Masjid dan pantai. Serangan ini menyebabkan 140 buah rumah permanen terbakar, 2 orang tewas (Markus Kesaulya, 27, dan Dominggus Tutuhatunewa, 28), 4 orang luka-luka, dan para penghuni lari mencari perlindungan di hutan-hutan.

Sesudah itu baru pada 22 September, Penguasa Darurat Sipil dan pembantu-pembantunya mengirim satuan TNI. Namun kehadirannya tidak ditolak oleh masyarakat karena mereka pernah melakukan penyiksaan oleh oknum-oknum TNI bersama massa Muslim saat serangan pertama itu.

Kemudian pada 7 dan 8 Oktober, pasukan TNI Yonif 403 menyuruh masyarakat Amalatu, membangun benteng-benteng pertahanan dengan karung berisi pasir. Tapi malah digunakan mereka bersama perusuh untuk menyerang warga Amalatu dengan melepaskan rentet tembakan, melakukan pemboman, menghujamkan mortir dan melakukan penjarahan.

Serangan dua hari ini menyebabkan 137 buah rumah permanen terbakar, 1 buah gedung gereja berserta fasilitasnya hangus terbakar, harta benda penduduk, semua hewan ternak dijarah habis termasuk 4850 kg beras dan 50 karton mie bantuan dari Satkorlak Tk I Maluku. Setelah menguasai seluruh Amalatu, perusuh bermalam di dalam gedung gereja bersama pasukan 403 melakukan hubungan seksual dengan wanita-wanita yang mengantar makanan dari Sirisori Islam. Ini dapat diketahui dari barang bukti yang tercecer didalam gedung gereja berupa 7 buah celana dalam wanita penuh dengan lendir-lendir hormon.

Pada 11 Oktober, perusuh dari oknum-oknum TNI AD melakukan penyerangan dan pembakaran terhadap rumah-rumah sederhana yang dibuat penduduk di hutan-hutan, menghancurkan satu buah gedung sekolah SMP Negeri 5. Pada 23 Oktober, perusuh membakar 15 buah rumah penduduk dan sebuah gedung gereja, tiga hari kemudian membom lagi Desa Sirisori Amalatu.

Pada waktu sebelumnya, sejumlah oknum-oknum TNI AD yang sedang bertugas di Sirisori Islam dan Sirisori Amalatu, membiarkan adanya aksi gangguan oleh sekelompok massa Muslim terhadap warga Kristen namun berhasil digagalkan. Di akhir surat tersebut, warga Sirisori Amalatu minta Gubernur Maluku selaku Penguasa Darurat Sipil daerah harus bertanggung jawab terhadap berbagai kerugian yang diderita warga Kristen. Mereka minta rehabilitasi dan pergantian seluruh harta benda yang dihanguskan menjadi prioritas Gubernur Maluku. (fim/aus)

Provided By Masariku Network & Harian Siwalima


Received via email from:
Peter by way of PJS  


Copyright © 1999-2000  - Ambon Berdarah On-Line * http://www.go.to/ambon
HTML pages designed and maintained by Alifuru67 * http://www.oocities.org/ambon67
Send your comments to alifuru67@egroups.com