Sosialisme
di Kuba :
ANTARA IDEALISME
DAN KEMELARATAN
Oleh
: Sigit Susanto (Email:
mbeling@zugernet.ch)
"Jika kami akan
katakan, seperti apa yang akan kita harapkan para pejuang revolusi, anggota
partai, dan semua bekas orang2 kami, kami akan katakan tanpa ragu2: Mereka
harus seperti Che! Jika kami akan katakan, seperti apa generasi yang akan
datang, kami akan katakan: Mereka harus seperti Che! Jika kami akan katakan,
bagaimana kami ingin mendidik anak2 kami, tanpa ragu2 kami akan katakan: Kami
ingin mereka dididik dalam semangat Che! Jika kami akan katakan, seperti apa
yang diinginkan anak2, dari hati kami sebagai revolusioner yang tak kenal
lelah, kami akan katakan: Kami ingin mereka menjadi seperti Che!"
Fidel Castro
Revolution
Square
Havana, October 18, 1967
( Bagian
Pidato Fidel Castro pada upacara meninggalnya Che di Bolivia )
Tulisan berikut
berdasarkan kunjungan saya dan istri sebagai turis ke negeri republik sosialis
Kuba selama dua minggu (06 - 21 Maret 2000). Kami mengadakan perjalanan tour ke
ibukota Havana, Pinar del Rio (pusat pabrik cerutu), dengan truk Rusia ke Trinidad dekat Santa Clara (medan
revolusi dibawah Che), Pantai babi
(pendaratan exil kuba Miami sebagai konter-revolusi), Cardenas (kota asal Elian Gonzalez bocah emigran dalam drama
politik di Amerika) serta beberapa tempat wisata lain seperti Guama (bekas perkampungan Indian) dan
pantai Varadero yang paling terkenal
dengan pasir putih dan warna air biru turkis.
Pesawat Condor D 1174
mendarat di bandara Varadero siang hari, orang2 turun dari pesawat dan berdiri
dalam antrean panjang pemeriksaan paspor. Seorang petugas laki kulit hitam
berbaju hijau berjalan dengan langkah pendek sambil menggenggam secarik kertas.
Tiba giliran saya menunjukkan paspor hijau tua
berlambang burung garuda,
petugas perempuan di loket kecil itu membolak-balik paspor dan cukup lama
memandangi wajah saya, sementara bule2 dibelakangku tak sabar meloncat ke
barisan yang lain. Saya perhatikan, petugas perempuan tadi bajunya hijau
sederhana bahkan terdapat lobang2 kecil di bagian lengan bekas percikan api
rokok. Diatas saku kiri tertulis "Immigracio"
(Imigrasi) dan disaku kanan tertulis "Ministerio
Del Interior" (Kementeriaan dalam negeri). Setelah lolos pemeriksaan
imigrasi, saya hendak menunggu kopor di ruangan besar yang kosong, hanya ada
sebuah gerobak dorong menjual beberapa botol minuman dan rokok. Tak ada toko
dan restauran mewah ber AC, seperti di bandara
negara2 lain. Kesan saya justru bandara internasional itu tak jauh dari
sebuah balai desa biasa yang belum tersentuh komersialisasi. Diluar bandara,
terdapat sedan tua tahun 50-an atapnya bertuliskan taxi, seorang laki tua duduk
di dekat setir berkaca mata hitam
dengan seorang perempuan muda. Di sebelahnya diparkir truk kuno Hino, sambil
menghentakan musik khas Amerika Latin. Rombongan kecil kami berjumlah tujuh
orang, enam turis Swiss dan hanya saya yang dari Indonesia. Tiga orang
berbahasa Perancis dan sisanya berbahasa Jerman. Tour leader Ms.Nathalie dari M-Travel yang jemput kami mengatakan;... bersabarlah disini berlaku
jam karet, guide anda sedang dalam perjalanan. Kemudian dia menceritakan, bila
pemerintah Amerika tak mengijinkan warganya berlibur ke Kuba, karena Kuba masih
dalam status embargo, bila ada warganya yang melanggar sepulang ke Amerika bisa
dikenai sangsi hukum. Namun warga AS tak kurang akal, mereka pertama terbang ke
Jamaika atau Haiti, baru nyeberang ke Kuba, untungnya imigrasi Kuba tak memberi
cap pada paspor bagi semua turis.
Satu jam berlalu
datanglah bis mini dengan dua orang guide, menariknya kami duduk dalam satu
mobil dengan dua guide. Hektor,
guide bahasa Jerman, kulit putih (keturunan Spanyol) dan Ernesto, guide bahasa Perancis, kulit hitam (keturunan Afrika). Umar, sopir (keturunan Arab). Hektor
lebih sering diam, jaga jarak, sebaliknya Ernesto lebih banyak nrocos dan
humor. Mobil meluncur ke ibu kota
Havana. Dalam perjalanan Hektor menerangkan, bila stasiun pemancar televisi
disebelah kiri itu berfungsi sebagai "perusak"
tayangan TV dari Amerika, karena rakyat Kuba tak diijinkan menonton tayangan TV
Amerika. Juga saya lihat ada beberapa menara mengibarkan nyala api dan ditanah
terdapat banyak roda besi pemompa, ternyata itu pengeboran minyak (Kuba
termasuk anggota OPEC). Sebelum memasuki Havana ada plang bertuliskan "Bien Venidas" (selamat
datang) serta tembok besar bertuliskan "Revolucion".
Sesampai di hotel saya tatap bendera Kuba, terdiri dari dua buah garis warna
biru dan tiga buah garis warna putih memanjang, diujungnya terdapat segitiga merah dengan bintang putih di
tengahnya. Di sudut lobby tergantung foto Fidel Castro (presiden) dan Che
Guevara (pahlawan revolusi) serta José Marti (pahlawan nasional), sedangkan di
lantai atas saya dapati perpustakaan kecil dengan sederet buku Lenin volume 1
sampai 55, buku2 biografi Karl Marx dan Engel serta buku José Marti volume
1-27.
SENJA DI IBUKOTA
Sore itu kami jalan2 di
jantung kota Havana, ada patung José Marti berdiri tegak di tengah taman, anak2
muda bergerombol dan bercanda mendiskusikan base ball, sebagai olah raga nasional, di bagian lain orang tua duduk2 di
bangku saling bercerita. Havana adalah ibukota terindah di Amerika Latin,
banyak bangunan kuno yang belum/tidak direnovasi, juga apartemen2 yang tak
terawat rapi, uniknya mobil2 tua masih aktif beroperasi. Kami tergoda dengan
orang2 kulit hitam yang santai memarkir mobil kunonya sebagai taxi di jalan
raya, becak dan sepeda dayung made in
Cina berseliweran, ada dokar ditarik kuda, ada juga dokar ditarik kambing, lalu
lalang pejalan kaki bercelana ketat. Pemandangan senja itu benar2 terasa sangat
santai, untuk ukuran sebuah ibukota. Tak ada orang jalan terburu2, tak ada
supermarket mewah bertingkat, tak ada pedagang kaki lima, tak ada gelandangan
tidur di trotoar, juga tak ada pengemis massal terorganisir. Gadis2nya sexy
memakai rock mini, sambil gandengan tangan dengan parnernya, juga budaya
mencium pipi laki-perempuan sangat umum, rupanya budaya Eropa/Spanyol masih
membekas. Di jalan raya itu kami tertegun dengan munculnya bis umum warna pink
berroda delapan amat besar dengan badan memanjang. Bis
itu bernama "Camel"
(Unta), karena punggung bis menonjol mirip binatang unta. Penumpang berjubel
hampir semuanya berdiri, menurut penduduk setempat bis itu bisa memuat 300 -
400 orang. Melihat Havana hari ini, mengingatkan kita pada
masa lampau tahun 50-an.
LETAK GEOGRAFI
Kuba terletak di antara
teluk Mexiko dan laut Karibia, bagian timur laut berbatasan dengan Bahamas,
sebelah timur bertetangga dengan pulau Haiti (77 km), sebelah selatan dengan
Jamaika (140 km), dan sebelah utara dengan Key West/Florida (148 km). Luasnya
110 992 km persegi, panjangnya 1250 km dan lebarnya antara 30 - 190 km.
Sehingga Kuba dijuluki sebagai negeri
"buaya tertawa", karena formasi pulaunya mirip seekor buaya.
Sedang keseluruhan pulaunya termasuk isla de la Juventud berjumlah 1600 pulau.
Sekitar 80% berupa dataran rendah,
terdapat gunung yang tertinggi yaitu Pico Turquino (1794 m) di sebelah tenggara
Sierra Maestra. Terdiri dari 14 Propinsi: Pinar del Rio, Havana, Havana Kota,
Matanzas, Villa Clara, Cienfuegos, Sancti Spiritus, Ciego de avila, Camaguey,
Las Tunas, Holgiun, Granma, Santiago de Cuba,Guantanamo dan sebuah kota madya
di pulau selatan propinsi Havana.
MUSIM
Beriklim subtropis
dengan suhu rata2 25° C sepanjang tahun. Ada dua musim, musim kemarau
(Nopember-April) dan musim hujan (Mei - Oktober). Pada musim kemarau/panas
sering terjadi angin ribut.
PENDUDUK
Jumlah penduduk sekitar
11 juta, di Havana bermukim 2,1 juta orang,
di Santiago de Cuba 420 000
orang, di Camagguey 286 000 orang, di Holguin 233 000, dan di kota2 kecil
propinsi terdapat ribuan orang.
ETNIK
Masuknya penjajah
Spanyol mengakibatkan etnik asli indian terdesak bahkan bisa dikatakan jarang
sekali etnik Kuba yang masih garis keturunan indian. Meski kadang masih bisa ditemukan
orang kuba yang berwajah mirip2 orang indian. Etnis Spanyol (kulit putih) ada
70%, Etnis Afrika (kulit hitam) ada 12%, Etnis Mulatten (campuran antara Spanyol dan Afrika) dan
Etnis Mestizen (campuran antara Eropa dan Indian ) ada 17%. Pada abad ke 19
datang Etnis Cina dari Canton dan Philipina sebagai pekerja kontrakan murah,
serta beberapa Etnis negara tetangga, seperti dari Haiti dan Jamaika.
AGAMA
Agama Khatolik Romawi
ada 40%, di kota2 besar banyak pemeluk protestan 3% dan masyarakat Synagoge
Yahudi 2% di Havana. Juga agama Santaria (kepercayaan spiritual afrika dengan
memuja banyak dewa)
KRISIS
EKONOMI KEBUTUHAN HIDUP
DIBATASI
Hari berikutnya kami
bangun pagi2 sengaja untuk melihat suasana orang2 kota beraktivitas, dengan
menyusuri jalan setapak yang hanya 25 meter dari hotel kami menginap dan
lorong2 sempit yang becek dan berbau tak sedap. Kami dapati ada plang
bertuliskan "Super Mercado"
(super market), tapi maksudnya pasar biasa, yang jualan sayuran, ketela, beras,
buah2 an dan daging. Orang2 berjubel belanja dengan dua mata uang yang berbeda
Peso dan US Dolar. Di pertigaan2 jalan banyak polisi berpakaian biru berdiri,
tampangnya biasa, tak kelihatan sangar. Di gang2 terdapat sedikit "libreta" (warung kecil)
bertuliskan pizarra de distribucion,
yang menjual pizza, es krim, rokok dan minyak. Di setiap warung pemerintah
selalu tergantung papan hitam bertuliskan harga barang2 yang dijual, harga
barang2 selalu sama dengan warung2 yang lain karena sudah ditetapkan oleh
pemerintah serta jumlah dan macamnya tak banyak. Barang2 yang paling umum di
jual oleh warung milik pemerintah sebagai keperluan dasar (basic need) adalah
sabun cuci warna krem, roti, keju, beras, gula dan minyak goreng, selebihnya
kami tak melihat barang yang lain. Cara berbelanja ? warga yang tinggal disuatu
lokasi/gang sudah punya warung langganan tetap/ditentukan, dimana mereka harus
belanja, tak boleh berpindah warung ke lokasi/gang lain. Warga yang akan
belanja selalu membawa "kartu warna
biru" dari pemerintah yang berisi daftar barang2 apa saja yang
akan/sudah dibeli juga berapa jumlahnya?. Kartu biru itu berfungsi untuk
mengecek agar warga tak belanja melebihi standar/jatah yang diberikan
pemerintah, sekaligus sebagai kartu subsidi/potongan harga. Sejak Gorbatschow menggulirkan politik Glasnost
(keterbukaan) dan Perestroika (perubahan)
tahun 1989, runtuhlah komunis Rusia disusul jebolnya tembok berlin dan negara2
blok timur. Praktis Kuba mengalami dampak "krisis
ekonomi" yang hebat, sehingga pemerintah memberi "batasan"(rasionalisasi ) menggunakan barang2 keperluan
sehari2. Dari sabun cuci, minyak goreng hingga roti, bahkan rotipun dijatah
maksimal 20 gram perhari, juga susu hanya bisa dibeli untuk keperluan bayi.
Bagaimana bisa mempertahankan hidup ditengah pembatasan ini ? Orang kuba
biasanya punya jalan keluar, antara lain dengan membeli barang2 keperluan
sehari2 di pasar gelap, atau membeli di toko2 yang memakai US dolar, tentu
harganya sangat mahal atau saling bantu diantara keluarga. Sejak 7 tahun lalu
pemerintah memberi kelonggaran bagi warganya, antara lain diijinkannya membuka
usaha sendiri (swasta); potong rambut/salon, bengkel mobil dan sejenisnya yang
tetap di kontrol dan diberi pajak yang ketat oleh pemerintah. Disusul kebijakan
baru pemerintah untuk memberlakukan mata uang US dolar sebagai mata uang kedua
setelah Peso. Sistem sosialis menghendaki agar semua warga mendapatkan
kesejahteraan dan penghidupan yang sama, untuk itulah kontrol dari
pemerintah yang extra ketat merupakan
pintu akhir gerbang sosialisme.
HAVANA KOTA TUA
Jam 09.00 pagi kami
kembali ke hotel sudah di tunggu Hektor (guide jerman) untuk acara "city-tour" keliling Havana. Hektor membawa guide training bernama Antonio Gonzalez Rey. Dengan Antonio saya lebih relax bertanya dan
tukar pikiran, dengan Hektor dia lebih formal dan pendiam. Hektor mengaku
dulunya bekerja sebagai Dolmetscher (penterjemah) dari bahasa Spanyol ke jerman
pada pemerintahan Fidel Castro. Dia sudah berkali2 mendampingi
orang2 Fidel ke DDR. Sedang Antonio, adalah insinyur mesin yang bekerja pada
pemerintah dengan gaji sangat rendah yaitu sebesar 300 Peso (US$ 15) per bulan,
(catatan: kurs sekarang tahun 2000, 20 peso = US$ 1, pada tahun 1983 adalah 1
peso = US$ 1) untuk itu dia tertarik di bidang pariwisata dan telah keluar dari
pekerjaannya. Tak hanya Antonio, hampir pekerja2 pariwisata mempunyai
pendidikan rata2 kelas Akademi. Dengan bis mini, kami tiba di pelabuhan Havana "Terminal Sierra Maestra San
Francisco", kami jalan menuju kota tua, banyak gedung2 kuno yang
sedang direnovasi dengan bantuan dari Unesco. Kami lihat ada sebuah kelas untuk
murid2 setingkat SD di deretan toko2 souvenir, ruangan itu agak gelap, seorang
ibu guru duduk di depan, dan murid2 berseragam baju putih, celana merah berdasi
kupu2, mereka berkali2 tunjuk jari dan baca keras2. Ada kebiasaan yang
dilakukan murid2 sekolah yaitu, sebelum pelajaran dimulai harus mengucapkan "Hymne" secara lisan : Pioneros por el
Comunismo. Seremos como el Che (Komunis sebagai pioner, kami ingin menjadi
Che). Kemudian Hektor membawa kami ke sebuah apartemen kumuh, disitu
ditunjukkan sebuah ruangan dibagi dua atas dan bawah, untuk dua keluarga.
Karena pada tahun 1980-an terjadi urbanisasi besar2 an, dari Santiago de Cuba,
sehingga pemerintah mengatasinya dengan membagi dua ruangan. Di halaman plaza de la Catedral, kami lihat
sekelompok ibu2 tua sedang berolah raga ringan dengan dipandu seorang perempuan
muda. Di situ juga banyak restoran dan toko souvenir, saya terpikat membeli
baret hitam berbintang merah yang sering dipakai Che, langsung saya pakai,
namun ketika masuk katedral, Antonio bilang;...saya kira Che itu tak cocok
masuk Katedral,... segera saja baret itu kutarik dari kepala. Kami berjalan
lagi dan melihat ada pasar loak buku yang di dasarkan diluar taman, saya perhatikan
ternyata buku2 yang dijual sebagian besar adalah buku Marxisme, Leninisme dan
Revolusi Kuba, hampir semuanya berbahasa Spanyol dan sedikit berbahasa Inggris. Di bawah pohon beringin duduk
banyak laki2 tua memukul musik dengan alunan lagu ala Karibia. Selanjutnya kami
mampir di bar alt-Havana,
disini Hemingway suka cicipi minuman khas Kuba Mojito (baca: mohito) adalah campuran antara air tebu, ruhm, air
jeruk. dan daun peppermint. Menjadikan Hemingway kecanduan dan sebagai
langgannan tetap di bar tersebut. Acara berakhir dengan kunjungan ke museum
Kapal "al Granma"(grand
mother) kapal yang tak terlalu besar itu bermakna sejarah tinggi bagi rakyat
Kuba. Karena hanya dengan kapal itulah Fidel, Che, Raul (adik Fidel) beserta
rombongan lain kembali ke Kuba dari kehidupan Exilnya di Mexiko. Granma
disandarkan di tengah kota Havana, hanya diberi atap serta tiap pojok halaman
terdapat api yang menyala dan dijaga beberapa tentara. Setelah Fidel berkuasa,
nama Granma diabadikan sebagai salah satu nama propinsi dan nama koran partai
komunis Kuba. (lihat:www.granma.cu).
MERIAM DAN KABARET
Havana malam hari terasa
nyaman, lampu2 redup di taman, turis2 mencari makan malam. Restoran Itali ada
diseberang jalan, juga becak Cina jadi taxi malam. Kami pergi ke pelabuhan melihat serdadu berpakaian adat
lama menyulut meriam. Tradisi ini sudah berumur 100 tahun, hingga kini
pada tiap jam 21.00 malam. Hiburan khas untuk orang lokal itupun, banyak
ditonton turis, mereka membaur untuk melihat detik2 akhir meletusnya sebuah meriam
yang berdiri di gundukan benteng tepi laut. Tiba2 lampu padam, suara serdadu
melengking tinggi, barisan berjalan dalam irama lagu, geraknya mirip polisi
India berbaris setengah menari. Tiap serdadu memanggul senapan antik, setelah
dekat meriam, seorang menyanyikan lagu
sendu, lagu menyayat bathin, mengiris hati, seperti me-manggil2 roh yang telah
pergi. Obor api menyala, orang2 menutup telinga rapat2, kubiarkan telingaku
telanjang, ingin dengar ledakan asli. Door...suara meriam itu diikuti sorak
sorai para penonton gembira mengakhiri pertunjukan. Bagiku suara itu tak lebih
keras dari mainan petasan anak2 dari bambu (jawa:bumbung) saat menjelang
Lebaran. Sebaliknya para turis punya suguhan malam yang berbeda dari penduduk
setempat, mereka ingin melihat corak budaya Amerika Latin yang dikemas dalam
sebuah atraksi bernama "Cabaret".
Perpaduan antara musik dan tari dengan kostum warna warni yang terkesan sangat
glamour, apalagi sorot lampu berbagai ukuran dan warna. Yang paling diminati
turis sebenarnya adalah lenggak lenggoknya sang mulatin (gadis2 campuran
Spanyol-Afrika/kulit putih-hitam) di panggung, mulatin terkenal dengan sebutan "berpaha panjang" dan
berkulit coklat bersih. Para mulatin mengenakan
kostum mencolok yang amat minim sangat erotis, tak jarang mereka mendekat pada
Audien. Musik kolosal bertalu2 mengiringi setiap gerak dan adegan. Dari seluruh
rangkaian atraksi kabaret ini sulit ditemukan nilai2 budaya Amerika Latin dan
estetika yang sebenarnya, yang menonjol justru exploitasi tubuh sexy yang vulgar.
Harga tiket pertunjukan ini per orang US$ 48 selama dua
jam.
PABRIK CERUTU DI PINAR DEL RIO
Konon Cerutu pertama
kali ditemukan oleh suku indian, mereka mengisap cerutu bukan lewat mulut
melainkan melalui hidung, dalam keadaan mabok, mereka yakini bila roh para dewa
telah tiba. Perjalanan ke arah barat laut dari Havana ke Pinar del Rio sekitar
200 km, melewati banyak desa yang asri, perkebunan tebu, ladang tembakau dan
sedikit persawahan. Karena tanahnya datar, maka tak ada sistem pengairan terasering
seperti di Indonesia yang berbukit. Sehingga beras masih diimpor dari Cina dan
Vietnam. Disini pengairannya menggunakan pipa panjang yang menyemprotkan air ke
seluruh ladang, secara bergantian. Disebuah gubuk di tengah ladang tembakau,
kami lihat beberapa petani tua bertubuh jangkung berkulit coklat mengeringkan
daun tembakau. Kami berhenti untuk melihat lebih dekat. Hektor
menerangkan cara2 menyortir daun yang baik sebagai bahan membuat cerutu, saya
mendekati seorang petani tua dan sedikit tanya jawab dengan di terjemahkan
istri. Awalnya saya dikira dari Cina, lalu dia bertanya; apa saya senang
mengunjungi Kuba ? Saya jawab; ya, terutama sistem sosialismenya. Spontan dia
mengangkat kedua telapak tangan dan menutupkan di depan mata dan pipinya yang
sudah berkerut sambil tertawa kecil, petani2 lain ikut membagi tawa. Dia
berucap lagi;...comunistas non tienen
comer ( orang komunis tak dapat makan), buru2 saya keluarkan buku kecil
(catatan harian), kutulis apa yang ia barusan ucapkan,....tampak dia kaget, agak
takut dan tanya istriku, apa saya polisi ? dan mohon agar saya tak mencatat apa
yang barusan dia katakan. Apa kau suka Fidel ? tanyaku
memancing, dia tak bereaksi. Apa kau suka Che? desakku, dia mengacungkan
jempol, Che orang baik. Setelah cukup di gubuk tembakau, kami melanjutkan
perjalanan lagi, di sepanjang jalan pada tiap pertigaan, banyak orang menunggu
bis umum, hingga satu, dua jam lamanya. Beberapa orang berusaha menyetop mobil
yang lewat, baik mobil pemerintah maupun pribadi, sambil mengacungkan lembaran
uang peso. Mereka sabar, berkeringat, yang kulit hitam, yang bule, yang mulatin
duduk2 di pinggir jalan, truk2 kuno hino, ford memuat orang2 penuh sesak,
mereka berdiri, sebaliknya bis2 turis bagus ber AC hanya mengangkut turis
beberapa gelintir, sungguh sebuah pemandangan yang amat paradok. Mengingatkan
kita pada daerah2 Indonesia bagian timur. Di sebuah desa terpasang papan
bertuliskan Policlinico (klinik),
bangunan bertingkat cat putih, seorang perempuan keluar berpakaian serba putih,
dia adalah dokter praktek. Hektor menerangkan, bila sekolah kedokteran gratis,
tapi sebelum selesai study diwajibkan mengabdi selama dua tahun di desa. Pada tikungan jalan desa itu kami lihat
poster Che besar dengan tulisan: Y mis
suenos no tienen fronteras (Idealisme saya tak ada batasnya). Sesampai di Cueva del Indio (Goa Indian) kami masuk
goa dengan prau, karena dalamnya ada sungai yang jernih beserta stalaktit dan
stalagmit yang menggambarkan diorama kehidupan suku Indian. Tak jauh dari goa
Indian itu terdapat lembah Valle de
Vinales, dan sebuah tebing batu yang digambar warna warni oleh mahasiswa
Anthropologi yang mengilustrasikan kehidupan awal manusia, disinilah kami
istirahat makan siang dibawah gubuk
panjang dengan hidangan khas kuba, nasi merah, ketela/singkong, sayur biji
kacang merah, kol dan tomat, pisang goreng tipis, daging babi kampong serta
buah jambu, pepaya dan sirsak. Sehabis makan mengunjungi Pinar del rio pusat
pabrik cerutu, kami masuk ke pabrik cerutu dan amati banyak perempuan duduk
berjejer tiga di bangku, menghadap banyak daun2 tembakau kering, seorang
menyortir daun, sebelahnya melipat
dalam gulungan dan yang terakhir merapikan gulungan cerutu. Para pekerja tampak
sopan dan riang, namun terselip wajah tak puas, gaji mereka hanya sebesar US$
10 perbulan. Sehingga mereka sekali2 mencoba untuk menukar uang koin peso
bergambar Che dengan dolar pada turis, bahkan di sudut ruangan ada yang mencoba
menjual cerutu secara ilegal yang sudah diikat dengan harga miring pada turis.
Cerutu merk "romeo y julieta"
yang tergolong kwalitas baik. Pinar del Rio adalah daerah
penghasil cerutu terbaik di Kuba.
PLAZA DE LA
REVOLUCION, RUMAH HEMINGWAY,
PARQUE LENIN DAN PANTAI
VARADERO
Hari ke empat
sebelum meninggalkan kota Havana, kami sempat mengunjungi alun2 luas di pusat
kota bernama "Plaza de la
Revolucion", disinilah Fidel sering bertemu rakyatnya untuk apel massa
politik hingga mencapai 1,5 juta orang, dia biasa berpidato pada setiap
perayaan 1 mei (hari pekerja). Di arena ini berdiri patung warna
putih José Marti setinggi 105 meter . Diseberang jalan terdapat gedung
pemerintah yang dijaga beberapa tentara berfungsi sebagai kantor pusat partai
komunis kuba dengan gambar Che besar terbuat dari besi di depan gedung, bila
malam hari terlihat menyala. Hektor, bercanda...bangunan warna kuning krem itu
tempat Fidel bekerja, mungkin dia di jendela. Diceritakan bila kesehatan Fidel
akhir2 ini memburuk, dia kena syaraf di mulutnya, sehingga tidak bisa kontrol
dalam berpidato selalu dibantu dengan lautsprecher, kakinya juga sakit. Fidel
jarang nongol di tempat umum, bila dia bepergian atau menghadiri sebuah acara
selalu sendirian, tak pernah mengajak istrinya. Rakyat sendiri juga tak tahu
banyak tentang keluarganya, dia punya dua orang anak dan untuk yang urusan ini
dirahasiakan, mungkin karena dia berkali2 lolos dari percobaan pembunuhan yang
dilakukan oleh lawan politiknya dan CIA. Saya tanya pada Antonio Gonzalez ,
siapa yang bakalan ganti Fidel nanti, apa Raul, adik kandungnya ? O...saya kira
tidak, jawabnya. Raul sekarang menjabat sebagai menteri pertahanan, dia tak se
brilian kakaknya. Sejak kapan siswa belajar ajaran marxisme ? tanyaku. Sejak di
bangku SD, sudah di ajarkan dunia sosialisme ringan, dan bahasa rusia. Makin
tinggi sekolahnya diajarkan filsafat yang hanya menjurus ke Marxis, Hegel,
Feuerbach, Marx-Engel dan Lenin, selain itu tidak, jawabnya. Bagaimana rakyat
belajar Marxisme ? desakku. Dia paparkan, bila tiap kantor selalu punya
perpustakaan kecil, disitu buku2 marxis dipelajari bersama2. Kelompok mana di
dalam negeri yang anti Castro ? tanyaku. Ya... siapa lagi kalau tidak mahasiswa
yang suka protes, khan mahasiswa di seluruh dunia begitu, jawabnya. Sebelum
Antonio pamitan, karena dia tinggal dekat alun2 plaza de la revolucion dia
tambahkan, saya sudah baca dua kali das Kapital dan buku hariannya Che di
Bolivia, sangat menarik. Perjalanan dilanjutkan ke desa kecil Cojimar di pinggir pantai, dimana dulu
papa Hemingway, begitu penduduk lokal sering panggil dia dengan sebutan "Papa", mengadakan lomba
nangkap ikan besar bernama marlin
(ikan pedang), yang menjadi inspirasi pembuatan novel "Der alte Mann und das Meer" yang dapat hadiah nobel
sastra tahun 1954. Fidel pernah diundang
dalam kecakapan menangkap ikan marlin tahun 1960. Di desa nelayan itu
kami memasuki restoran yang sering
dibuat nongkrong Hemingway, restoran di pinggir pantai itu penuh foto2
hitam-putih yang menghiasi tembok, menggambarkan kegiatan lomba nangkap ikan
yang idenya dari Hemingway. Terlihat seorang lelaki tua duduk menawarkan foto
Hemingway, dia bilang,... saya Hemingway yunior, tepatnya dia adalah sahabat
Hemingway yang masih hidup. tak jauh dari restauran, berdiri patung putih
penulis gaek amerika itu memandangi
laut. Hemingway lahir tahun 1898 di Amerika, tahun 1930 ketika dia dan
istrinya akan berlayar ke Eropa, singgah sebentar di Kuba, namun rupanya jatuh
cinta dengan negeri panas ini, hingga berlama2 sampai tahun 1960, karena dia
menderita stroke, kemudian kembali ke Amerika, dan bunuh diri tahun 1961. Kami
mengunjungi rumah pribadinya di Sanfrancisco
de Vaulo. Rumah besar berwarna putih itu cukup sejuk, karena banyak di
tumbuhi pohon, bunga dan bambu. Terlihat dari kaca jendela, kumpulan buku2nya,
koleksi binatang buruannya di Afrika, Antilopen, kepala kerbau liar, kijang,
yang sudah dikeringkan tergantung di ruangan2. Seorang turis berkomentar;
novel2 Hemingway bagus, tapi sayang dia seorang pemburu. Di halaman belakang
ada nisan berderet, ternyata itu kuburan kucing kesayangannya, konon dia punya
30 kucing. Dalam kariernya dia tercatat sebagai koresponden perang di Spanyol,
pemberontakan melawan Franko. Perjalanan dilanjutkan ke Parque Lenin (taman
lenin) sebuah proyek ekologi pemerintah yang dibangun pada tahun 1970. Taman
nan hijau ini amat luas dengan dilengkapi danau buatan, sehingga rakyat di
taman Lenin ini bisa bersantai dengan prau atau sekedar piknik, atau olah raga
ringan, mungkin taman Lenin ini untuk memuji tokoh Lenin dari Leningrad (bahasa
Rusia, grad = negeri). Di taman Lenin ini kami makan siang di sebuah restoran,
dengan bangunan kuno, tiang2 kayunya masih asli, dulu gedung ini dibuat untuk
menampung para budak. Pohon beringin tumbuh subur dan banyak bunga karolina,
berwarna merah mekar mirip hibiscus. Hektor menerangkan, pada awal pemerintahan
Fidel, kalau anak mau masuk sekolah, orang tuanya selalu dihadapkan pada dua
pertanyaan menjengkelkan dari
pemerintah. Pertama, apa keluarga kita punya hubungan/kontak dengan luar
negeri ?. Kedua, apa kita aktif dalam beragama?, namun sekarang dua pertanyaan
itu, tak pernah terdengar lagi.
Sehabis makan kami
lanjutkan ke pantai Varadero,
mengingatkan kita pada kawasan Nusa dua bali, Varadero sebuah semenanjung
kecil, berpasir putih dengan ombak yang sedang. Kami
berpisah dengan Hektor dan Umar dan menginap di hotel Las Palmas.
GAYA HIDUP KAPITALIS
Malam
hari kami ke restoran di hotel, dengan membawa kupon makan malam seharga US$
18/ orang (sama dengan gaji sebulan seorang sarjana ). Setelah melihat buffet
yang disediakan di ruangan besar, mata kami terbelalak dan kontan tak bisa
melangkah. Karena kami baru saja datang dari Havana, dimana rakyat belanja
dibatasi, melihat orang2 yang hidupnya serba miskin. Tiba2 melihat buffet
makanan yang beraneka ragam, dari bermacam jenis ikan, dan daging, sayur mayur,
nasi dan kentang, buah2 an, ice cream. Semua ditata secara artistik melingkar,
terkesan sangat berlebihan dan mewah, hampir semua bahan makanan itu di impor.
Turis2 berperut buncit mengambil makanan menggunung, banyak yang disisakan,
pelayan2 restoran orang lokal, harus mengumpulkan sisa2 makanan, benar2 sebuah
pemandangan yang amat paradox. Ebel,
salah seorang pelayan restoran, lulusan sekolah perhotelan, mengatakan pada
kami, bila ada seorang pelayan lain yang keluar, karena tidak tahan melihat
betapa manja dan sombongnya turis2 itu berlibur di negeri miskin. Pelayan
tersebut mengalami depresi, karena apa yang dialami dalam kehidupan sehari2
sangat bertolak belakang dengan suasana kerjanya. Pada siang hari di pantai
kami melihat beberapa burung pelikan menungging ke air laut menangkap ikan.
Juga deru mesin pesawat kecil hilir mudik di atas pantai, pesawat kecil
bertuliskan "Air Taxi" itu
mengangkut turis2 berduit tebal menjelajahi sepanjang pantai. Lama kuamati tak ada pedagang acung/pedagang souvenir seperti di pantai2
bali atau tempat lain. Namun yang ku tunggu2 tiba juga akhirnya, beberapa
perempuan berpakaian rapi membawa sebongkok kaos warna warni bermotif Kuba.
Seorang turis memilih kaos2 dan rupanya akan memborong, lalu turis tersebut
menawar;...saya beli banyak, bisakah dapat diskon ? tak disangka pedagang acung
tadi menjawab; ...souvenir2 ini milik pemerintah, semua harganya sama, kami tak
mengenal diskon. Lagi pula kaos ini bukan buatan Kuba, tapi di impor dari
Mexiko atau Jamaika. Turis tadi berseloroh,... di negara sosialis-komunis dalam
berdagang tak kenal bargaining-system, semua ditentukan oleh negara, sehingga
kadang terlihat para penjual atau pegawai tampak kehilangan gairah, tak
termotivasi karena antar pedagang tak ada kompetisi harga. Turis lain mengatakan
pada kami;...komunis itu seperti agama, pengikutnya jadi fanatik dan disini Che
dianggap sebagai nabinya. Karena kami lebih tertarik untuk melihat kehidupan
rakyat dari dekat, dari pada berlama2 di pantai, maka kami mengadakan beberapa
tour lagi.
TOUR KE GUAMA BEKAS PERKAMPUNGAN INDIAN
Suatu
hari kami pergi ke bekas perkampungan Indian Guama di semenanjung Zapata (Sepatu),
karena semenanjung itu mirip bentuk Sepatu. Menggunakan boat kami menyusuri
sungai2 yang bermuara ke lautan Karibia. Boat merapat di sebuah desa, tampak
rumah2 gubuk bertingkat yang terpencar2, mengingatkan kita pada rumah panjang
di perkampungan dayak Kalimantan. Guide menunjukkan rumah2 gubuk yang amat
sederhana itu, sayang penghuninya sudah tidak ada lagi, dulunya disini bermukim
sekitar 3000 orang, meski demikian masih bisa dirasakan nafas kehidupan mereka.
Patung2 ukuran ramping tinggi tersebar di sudut2 desa, ada yang melambangkan
ketua adat, sedang berburu, anak2 dan para wanita. Ada dua kelompok Indian,
yang pertama disebut Koliva dan yang
kedua disebut Thainos yang berasal
dari Amazonia. Di ujung desa berdiri pohon besar Ceiba (sejenis pohon randu/kapok) pohon ini di anggap pohon suci,
karena besarnya maka dimungkinkan tiga sampai lima orang bergandengan tangan
pun tetap tak bisa melingkari pohon itu. Ada kepercayaan setempat, bila orang
punya cita2, maka diharuskan tiga kali keliling pohon sambil mengucapkan
cita2nya dalam hati, bila Tuhan
menghendaki, maka cita2nya akan tercapai. Pariwisata juga merambah daerah ini,
sehingga banyak didirikan hotel dengan arsitektur asli suku Indian. Setelah itu
kami melanjutkan perjalanan ke pantai
babi, pantai berpasir putih itu airnya sedang surut. Di pantai inilah
konter-revolusi yang dilancarkan exil-Kuba Miami mendarat, disebut pantai babi,
karena pada waktu itu banyak babi hutan. Akhir dari acara tour kami mengunjungi
peternakan Aligator dan Buaya, dua binatang reptil ini ternyata
mempunyai perbedaan sifat dan postur. Aligator mempunyai moncong agak runcing
dan panjang sifatnya lebih galak/agresif, sebaliknya buaya moncongnya tak
terlalu runcing dan bersifat pendiam/tenang.
TOUR KE TRINIDAD DENGAN TRUK RUSIA
Pagi
yang cerah, kami berangkat tour ke Topes
de Collantes menggunakan bis ber AC, dalam rombongan tampak banyak orang
Jerman. Sekitar setengah jam keluar dari komplek Varadero, kami melihat sebuah
patung sepeda besar di pinggir jalan, dengan tulisan "kota Cardenas". Kota yang tak begitu besar ini tak ada
jalan yang menikung, semua jalan lurus saling memotong dengan yang lain, kalau
dilihat dari atas awan atau dengan helikopter, maka kota itu akan tampak garis
potong2 yang saling bertabrakan. Kota Cardenas belakangan ini menjadi populer,
karena bocah cilik Elian Gonzalez
berasal dari sini dalam drama penculikan oleh exil-Kuba Miami. Elian yang
diajak Ibunya meninggalkan Kuba menuju Amerika bernasib buruk. Perahu yang
ditumpanginya tenggelam, ibunya meninggal dan Elian bisa selamat. Ternyata
Elian punya paman di Miami, bergeraklah exil-Kuba Miami untuk mempertahankan
Elian mati2 an. Sementara Castro mencak2 karena bapak kandung Elian yang sudah
kawin lagi itu masih di Kuba. Pemerintah Kuba bersi keras untuk mengambil
Elian, meski opini publik dan Clinton menghendaki Elian di pulangkan, tapi
exil-Kuba Miami mempertahankan, saat tulisan ini ditulis, Elian sudah bersama
bapaknya tinggal di Washington. Mereka masih menunggu keputusan pengadilan.
Kasus Elian yang murni ini sudah bermuatan politik. Banyak demonstrasi di Kuba
menuntut kepulangan Elian. Meski rakyat Kuba miskin, tapi solidaritas dan
kesadaran politiknya tinggi. Setelah bis meninggalkan Cardenas untuk
melanjutkan perjalanan, mendadak sopirnya menginjak rem, semua turis kaget.
Ternyata ada seekor ular panjang tergeletak di tengah jalan sedang ditarik2
oleh seekor burung Ass Geyer (burung pemakan bangkai), burung jenis ini bisa
kita lihat terbang melayang dimana2.
Petugas seragam kuning
Di
beberapa persimpangan jalan berdiri dua orang dengan sepedanya berseragam serba
kuning, guide kami menerangkan, bila petugas berpakaian kuning itu adalah dari
pemerintah yang bertugas "mengawasi
dan mencatat" nomer mobil2 pemerintah yang tak mau mengangkut
penumpang di jalan. Karena transportasi merupakan problem yang besar, maka
pemerintah membuat peraturan agar semua mobil pemerintah yang sedang bertugas,
sekaligus bisa digunakan sebagai sarana transportasi umum gratis. Bila sopirnya bandel, akan dicatat nomer mobilnya, sehingga bisa dikenai
sangsi hukum. Bis yang kami tumpangi pun agak longgar, sehingga sopir dan
guidenya sempat sekali menaikkan seorang ibu menggendong bayinya di jalan yang
kepanasan. Pemandangan alam tak terlalu istimewa, hanya banyak perkebunan tebu,
tembakau, jagung dan kacang2 an. Di ladang tebu terlihat mesin traktor yang di
impor dari Australia sedang memotong batang tebu dengan cepat dan praktis,
namun ada juga yang masih dengan cara tradisional menggunakan sabit. Bis kami
berhenti di pabrik tebu tampak mesin2 penyortir batang tebu menjulang tinggi
dengan tiang2 besi tua yang sudah karaten, seorang anak kecil tak berbaju keluar
dari gubuk sedang mengunyah tebu untuk mencari sari air gulanya, sambil tangan
kirinya melambaikan salam ke arah kami. Sementara seorang turis perempuan
menghampiri anak itu dan memberi sebuah permen dari Jerman. Kontan anak itu
suka ria, sambil membuang tebunya dan lari ke arah tangga besi yang tinggi
menemui bapaknya, sepertinya dia melaporkan dengan bangga kejadian itu.
Bapaknya pun dari atas menorehkan senyum. Tentu anak kecil itu belum bisa
berpikir jauh, bila sebenarnya permen tersebut bahannya juga dari tebu yang
sudah di modifikasi oleh tangan kapitalis, jadilah permen dengan berbagai rasa.
Seusai melihat pabrik tebu, perjalanan dilanjutkan ke kota Cienfugos yang indah. Di pinggir jalan kami melihat patungnya Fidel
sendirian tampak kesepian, kemudian bis berhenti di pinggir sungai, dan disana
sudah menunggu tiga buah truk Rusia.
Truk Rusia
Tiga truk besar warna
loreng hijau-kecoklatan mirip truk
tentara dengan roda besar2 buatan Rusia di tahun 50-an telah menunggu
kami. Setelah naik dan duduk di bangku kayu panjang yang keras, truk memasuki
hutan dengan jalan kerakal dan tanah merah. Lobang2 air di jalan pun di lewati
tanpa ada goyangan yang berarti. Akhirnya kami berhenti pada sebuah restoran "Rumbos" milik pemerintah,
sambil makan siang sekelompok pengamen menyanyikan lagu2 irama Karibia dengan
iringan musik gitar, mereka mendendangkan lagu; Guetanamera, (artinya seorang perempuan dari kota Guantanamo) dan
lagu yang paling banyak diminati rakyat serta bernada patriotik namun
melankolik adalah lagu; "Che
Comandante". Setelah makan siang melanjutkan perjalanan ke kota Trinidad, kota tertua di Amerika Latin
yang dilindungi oleh Unesco. Medan revolusi di Santa Clara pimpinan Che
Guevara juga tak jauh dari sini, juga makam untuk sisa tulang2 Che dibangun
tahun 1997, setelah 30 tahun meninggal
dan dimakamkan di Bolivia 1967. Kami berjalan kaki di tengah kota yang asri dan
tenang, melihat pabrik Wine, Kathedral tua dan pasar seni. Malam hari kami
menginap di pegunungan lalu paginya di lanjutkan lagi dengan acara rambo
trekking bukan menyusuri jalan setapak, tapi menyusuri sungai berbatu padas
yang terjal, air tawar yang bersih, pohon2 liar dan air terjun yang amat indah.
Selama trekking di hutan subtropis itu kami hanya melihat babi hutan dan burung
"Kolibri" burung terkecil
di dunia, sedang mengkerami dua buah telurnya. Acara tour berakhir dengan makan
siang di tengah hutan.
DARI COLOMBUS SAMPAI CASTRO
1492
Christoph Kolumbus menemukan Kuba pada tanggal 28
Oktober, dia mengira bila telah memasuki daratan di Asia. Pada saat itu
terdapat sekitar 100.000 penduduk asli suku Indian.
1512
Diego de Velazquez, orang Spanyol pertama kali
yang mendirikan pemukiman di kota Baracoa Kuba.
1548
Dimulainya bertanam tebu yang didatangkan dari
Guinea-Afrika, hanya kurang dari 60 tahun setelah pulau itu ditemukan, penduduk
asli suku Indian makin terdesak, terutama setelah orang2 Spanyol mendatangkan
para budak dari Afrika.
1552
Havana dijadikan ibu kota.
1700
Tembakau menjadi barang ekspor andalan, industri
gula di dirikan. Saat itu terdapat sekitar 30.000 budak.
1762
Havana diduduki oleh
kolonial Inggris.
1763 Inggris
menukar Havana kepada Spanyol dengan
Florida.
1791 Pemberontakan
budak di Tahiti, menjadikan Kuba
sebagai pusat gula di Karibia.
1800
Gula menjadi sumber income terpenting kolonial. Jumlah budak
meningkat menjadi 300.000.
1812
Pemberontakan budak dapat di
patahkan oleh para pejabat kolonial.
1868/78 Perang kemerdekaan pertama
melawan kekuatan kolonial Spanyol.
1886 Perbudakan
mulai diperhatikan.
1895 Jose Marti, Maximo Gomez, dan Antonio Maceo memimpin perang kemerdekaan kedua. AS ikut campur tangan dalam perang melawan Spanyol. Akhirnya kekuatan
kolonial tersebut hengkang meninggalkan negeri.
1902
Kuba merdeka. Sekarang orang
mengenal masa itu (1902-1959) sebagai "Pseudorepublik",
karena Kuba secara politik dan ekonomi masih di tentukan oleh AS. Misal:
Industri gula, Kereta Api dan bangunan2 masih di kontrol oleh perusahaan2 AS. Tomas Estrada Palma terpilih sebagai
Presiden.
1920
Perang dunia pertama, harga
gula melonjak tinggi membuat para pengusaha lebih jaya yang berakibat
memperlebar jurang kemiskinan.
1924/33 Diktator Machados dijuluki rakyat sebagai "killer", karena mengakibatkan Kuba jatuh pada krisis
ekonomi yang parah. Produksi gula turun tajam hingga 50%.
1933
Setelah terjadi mogok massa,
Machado lengser. 30 hari setelah itu, naiklah Fulgencio Batista sebagai presiden baru dengan dukungan militer.
1933/40 Batista sebagai panglima
tertinggi militer, kekuasaan ada di tangannya dan mengurus kepentingan2 AS.
1940
Batista resmi jadi presiden.
1944
Batista mengikrarkan diri sebagai orang terkaya dalam masa pemerintahannya.
1944/52 Pemilihan presiden baru dari Grau San Martin dan Prio Socarras: Korupsi tetap masih
merajalela.
1952
Batista melakukan "kudeta" terhadap pemerintahan baru dan membentuk negeri
totaliter. Oposisi di larang, pengangguran meningkat. Suhu
politik memanas.
1953 Di
Santiago de Cuba, Fidel Castro
memimpin pemberontakan bersenjata, namun gagal sehingga dia dijatuhi hukuman
penjara selama 15 tahun dan di buang ke pulau Juventud.
1955
Fidel Castro mendapat amnesti dan exil ke Mexiko.
1956 Dengan menumpang kapal "Granma" mendaratlah kembali
di dekat Santiago de Cuba; Fidel Castro, Raul Castro, Ernesto "Che"
Guevara dan 80 pengikut yang lain. Di Sierra Maestra mereka memulai perang
gerilya melawan regim Batista.
1959
Kemenangan revolusi Kuba. Tentara gerilya menumbangkan Batista. Fidel Castro diangkat sebagai menteri
presiden dan mereformasi ekonomi, industri, pelayanan kesehatan serta sistem
pendidikan. Sebuah kampanye pemberantasan buta huruf di galakkan besar2 an.
1960
AS menghentikan quota perdagangan gula, industri
negara, perbankan, dan bahan mentah minyak. Presiden Eisenhower mulai menerapkan embargo perdagangan.
1961
Invasi dari exil Kuba Miami yang dibantu kapal
perang AS mendarat di pantai babi,
namun dapat dipatahkan tentara Kuba.
1962
AS memblokade ekonomi secara total sampai
sekarang. Sehingga Kuba mendekatkan diri pada Soviet. Terjadi "Krisis Kuba" karena Soviet
Union membuat pangkalan roket/senjata atom di Kuba. Kapal perang AS memblokade
pulau itu, roket/senjata atom akhirnya ditarik kembali ke Soviet.
1965
Che Guevara, menteri industri dan penasehat
dekatnya Castro meninggalkan Kuba.
1967
Che Guevara di tembak di Bolivia dalam perang
gerilya. Beberapa usaha kecil telah dilebur menjadi usaha milik negara.
Perjanjian perdagangan gula dengan Soviet di tanda tangani.
1975 Kuba
dan Jerman menjalin hubungan diplomatik.
1980
Lebih dari 100.000 orang
Kuba meninggalkan negeri.
1990
Runtuhnya blok timur membuat
dampak yang panjang.
1991
Di kampanyekan "masa keprihatinan", bahan
pangan dan bahan lain dibatasi.
1992
Mata uang dolar di ijinkan sebagai alat transaksi.
Ribuan orang Kuba mencoba pergi ke Florida dengan kapal/prau kecil.
1994
Sangsi perdagangan AS di pertajam. Fidel Castro
mulai menjalin hubungan lebih erat ke Amerika tengah dan selatan. Sektor
pariwisata sangat membantu pemasukan devisa negara.
2000 Havana sebagai tuan
rumah KTT selatan-selatan.
JOSE MARTI
Jose Marti y Perez lahir
di Havana 28 Januari 1853, pada usia 13 tahun sudah tertarik dunia sastra. Usia
15 tahun dia mendirikan koran mingguan anti kolonial "La Patria". Tahun 1868 para advokat dan tuan tanah kaya Carlos Manuel de Cepedes memberontak
menentang pendudukan Spanyol, mereka
membentuk pasukan militer dibawah komando Maximo
Gomez (1836-1905) dan Antonio Maceo (1845-1896).
Dalam usia 17 tahun Jose Marti dijatuhi hukuman oleh Spanyol. Tahun 1871 dia
dideportasi ke Spanyol, dimanfaatkan oleh Marti untuk belajar Filsafat, Sastra
dan Hukum, setelah tamat belajar dia pergi ke Mexiko, Guatemala dan Venezuela.
Disini Marti memulai kariernya di bidang jurnalistik, lalu dia diangkat sebagai
Konsul dari negara2 Amerika Latin di New York. Dia sering menulis tentang
hubungan politik dan budaya antara Amerika utara dan selatan. Marti
mengumpulkan kelompok exil dan mendirikan "Partai
Revolusi Kuba" pada 10 April 1892. Konsep Marti jelas untuk
memenangkan revolusi melawan kekuatan politik aristokrasi. Dari kemenangan
revolusi akan di utamakan dasar2 kehidupan yang humanis dan sosialis. Marti di
AS dan Amerika latin mengumpulkan dana untuk membeli persenjataan. Tahun 1895
di Santo Domingo, Marti dan Gomez menandatangani "Manifest dari Monte Christo" sebuah program revolusi
bersenjata. Pada April 1895 mendaratlah Marti dan Gomez serta pengikutnya di
pantai selatan Propinsi Oriente. Pada 19 Mei pertama kali serangan di
lancarkan, dalam pertempuran ini gugurlah Marti. Sehingga komandan Spanyol
memberitakan pada publik;...Terima
kasih, Tuhan telah melindungi kami, di bawah perintah saya beruntunglah, bila
agitator dan provokator Jose Marti meninggal". Sebelumnya Marti telah
menulis akan kematiannya;...Kematian
adalah sebuah kemenangan dan telah benar2 hidup tak sia2.
BATISTA
Krisis ekonomi dunia
tahun 1920 menggoyang kedudukan Presiden Geraldo
Mochado. Pada pertengahan tahun 20-an sempat membaik, namun dia tak
menyangka bila dirinya harus juga lengser. Secara rutin dia mengirim tentara ke
jalan, untuk mematahkan gelombang mogok. Para demonstran di tembak oleh para
gangster bayaran yg dikenal dengan sebutan porros,
para musuh regim dikejar dan di gebuk. Ketika tahun 1933 berlangsung aksi
mogok seluruh negeri, terjadi amok dan perkelahian antar rakyat. Machado
melarikan diri dengan pesawat ke Miami dengan membawa lima buah pistol dan
beberapa emas dalam kopornya. Seorang pemuda sebagai bawahannya bernama Fulgencio Batista memanfaatkan situasi
chaos tersebut. Dia dari keturunan Mulaten, mengambil alih kekuasaan dan
mengontrol seluruh kekuatan militer. Era Batista telah dimulai. Tahun 1934 USA ada interes
dan dibuat perjanjian "Platt Amendment"
yang mengijinkan hak intervensi USA. Didirikanlah pangkalan angkatan laut
Amerika di Guantanamo. Tahun 1940 Batista harus rela bersaing dalam pemilu yang
bebas dan jujur dalam pemilihan presiden.
Havana dan Mafia
Havana
adalah sebuah kota dimana alkohol, ganja/sejenisnya, judi dan prostitusi
sebagai sumber mengeruk untung, tak sulit menarik organisasi komplotan ini dari
USA. Pada Desember 1946 saat krisis ekonomi melanda dunia, di
Havana di adakan konferensi mafia-internasional, bos mafia Meyer Lansky sebagai penyelengaranya. Dia adalah otak komplotan
syndikat di USA. Dengan paspor palsu diundanglah Luciano, mafia Sizilia-Itali sebagai tamu kehormatan. Setiap bos mafia dari New York, New Jersey, Tampa, Chicago dan New
Orleans bertandang ke Havana. Ibukota kuba itu sebagai tempat pertemuan mereka.
Tahun 1938 Batista mengundang Meyer Lansky untuk membuka dua tempat judi kasino
dan arena balap mobil di Parque Oriental , bahkan Lansky menggantikan orang2
kuba dengan orang2 nya sendiri. Lansky juga memberi bagian
keuntungan secara periodik kepada Batista, agar supaya operasi mafia
dilegalisasi. Tahun 1946 bisnis maksiatnya tak berjalan mulus, namun Havana toh
tetap sebagai tempat yang diakui sangat aman dan menarik, bahkan Frank Sinatra terbang kesini. Tahun
1953 Lansky diangkat sebagai penasehat pribadi Batista, aturan perjudian pun di
syahkan oleh pemerintah. Setelah Batista menduduki kursi presiden yang kedua,
membengkaklah korupsi dan bersikap represif, serta intelejen polisi mengejar
para musuh politiknya.
FIDEL CASTRO RUZ
Fidel Alejandro Castro Ruz lahir
13 Agustus 1926 di Biran propinsi Oriente, anak ke 5 dari 9 bersaudara,
bapaknya Angel Castro sebagai
pengusaha spanyol, ibunya Lina Ruz
Gonzalez sebagai istri kedua, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga
Angel Castro. Setelah istri pertamanya
meninggal. Masa kecil Castro di sekolah internat katholik Santiago, lalu
pindah ke sekolah Colegio de Belen di Hanava. Dia
belajar hukum, dan sering menggerakkan demonstrasi. Di bangku kuliah dia sudah
membaca buku2nya Hitler "Mein
Kampf" (perlawanan saya), juga film2nya Mussolini.
Setamat
kuliah dengan gelar Doktor ilmu hukum, dia buka praktek advokat di Havana.
Dalam membela klinya, dia tak pernah meminta bayaran, untuk menopang hidupnya
dia harus minta bantuan keluarganya. 1948 dia ditangkap di Kolombia, karena
demonstrasi anti imperialis, pada tahun yang sama dia kawin dengan seorang
mahasiswi Mirta Diaz Balart. 1949
lahirlah anak pertama Fidelito, lima
tahun kemudian cerailah pasangan ini dan istrinya Mirta kawin lagi kemudian
pindah ke spanyol, sejak itu tak pernah muncul di tempat umum dan membicarakan
bekas suaminya. 1959 Castro berkuasa di kuba, sejak itu sejarah dunia
mencatatnya, dia sebagai pemimpin bangsa berkaliber internasional sekaligus pahlawan
revolusi radikal kiri. Dia keliling dunia mengunjungi Moskow, Praha, Bagdad,
New Dehli, Hanoi, Caracas, Algeria dan Addis Abeba. Castro punya beberapa nama
panggilan antara lain; "Comandante"
atau "El Jefe Maximo" (bos
besar), "El Caballo" (kuda
perkasa), juga "El Mulo"
(mulut besar). Sampai hari ini Castro memimpin dengan tangan besi, lawan
politiknya tak segan2 dicap subversif atau digebuk. Dia tetap bertahan, meski
sudah sembilan presiden Amerika di ganti, juga menyaksikan runtuhnya Soviet. Setelah kematian raja Hussein
dari Jordania, praktis dia seorang pemimpin negara terlama di dunia.
Percobaan pembunuhan terhadap Castro
Sejak tahun 60-an
terjadi percobaan pembunuhan pada diri Castro, dipelopori oleh CIA, bekerja
sama dengan exil-kuba dan mafia.
-memberi racun pada
cerutu kesukaan Castro.
-memberi dosis kematian
LSD.
-memasukan Zyanid pada
susu coklat.
-memberi infeksi
Tuberkulose pada pakaiannya.
-mengolesi obat2
perontok rambut pada semir sepatunya, agar jenggot dan rambutnya rontok, dan
karismanya turun.
-Saat Fidel Castro
berkunjung ke Venezuela.
Castro sebagai orang biasa
Kesukaannya adalah ikan
bakar, soup kura2, dan spaghetti. Dia suka kendarai
jeep ke desa2, berkebun, berenang dan main catur. Bila dia bertemu rakyatnya di
desa ataupun di kota, tidak suka dipanggil "anda, beliau", melainkan
hanya kata biasa "kamu, dia". Seperti orang2 kuba pada
umumnya. Castro percaya juga pada hal2 "mistik",
misalnya : angka keberuntungan adalah angka 26, dia lahir tahun 1926, bapaknya
memiliki ladang seluas 26.000 m persegi, usia 26 dia memimpin gerilya menyerang
Moncada, 26 juli awal pemerintahannya, dalam membuat pertemuan/acara dia suka
pilih pada tanggal 26. Ramon kakak Castro
menceritakan, masa kecil dengan adiknya ketika keduanya masuk sekolah internat.
Castro ditolak masuk sekolah karena dianggap masih kecil, bila pulang kampong
lewat pegunungan di Santiago, tidak layak untuk seorang anak kecil jalan
sendirian. Salah seorang kawan bapaknya, menggantinya tahun kelahirannya yang
sebenarnya tahun 1927, lalu dirubah tahun 1926, agar bisa diterima disekolah.
Castro juga mengagumi Marti, yang dihubungkan dengan Marx, karena kedua nama
tokoh itu sama berawalan M (MM: Marti-Marx). Sejak
perceraiannya dia sering muncol dengan seorang kawan perempuan setia dalam
revolusi, Celia Sanchez. Sanchez
diangkat sebagai first lady, karena jasa dan temparemennya yang keras dalam
revolusi. Tahun 1980 Sanchez meninggal karena penyakit kanker. Dua anak Castro Alina Fernandez dan Fidelito keduanya tinggal di USA,
bahkan anak perempuannya Alina Fernandez menulis buku berjudul "Ich, Alina" (Saya, Alina)
percetakan jerman: Rowohlt. Yang mengungkapkan kritik
pada kebijakan bapaknya.
Siapa pengganti setelah Castro ?
Jefe Maximo (bos besar)
itu muncol 1997 untuk pertama kalinya memperkenalkan publik pada adik
kandungnya Raul, namun orang masih meragukan apa adiknya mampu menggantikannya,
bila suatu saat dia lengser.
Bila Castro lengser,
seharusnya embargo USA dihentikan, namun Castro berujar: ....Saya seorang revolusioner dan revolusioner tak pernah berhenti
istirahat/pensiun. Sementara lawan politiknya yang sebagai exil, membentang
dari Madrid sampai Miami, mereka telah siap siaga, kapanpun untuk menggantikan
kepemimpinannya. Bahkan exil kuba di Miami telah mempersiapkan persenjataan dan
latihan militer yang dididik oleh CIA. Mereka adalah orang2 kaya kuba,
tuan-tanah2 yang angkat kaki, setelah Castro memberlakukan program agrarreform
dalam sosialisme. Juga orang2 intelektual kuba yang tak mendapatkan pekerjaan
layak dan orang2 biasa yang ingin mencari nafkah lebih baik, seperti kasus
bocah Elian Gonzalez yang
menyeberangi laut dengan menumpang kapal kecil ke Miami.
CHE GUEVARA
Ernesto "Che" Guevara lahir
14 juni 1928 di kota Rosario, Argentina. Anak dari pasangan Ernesto Guevara Lynch, seorang
konstruktor sipil dan Celia-de la Serna,
keduanya berasal dari keturunan keluarga terpandang Irlandia dan Spanyol. Sejak
usia dua tahun Che terjangkit Asma. Kemudian keluarganya berpindah ke Buenos
Aires, namun cuacanya tak baik untuk Che, sehingga memutuskan untuk pergi
ke propinsi Kordoba, tepatnya di Alta
Gracia. Disini dia menamatkan SMP, dari ibunya dia belajar bahasa perancis, dia
juga tertarik dunia sastra dan olahraga. Tahun1964 keluarganya kembali ke
Buenos Aires dan dia masuk fakultas kedokteran serta tertarik Leprosy dan
penyakit2 tropis lainnya. Yang mengilhami idenya keliling negeri bagian utara
dan barat bahkan seantero pedalaman Argentina dengan sepeda. Pada 29 Desember
1951 dia dan kawannya Alberto Granado
menyusuri pantai pasific hingga Santiago de Chile dengan sepeda motor. Setelah
itu dia pergi ke Peru mengunjungi Machu
Pichu, sampai di hutan Brasil, naik ke Kolombia. Sesampai di Bogota mereka
di deportasikan. Dari Kolombia dia pergi ke Venezuela. Tak seberapa lama lagi
Ernesto Guevara pergi sendirian ke Miami kemudian kembali ke Buenos Aires,
dimana dia ditugaskan wajib militer, namun karena alasan kesehatan dia
melanjutkan studynya dan tamat Maret 1953 dengan spesialisasi Leprosy dan
penyakit2 alergi. Dia putuskan untuk pindah ke Venezuela dan bekerja pada rumah
sakit Leprosy di Cabo Blanco. Bersama Ricardo
Roji, lalu dia pergi ke Guatemala untuk bergabung dengan proses revolusi
negeri itu. Dia tiba januari 1954 pada usia 25 tahun dan menulis beberapa artikel, antara lain: "saya lihat jatuhnya Jacobo
Arben". Dia termasuk kelompok yang menentang perlawanan ke kota
terhadap kekuatan konter-revolusi yang dimotori dan diorganisir oleh CIA yang
membantu pemerintah demokrasi Arben. Dia berjumpa dengan Antonio (Nico) Lopez di Guatemala yang telah berpartisipasi dalam
peristiwa heroik 26 Juli 1953 di Kuba. Nico lah yang memberitahu Che, kemana
arah perjuangan yang direncanakan oleh Fidel Castro dan lokasi kapal untuk
pembebasan Kuba dari tangan imperalis regim fasis Batista. Dari Guatemala Che
pergi ke Mexiko dengan kereta api dan tiba pada Juli-Agustus 1954. Dia berjumpa
Nico Lopez lagi dan Raul Castro yang pertama kali memperkenalkannya pada Fidel Castro. Setelah berbicara dengan
Castro hampir semalam suntuk, paginya Che di tunjuk sebagai dokter ekpidisi
revolusi yang akan direncanakan. Kubalah yang membaptis Ernesto Guevara dengan
panggilan "Che", sama
dengan panggilan akrab aslinya orang Argentina. Pada bulan Agustus 1955
bersama2 dengan Raul, dialah sebagai orang pertama dalam ekpidisi yang
menggunakan kapal Yatch Granma.
Che pimpin gerilya ke Afrika dan Bolivia
Sebelum meletus revolusi
di Kuba, Che telah membuat perjanjian dengan Fidel agar dirinya di ijinkan
pulang ke Amerika Selatan, guna melanjutkan perjuangannya. Fidel berkata;... Don`t worry, we
will keep our word. Setelah berhasil di Kuba menambah antusias dirinya dan
tak sabar lagi. Fidel menyadari memang perjuangan itu memerlukan kondisi yang
prima dan Che dalam kondisi yang optimal. Meskipun Fidel berusaha membujuknya
agar bersabar dulu, tapi Che maunya segera dan saat itu juga. Che tertarik
dengan perjuangan gerilya di Afrika. Pada waktu itu Kongo (sekarang: Zaire)
dibawah jajahan Belgia terjadi pembunuhan atas diri Patrice Lumumba sehingga didirikan regim neokolonial. Kemudian Che berpidato di PBB 11 Desember 1964, yang menentang keras
Imperialis Belgia dan AS. Pada 17 Desember 1964 sampai dengan 14 Maret 1965 Che
mengunjungi negara2 Afrika antara lain; Algeria, Mali, Kongo (Brazzaville),
Guinea, Ghana, Dahomey, Tanzania dan negara republik Arab, dia berhasil menemui
orang2 kunci. Sebelum Che mengunjungi Nasser
di Kairo, dia sempat mampir dulu ke Paris. Ada kejadian sedikit lucu, bila
pramugarinya di pesawat mengatakan pada temannya;...lihat anak muda gila ini,
berpura2 seperti Che. Juga ketika jalan2 di Paris banyak yang berkomentar sama,
mereka tidak tahu bila dia adalah Che yang sebenarnya. Rombongan veteran
revolusi Kuba diberangkatkan ke Zaire. Pada suatu hari Che sehabis di interview
oleh wartawan di Kuba, langsung terbang menuju Afrika dan wajahnya di make-up
untuk mengacaukan lawan. Di pesawat dia duduk persis dalam deretan tempat
duduk wartawan yang menginterview tadi.
Kawan Che menyaksikan hal itu, bila wartawannya benar2 tak menduga bila dia
duduk disamping Che. Che tak bisa makan dan minum, karena akan mengganggu
kosmetik make-upnya. Waktunya dihabiskan untuk membaca dan ke toilet, untuk
membenarkan wajahnya yang palsu. Sementara kalangan usahawan bingung,
mempertanyakan dimana menteri Industri ini berada ? karena menghilang dari
berita publik, lalu Castro menjelaskan;...Che selalu berada dimana gerakan
revolusi memerlukannya. Setelah Che tiba di kota Dar es salaam, Zaire dia
bertemu Kabila dan "gerakan pembebasan Kongo".
Che bergabung dengan para pasukan internasional Kuba juga mengadakan kontak
dengan negara2 tetangga untuk membantu perjuangan di Zaire. Che mendapat
julukan nama baru yaitu "Tatu".
Dia menganggap Kabila adalah gerilyawan yang paling tangguh. Namun misi Che tak
berhasil sehingga membuatnya pergi ke Tanzania, dia agak canggung pulang ke
Kuba lagi karena telah berpamitan dengan rakyatnya. Dibujuklah Che oleh Castro
dan dengan rahasia Che kembali lagi ke Kuba.
Disamping Che sebagai
target tunggal penangkapan oleh agen CIA, maka Che me make-up wajahnya lagi,
agar penyamarannya tak diketahui lawan untuk memasuki Bolivia.. Dia harus pergi
ke Moskow dan Eropa dulu dengan memakai nama palsu; Adolfo Mena Gonzalez dengan
paspor palsu pula dari Republik Oriental
Urugay. Dia berhasil mengelabuhi pemerintah setempat, akhirnya tiba di
Bolivia malam hari 6 Nopember 1966. Kawannya sudah menunggu antara lain; Carlos Coello dan Alberto
Fernandez Montes de Oca mereka naik Jeep bersama menuju Nacahuasu, dimana
sekelompok gerilya komunis Bolivia telah menunggu.
Reaksi meninggalnya Che
Setelah serangan tentara
Bolivia yang khusus dididik CIA berbaku hantam, sangat tak seimbang dengan
kekuatan para gerilya yang amat sederhana dan banyak yang sudah sakit. Empat
tentara mendekat dan Che bilang;...Jangan
tembak ! Saya Che Guevara, bagi kalian akan lebih berharga jika membawa saya
hidup dari pada mati. Sebelum Teran menembak
Che di ruang kelas sekolah dasar, Che titip pesan terakhirnya;...katakan pada istriku, dia boleh kawin
lagi ! Pada tubuhnya ditemukan tulisan pesan rahasia untuk sahabat karibnya
Castro dalam bentuk "Cypher",
yang ditemukan pada tahun 1918 oleh Gilbert
Vernam. Pesan rahasia ini berbentuk huruf sandi terpahat di tubuhnya dan
hanyalah Castro yang bisa membacanya, karena dialah yang punya kuncinya. Dari
huruf sandi rahasia inilah, yang meyakinkan Castro bila Che benar2 meninggal.
Karena sebelumnya banyak berita bohong menyiarkan kematiannya. Berita kematian
Che cepat tersebar, di Kuba Castro mengadakan upacara besar dan berpidato;...roh Che akan berdampingan dengan Marx
dan Engel di ruang Pantheon komunis yang tak pernah mati. Sang revolusioner
telah pergi, tapi yang muda dan suci telah lahir. Di Argentina, bekas
presiden Arturo Frondizi menyebut
kematian Che sebagai;...Pahlawan masa
kini. Di Amerika orang2 kiri lama mengarak poster dan foto Che. Di Eropa; di Perancis kaum intelektual dan kiri
mengadakan "minggu Che Guevara
untuk kedamaian Vietnam". Jean-Paul
Sartre berkomentar;...Saya pikir,
Che itu tak hanya intelek, tapi juga seorang perfeksionis masa kini. Di
Itali dan Jerman Barat terjadi demonstrasi besar2 an. Di Neapal, Florenz, Milano dan Roma anak2 muda memanggul foto Che di jalan2 dan melawan polisi. Di
Bonn, anak2 muda memasang bom di kedubes Bolivia. Soviet dan negara2 blok timur
mengirim telegram resmi ke Havana sebagai rasa bela sungkawa, tapi tak
mengaggumi Che.
REVOLUSI
" Tanpa sebuah teori revolusi, tak akan ada gerakan revolusi ".
Lenin
Di bawah pemerintah
Batista, tumbuh kelompok kecil elit kaya sebaliknya pada umumnya rakyat hidup
melarat. Hanya sedikit yang dapat air bersih, listrik, pendidikan dan pelayanan
kesehatan. Seperempat rakyatnya tak bisa baca tulis, seperempat laki2 mudanya
sebagai pengangguran. Sistem pemerintahannya korup, tak ada keadilan dan
kesamaan hak. Setahun setelah Batista menduduki kursi presiden yang kedua kali,
muncul pengacara muda bernama Fidel
Castro hingga kini, hanya dengan angkat senjatalah akan berakhir kekuasaan
diktator itu.
Penyerangan di barak tentara Moncada
26 juli 1953 Castro dan
125 pengikutnya menyerang barak tentara di Moncada-Santiago, pada saat yang
sama sedang diadakan karnaval musik. Revolusi muda ini tidak berhasil, banyak
dari kelompok gerilya yang terbunuh, 68 lainnya ditangkap polisi. Castro dapat
melarikan diri untuk mencari perlindungan ke pegunungan Sierra Maestra. Namun
tetap saja dikejar tentara Batista, pada saat dia dan para pengikutnya tertidur
berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman. Castro beruntung, karena petugas
penjara ternyata justru simpati pada revolusi, sehingga dia dimasukkan dalam
ruangan tersendiri, yang semestinya penentang pemerintah harus dibunuh. Setelah
Castro berkuasa, petugas penjara kulit hitam bernama Pedro Sarria Tartabull itu dijadikan pengawal pribadinya. Meskipun
penyerangan di Moncada belum berhasil, tetap sebagai tanda dimulainya revolusi
kuba, yang mungkin terjadi yang akan datang.
Sejarah akan membebaskan saya
Setelah para gerilya
mendekam dalam penjara, diktator Batista makin tak mendapat simpati di
masyarakat, para tahanan diajukan ke pengadilan dengan tuduhan makar. Castro
menyusun bantahan di penjara dengan judul "History
Will Absolve Me" (Sejarah akan membebaskan saya), lima jam pembelaan
itu dibacakan di pengadilan. Dia
menuduh, Batista adalah diktator yang terburuk dalam sejarah Kuba, dia paparkan
juga dengan sangat detail keburukan pemerintah, standar hidup rakyat, mutu
pendidikan, pelayanan kesehatan, undang2 pertanahan, semuanya ini harus
dirombak dan dibuat pemerintahan baru. Akhir dari pembelaannya, terucap kata2
yang paling terkenal: "Jatuhilah hukuman pada saya, bila
anda mau. Sejarah akan membebaskan saya". Pembelaannya ini tak
ditemukan dalam ajaran marxisme dan leninisme. Castro dijatuhi hukuman 15 tahun
penjara di pulau Isla de la Juventud. Disini dia belajar karya2 Karl Marx dan
berhasil membentuk kelompok perlawanan dari kaum petani. Dia sering berceramah
untuk menanamkan semangat revolusi, kehidupan penjara hanya dijalani dua tahun.
Pada tahun 1955 hari ibu, dia mendapatkan Amnesti dan berangkatlah bersama para
kadernya exil ke Mexiko. Disana dia bertemu
Ernesto "Che" Guevara. Bersamanya direncanakanlah kembali
revolusi bersenjata tahap kedua seperti penyerbuan ke Moncada Gerakan 26 Juli (M-26). Castro ke New
York dan Miami mencari bantuan uang untuk membeli senjata dan amunisi serta berkampanye
ke luar negeri. Tahun 1956 Castro, Che dan 80 kawan revolusioner Mexiko
berangkat ke Kuba dengan menumpang prau layar bernama Granma. Melewati badai ganas, tepatnya tanggal 2 Desembar 1956
mendaratlah rombongan gerilya di selat Guacanayabo, 160 km barat Santiago.
Sebenarnya direncanakan mendarat akhir Nopember bersamaan dengan kelompok M-26
yang dipimpin Frank Pais. Tanpa
kegigihan Castro, revolusi ini bisa dipatahkan hanya dalam beberapa jam saja.
Akibat para gerilya yang mabuk laut, beberapa dapat dibekuk pasukan Batista,
tiga perempat rombongan ditangkap dan dibunuh.
Gerilya di Sierra Maestra
Para gerilya yang masih
hidup tetap bersama Castro, adik kandungnya Raul, Che dan Camilo Cienfuegos ditambah beberapa petani dan revolusioner yang
lain, mereka mendirikan pasukan tentara revolusi di Sierra Maestra. Setiap hari
dapat simpatisan revolusi baru, seorang perempuan bernama Vilma Espin, sekarang dia menjabat sebagai ketua kehormatan
organisasi wanita Kuba, sekaligus sebagai istrinya Raul Castro. Di pegunungan itu selain didirikan pasukan tentara
revolusi juga memberi penyuluhan kepada para petani dan melatih mereka sebagai
gerilyawan. Castro yang mengaku militan itu mensyaratkan para gerilyawan harus;
patriotik, berjiwa revolusioner, disiplin tinggi, membela kebenaran dan selalu
siap tempur dengan segala resiko. Tahun2 berikutnya dibuatlah pemerintah
provisoris/bayangan yang menggalang program pendidikan, rumah sakit di desa2
pedalaman. Juga dipancarkannya stasiun radio "Radio Rebelde" yang berfungsi membantu gerakan bawah
tanah di Havana, yang bisa merangkul kelompok mahasiswa serta kelompok lain
yang anti regim.
Seluruh dunia berpaling
Herbert Matthews,
seorang reporter dari New York Times ikut
bersama Castro dan rombongan di gunung, dimana dia mengadakan
"interview" dan foto bersama. Matthews memberitakan ke seluruh dunia,
tentang kesan romatiknya dari pemuda revolusioner dan tentara pemberontaknya
tapi tanpa foto. Batista membacanya dan membantah dengan keras, cerita Matthews
hanyalah bohong dan Castro sudah benar2 meninggal sejak lama. Reaksi koran2 di
USA sama mengelak, bila Castro telah lama meninggal, itu berita yang salah.
Kemudian Matthews menerbitkan foto Castro bersamanya sedang ngisap cerutu di
gunung. Bergetarlah Kuba dan seluruh dunia : Castro masih hidup ! Sejak
nama dan wajahnya dikenal diseluruh dunia, bantuan secara resmi diberikan pada
Castro. Pada maret 1957 kelompok mahasiswa merangsek ke istana presiden di
Havana, untuk menumpas Batista, sementara kelompok lainnya menguasai stasiun
radio, memberitakan berita salah, bila diktator telah meninggal. Pada bulan
Juli tahun yang sama tentara revolusi mengajak mogok masal. Pada bulan Juli
1958 para gerilya sudah mencapai 50.000, Castro memimpin ke Santiago, Che ke
Santa Clara dan Raul ke wilayah utara Oriente. Che berhasil memimpin gerilya di
Santa Clara, Frank Pais menanyakan
pada Castro, pangkat apa yang harus anda berikan Che, Castro bilang;...tulis Che Comandante! Akhir tahun 1958
tentara Batista dipukul mundur, pada tanggal 1 Januari 1959 diktator Batista kabur meninggalkan Kuba. Hari
berikutnya seluruh rakyat turun kejalan untuk merayakan, lengsernya Batista. Di
Havana banyak petani mengadakan tour keliling melihat tempat2 mewah; kasino,
hotel dan villa, yang sejak bertahun2 mereka dilarang menginjakkan kakinya.
Pesta kemenangan
Pada 1 Januari 1959,
Fidel Castro yang berusia 32 tahun, berserta para gerilya lainnya berpindah
dari Santiago de Cuba ke Havana . Dimana2 seluruh negeri merayakan kemenang
revolusi dan mengelu2 kan dirinya.. Seminggu kemudian ribuan pengikut
revolusioner menyambutnya di ibu kota. Ketika Castro pertama kalinya berpidato
atas kemenangannya. Banyak rakyat yang terkesima dan terharu, bahkan rakyat
yang mempunyai kepercayaan Santeria (asal Afrika), menganggapnya Castro sebagai
dewa yang diturunkan untuk membebaskan dari tekanan regim. Rakyat Kuba yang
tinggal di New York dan Miami ikut merayakan lengsernya Batista, dan mereka
banyak yang pulang ke kampong halaman. Revolusi itu sebagai kemenangan rakyat
Kuba dan seluruh dunia mengakui dan menyambutnya, namun pemerintah USA
menanggapi dengan perubahan kebijakan politik terhadap Kuba. Pada awal 1959
Castro menduduki jabatan sebagai Presiden dan kawanya Che sebagai presiden Bank
Nasional. Pengikut Batista yang tersisa dijebloskan ke penjara, dalam waktu
setahun saja, terjadi perubahan yang mencolok pada pemerintahan di Kuba.
Orde baru
Di bawah pemerintah
Batista, sekitar 8% pemilik tanah yang menguasai 70% tanah di seluruh negeri,
dengan pemerintah baru dirombaklah sistem pertanahan (agrarreform), membuat
pemilik tanah pribadi ketakutan. Kontrol Amerika terhadap negeri ini mulai
berakhir (USA memiliki lebih dari 165 perusahaan kelas kakap di Kuba, 60%
bergerak di bidang jasa dan 40% pada industri gula) Kekayaan perusahaan asing
pemerintah dievaluasi. Sistem telekomunikasi, perminyakan, dan pertanian
diambil alih oleh negara, rasisme dibuatkan undang2 yang lebih jelas.
Pemerintah membangun perumahan sosial, pelayanan kesehatan digratiskan.
Mengembangkan konsep politik baru untuk menata bidang ekonomi, olah raga,
musik, seni dan bela diri. Jumlah kekayaan yang belum terbagi, bagi petani
gurem sangatlah berarti untuk memperbaiki kehidupannya.Banyak dari kelas
menengah dan atas yang kehilangan harta kekayaannya, mereka ber exil ke Miami.
Mereka meninggalkan negerinya hanya dengan pakaian yang masih dikenakan. Di
Miami mereka berstatus sebagai pengungsi dan membuat perkampungan exil-Kuba
yang menentang Castro, hingga sekarang mereka masih berharap bisa kembali ke
tanah airnya.
Hubungan politik luar negeri
Tahun
1960 Castro berpidato di PBB, disitu dia kenalan dengan Nikita Chruschtschow, di New York dia juga berkenalan dengan
aktivis kulit hitam
Malcolm X. Sementara itu
pemerintah Amerika merasa tidak nyaman dengan Castro, apalagi dengan kejadian
aneh muncul, sebuah kapal Perancis yang mengangkut senjata dari Belgia meledak
di pelabuhan Havana, karena ada pesawat asing terbang rendah melewati kota,
orang segera menebak bila itu adalah Amerika. Castro bereaksi keras mulai Januari
1961 sejumlah 11 diplomat AS meninggalkan Kuba, yang membuat hubungan
diplomatik kedua negara retak. AS mulai menerapkan embargo ekonomi terhadap
Kuba, bahkan tidak hanya impor barang2 amerika, tapi AS mengajak negara2 lain
kecuali Kanada dan Mexiko.
Konter-revolusi
Pada
April 1961 sekitar 1500 orang2 kuat sebagai Kopassus (komando pasukan
khusus) didikan CIA sebagian besar dari exil-Kuba Miami mendarat di pantai babi
Bahia de Cochinos, selatan Kuba.
Kedatangannya dengan satu tujuan untuk menggulingkan Castro, meski misi itu
mendapatkan restu dari Presiden John F.
Kennedy. Konter-revolusi itu tak berhasil menghadapi tentara dan rakyat
Kuba, dalam waktu kurang dari 72 jam Kopassus exil-Kuba ini bisa dibekuk.
Sejumlah 1200 orang ditahan oleh tentara Kuba dan Castro yang sedang
menggalakkan program gratis pelayanan kesehatan, meminta AS untuk menukar
tahanan exil-Kuba Miami dengan obat2 an seharga US$ 50 juta. Kemenangan Castro
akan invasi itu berdampak simpati yang mendalam di antara negara2 Amerika Latin,
sebaliknya Kennedy harus menelan pil pahit. AS tak berhenti sampai disitu:
aksi2 rahasia, percobaan2 pembunuhan terhadap Castro terus berlangsung hingga
sekarang. Tahun 1961, Castro mengakhiri program partai di
pemerintahan yang terpilih bebas berciri demokrasi. Sejak invasi itu, Castro membuat shock seluruh
dunia, dia telah menjelaskan untuk merubah revolusi Kuba ke dalam Revolusi Sosial. Banyak hal yang
melatar belakangi antara lain; bila Castro telah matang dengan ajaran Marxisme,
tentu membuat Rusia senang.
Puncak krisis
Untuk membantu negeri
Kuba yang sosialis, USSR memberi bantuan ekonomi terhadap Kuba. Chruschtschow
juga membangun stasiun senjata misil-roket di Kuba sebagai pertahanan atas
serangan AS. Hal ini tentu menguntungkan Kuba dan Rusia, Rusia merasa senang
ada saudara baru yang strategis lokasinya, yaitu di depan mulut AS, hanya
berjarak 140 km. Pada musim gugur 1962 terjadi puncak ketegangan antara AS dan
Rusia. Kennedy memberi ultimatum pada Rusia untuk menarik semua senjata
misilnya dari Kuba, kalau tidak AS akan membombardir Kuba. Akhirnya Rusia
menuruti permintaan AS dan ditariklah senjata nukler itu kembali ke Rusia,
dengan catatan bila terjadi situasi tidak damai lagi, senjata2 misil itu akan
dipasang lagi. Di Havana mahasiswa2 turun jalan demonstrasi menentang penarikan
senjata misil, mahasiswa membawa poster bertuliskan: Hai bencong Nikita, kenapa
kau tarik senjata itu, tanpa merundingkan dengan kami?
AS masih belum puas,
tahun 1963 Kennedy mempertajam embargonya, dengan melarang warga AS berkunjung
dan berhubungan dengan Kuba. Castro menanggapi dengan marah.
SOSIALISME
" Kapitalisme akan runtuh dan segera diganti
dengan Sosialisme-Komunisme ".
Marx-Engel
Ajaran Marxisme-Leninisme.
Revolusi perancis tahun
1789, sebagai tonggak sejarah kemenangan kelompok proletar atas borjuis. Setelah sistem Feudalisme lengser, lahirlah sistem Kapitalisme. Sistem
kebebasan baru ini sama saja menekan yang lemah. Lalu lahirlah beberapa ajaran
Sosialis yang memprotes sebagai konter-Kapitalis. Namun paska revolusi Perancis
itu Sosialis Utopi. Sosialisme yang tidak mencari jalan keluar yang jelas,
hanyalah menuntut agar sistem penggajian buruh di perbaiki, mengembangkan
sistem Undang-Undang, Profesionalisme dan mencari bentuk sistem lain yang pas.
Dari kebuntuan ini, lahirlah teori Marx yang genius tentang "Pertentangan Kelas"
(Klassenkampf). Filsafat Marx benar2 membebaskan jiwa kaum proletar dari
kungkungan kapitalisme. Ajaran Marxis bersumber dari tiga latar belakang sbb;
1.Filsafat
klasik Jerman (Hegel: dialektik, Feuerbach: materialisme).
2.Ekonomi
politik Inggris (Adam Smith dan David Ricardo: Theory of value).
3.Sosialis utopi
Perancis (Charles Fourier).
Marx mengikuti aliran
Hegel kiri, lalu mengembangkan dialektik Hegel yang pada umumnya menyangkut
pengetahuan alam dirubah ke bentuk pemikiran bebas pada ajaran kemanusiaan.
Marx juga menggabungkan teori Feuerbach tentang Materialisme, sehingga menjadi
teori materialisme dialektik yang modern. Materialisme berkembang dan
berhadapan dengan Idealisme perkembangan ekonomi dan pertentangan kelas.
Pertemuan Marx dan Engel di paris 1844 membuat kerja sama yang makin kuat, Marx
mengadakan penelitian pada negara2 belum maju hingga paling maju dan
menghasilkan karya besarnya berjudul "Das
kapital". Teori alinasi Marx mengatakan; buruh yang bekerja pada
sistem kapitalis, tak punya hak "memiliki"
(mesin dan bahan2 produksi). Barang2 tersebut milik kapitalis, buruh hanya
jualan "tenaga", tenaga
buruh telah dibeli oleh kapitalis, dengan imbalan upah. Makin banyak kerja
lembur, makin di untungkan kapitalisnya. Posisi buruh bukan sebagai pengambil
keputusan, bagaimana dan apa yang harus dilakukan. Buruh tak bisa mengontrol ,
termasuk apa yang didapatkan ?. Bahkan buruh harus berhadapan dengan buruh yang
lain dalam kompetisi kerja, juga kerja sama dalam berbagai aneka ragam kerja.
Dari seluruh sistem kapitalis ini, hanyalah buruh yang paling tersiksa.
Penemuaan Marx dan Engel yang terkenal dengan revolusi proletar ini akhirnya di
kembangkan oleh Lenin. Sosialisme merupakan tahap awal dari komunisme. Tujuan
sosialisme adalah untuk memberi kesejahteraan materi dan jiwa pada rakyat yang
lebih baik.
Partai Komunis Kuba
Meskipun krisis
diplomatik Kuba dimulai tahun 1961, USA tetap berlanjut menekan Kuba, akibatnya
Castro harus banyak menengok ke Soviet. Tahun 1965 didirikanlah "Partai Komunis Kuba" dan
tahun2 berikutnya Castro banyak mengexspor ide2 revolusionernya. Dia
menjelaskan kepada dunia, bila dimasa datang akan terjadi Sierra Maestra yang
lain.USSR yang banyak membantu pada bidang ekonomi dan militer serta
berpengaruh besar, tak suka melihat politik luar negeri Kuba yang "bebas tanpa ketergantungan".
Kemana jalan keluarnya ?
Che Guevara dengan tegas
menulis dalam surat bernada revolusioner langsung, "Apakah dengan atau tanpa bantuan USSR". Che meniru sistem sosialis model Mao
Tse-tung (pertanian), bukan dari
Stalin (industrialisasi). Saking kagumnya pada Mao, sehingga anak terkecilnya
diberi panggilan; "a litle
Mao". Che meninggalkan Kuba untuk memimpin gerilya ke Afrika dan
Bolivia. Ketika dia ditembak di Bolivia tahun 1967, Castro menyadari, bila dia
harus mencari jalan lain dalam merebut pengaruh internasional. Castro merancang
sendiri kemampuan swadaya dari dalam negeri. Melalui pengolahan tebunya dia
harapkan Kuba akan menggantungkan pada export gula. Sudah cukup banyak orang2
berpendidikan tinggi meninggalkan Kuba, sehingga kekurangan tenaga kerja
berkwalitas, ditambah blokade USA dari impor mesin2. Dengan
berkembangnya pengolahan tebu, sehingga gula menjadi barang export terpenting.
Saudara besar mengawasi
Tahun
60-an sebagai tonggak revolusi di lalui dengan sistem politik yang represif.
Barang siapa yang tak membantu pemerintah dengan aktif, "tak akan di terima masyarakat", ribuan peristiwa yang
berujung ke penjara. Polisi intelejen membuntuti gerak para seniman,
sastrawan dan intelektual di daerah seniman Havana. Para pemeluk dan praktisi
katholik, protestan, yahudi dan Santero dikejar, mereka dicap anti-revolusi.
Prostitusi di bawa ke tempat rehabilitasi dan di beri kursus, homoseksual
dipekerjakan di gudang2 pabrik. Untuk membentengi konter-revolusi, Castro
membentuk Comites de Defensa de la
Revolucion atau CDRs (komite
bela revolusi). Komite ini mempunyai dwi
fungsi, satu sisi menggalakkan program pendidikan dan kesehatan, sisi
lainnya mengawasi kelompok masyarakat yang anti pemerintah. Anggota CDRs
bertugas memata-matai tetangganya dan mencatat semua kerusuhan yang timbul di
setiap kampong. Lebih dari 100.000 CDRs yang mengontrol 75% penduduk. Bagi
rakyat, menjadi anggota CDRs berarti mempermudah mendapatkan jaminan sosial,
tak ikut anggota akan dicemoohkan di masyarakat.
Agama adalah Opium
Marx dalam kritiknya
terhadap filosofi Hegel mengatakan;...agama
adalah opium bagi rakyat. Didasari pada era reformasi di Prancis yaitu
konflik berdarah antar agama, disamping dipicu oleh gerakan Luther dan Calvin.
Sistem komunis dan sosialis membuat takut para pemeluk agama, takut gereja
ditutup, takut pendeta akan dibunuh juga para biarawati akan diperkosa. Tapi
hal itu tak terjadi di Kuba, Castro sendiri saat memimpin revolusi mengenakan
kalung "salip", kalung itu
pemberian seorang gadis dari Santiago. Tapi meski pakai kalung salip, dia
mengaku dasarnya bukan agama, tapi karena menghormati gadis tersebut. Colombus
datang membawa pedang dan gereja, diikuti perampok2 Spanyol datang kesini
melarang suku Indian menyembah batu, tapi mereka sendiri menyembah emas, karena
kesini mencari emas,...kata Castro.
Anti rasis
Memasuki gerbang
sosialisme banyak yang perlu di pangkas, antara lain diskriminasi antar etnis.
Pemerintah mengenalkan dan memasyarakatkan semboyan; Libertad (kebebasan),
Egalidad (persamaan) dan Fraternidad (persaudaraan). Kuba
terdiri dari dua kelompok etnis besar yaitu kulit putih dan kulit hitam, saat
era Batista sebagian besar kulit putihlah yang berkuasa/mempunyai hak, sedang
kulit hitamnya sedikit mendapat kesempatan. Faham sosialis justru menentang
bentuk kelas, makanya Castro mempunyai resep untuk mengatasi masalah rasisme,
dengan cara "kawin campur".
Di anjurkan rakyatnya yang berkulit putih dan kulit hitam agar menjalin
hubungan keluarga alias mengadakan perkawinan silang. Yang agak sulit di daerah
taman Santa Clara, dimana sejak dulu hanya anak2 muda kulit putih yang boleh
bermain, kemudian Castro memberi saran agar dibagi dua tahap waktu
bermain. Misal; hari ini untuk bermain
anak2 kulit putih, dan besoknya untuk anak2 kulit hitam. Lama kelamaan mereka
bermain bersama2 dan pembauran cukup berhasil.
Era perang dingin
Sejak tahun 60-an AS
ketakutan pada komunisme, akibatnya CIA
melancarkan aksi intelejennya terhadap Kuba, menyusupkan teroris2 anti-Castro,
percobaan pengeboman pada kantor perwakilan dagang Kuba di Eropa. Selanjutnya
Soviet membantu Kuba pada bidang ekonomi dan militer, para ahli teknik di datangkan
dari negara2 blok timur, mahasiswa kuba dibolehkan belajar di Moskow. Kuba
memasang harga minyak dibawah standar OPEC. Pada waktu itu separuh bantuan
pembangunan Soviet dikirim ke saudaranya di Karibia. Pada waktu yang sama
Soviet mempersenjatai dan memberi pesawat2 tempur, membuat Kuba paling kuat
militernya di kawasan Amerika Latin, jauh melebihi kekuatan militer Mexiko dan
Brasil.
Tahun 70-an yang ganas
Masih jelas ingatan di
tahun 70-an, masa2 keluar dari era revolusi. Dengan penuh keyakinan dan
kesadaran Castro melanglang buana ke nagara2 dunia ke tiga; Amerika Selatan,
Cina, Vietnam dan Afrika. Tahun 1974 Leonid
Breschnew mengunjungi Kuba dan yang secara resmi memberi harapan baru bagi
para simpatisan di kawasan Karibia. Tahun berikutnya organisasi negara2 Amerika
memberi sangsi terhadap Kuba, namun beberapa negara Amerika Latin rukun
kembali. Saat itu ekonomi Kuba sedang menanjak bersama semangat jiwa revolusi
yang masih berkobar. Perbaikan sistem pelayanan kesehatan, dimana di negara2
dunia ketiga hanya sebuah impian, penyakit infeksi merah, menurunnya tingkat
kematian bayi, pertumbuhan penduduk yang dapat ditekan. Jumlah dokter yang
bertambah, dari 6000 menjadi 25.000, jalan2 di aspal, pengadaan perumahan layak
huni, pemberantasan buta huruf.
Peran serta politik luar negeri
Meskipun sistem politik
Kuba mencontoh model Soviet, Castro tetap mempertahankan pada ciri khas
lokalnya. Politik luar negerinya jelas, Kuba termasuk anggota gerakan negara2 non Blok. Dengan
bermodal dari warisan kultur Kuba-Afrika, dia mengekspor "gerakan kekuatan hitam" (Black-Power-Bewegung) di
Afrika. Tahun 1975 dia mengirim 200.000 tentara ke Angola. Tentara Kuba dengan gerakan
SWAPO-Marxis bertempur melawan kelompok gerilya Afrika selatan yang mendapat
bantuan UNITA. Juga pemerintah sosialis Ethiopia mendapatkan bantuan militer
dari Kuba. Di kawasan Karibia, Castro bersahabat erat dengan para pemimpin
gerakan kiri, di Jamaika dan Granada. Tahun 1979 Kuba sebagai tuan rumah
konferensi gerakan negara2 non Blok. Pada tahun yang sama pemerintah Castro
mendukung invasi Rusia ke Afghanistan dan revolusi sosial di Nicaragua. 13
April 2000, Havana sebagai tuan rumah KTT selatan-selatan, yang dihadiri lebih
dari 60 kepala negara, termasuk presiden Gus Dur, pidato Castro masih berkobar
darah revolusinya, dia mengajak bangsa2 di dunia ketiga lebih cooporation, dan tak selalu tergantung
dengan negara2 barat. Castro menikmati dan bangga dengan performancenya di
panggung politik dunia, bagaikan seekor burung merak yang memekarkan sayapnya.
Pertanda kemunduran
Tahun 1976 undang2
sosialis Kuba berbasis pada marxisme-leninisme, yang mengangkat Castro dari
seorang Perdana Menteri menjadi Presiden atau sebagai diktatornya proletar. Tahun 1980 di kawasan Amerika Latin, Kuba
sebagai simbol kemerdekaan dari "Imperialisme-Amerika",
berdampak standar hidup sangat buruk. Produktivitas turun, fasilitas kesehatan
tak memadai, sistem pendidikan rendah, Castro membuat pekerja tak bisa bekerja,
pelajar tak bisa belajar. Tanggung jawab masalah ini tergantung pada penasehat
ekonomi pemerintah dan orang2 partai yang kurang profesional. Sistem pertanian yang sudah baik, makin merosot hasilnya. Sektor
Pariwisata yang mulai dikembangkan. Tahun 1980 banyak protes, rakyat minta
diijinkan untuk meninggalkan tanah air, sekitar 125.000 pergi ke USA, ratusan
ribu rakyat lainnya meninggalkan kampong halaman setelah revolusi. Tahun 1985
pemerintah Amerika berkampanye menentang Castro, dipancarkan lewat "Radio Marti" yang
menggambarkan kehidupan lebih baik di Amerika, dan kehidupan yang buruk di
Kuba.
Socialismo o muerte (sosialisme atau mati)
Pada akhir tahun 80-an
Kuba dapat bantuan tepung (bahan makanan pokok) dari Soviet milyaran dolar,
setelah itu terjadi penurunan, berakibat bahan pangan dirasionalisasi. Mulailah
api revolusi dikobarkan lagi, slogan Castro dulu : Patria o muerte ! (Tanah air atau mati), sementara pada tahun 60-an
motto 100% rakyat Kuba : Socialismo o
muerte ! (Sosialisme atau mati). Kedua
slogan ini terpasang di seluruh sudut Kuba. Slogan2 yang lainnya; "Morir por la patria es Vivir" (Demi
tanah air, mati berarti hidup) di Havana, "La
patria siempre vale mucho mas que el dinero" (Tanah air selalu
membayar lebih banyak dari pada uang) di santa Clara, "Con intelegencia, perseverancia y valentia tenemos que ganar
esta batalla" (Dengan kepintaran dan keberanian, kita harus
memenangkan pertempuran) di Cienfuegos.
Kritik dan skandal
Kuba mendapat kritik dan
kecaman internasional atas pelanggaran HAM, Amnesti Internasional melaporkan
keburukan pelayanan para tahanan. Pada tahun 1989 Jenderal Arnaldo Ochoa, perwira tinggi militer dan enam perwira
lainnya, terlibat korupsi dan memberi ijin pengedaran obat2 terlarang dari
Kolombia lewat Kuba dan dijual di Amerika. Para petinggi militer ini langsung
dijatuhi hukuman tembak mati. Banyak kalangan mengkritik Castro, bila
hukumannya terlalu cepat dan berlebihan serta di dramatisir.
Akhir blok timur
Sementara Kuba masih
shock dengan kasus Ochoa, batu domino komunis di negara eropa timur jatuh ke
belahan lain. Gorbatschow di Moskow menggelindingkan Glasnost dan Perestroika, kuba ikut terkena
dampaknya, namun Castro menolak dengan tegas, tidak mau dengan multi-partai,
juga tak terpikat dengan sistem ekonomi bebas. Perestroika itu ibarat : di rumah ada istri kita yang hidup dengan
laki2 lain, kata Castro. Anggota partai komunis
menghendaki kepemimpinan saya. Sampai sekarang kuba masih terkena krisis
ekonomi antara lain: sulitnya bahan makanan, transportasi (mobil, bensin)
barang2 impor, dan emigran.
Tahun
1991 Soviet runtuh, berdampak hebat pada kuba, tiap tahun negeri itu harus
membayar pada bantuan ekonomi sejumlah
6 milyar US$, 1 milyar pada bantuan militer, 10 juta ton minyak dan barang2
impor seharga 6 milyar US$, jika tidak kuba akan kehilangan parner dagang terpentingnya.
Kuba harus menjual gulanya ke harga pasaran dunia.
Sebelumnya kuba dalam berdagang dengan parnernya di negara2 komunis cukup
dengan "barter", barang2
impor di tukar langsung dengan gula. Namun sekarang kuba harus membayar semua
nya dengan uang tunai.
Kencangkan ikat pinggang
Meski
krisis ekonomi melanda, frustrasi dengan kebangkrutan Soviet, perestroika tetap
tidak dilirik oleh pemerintah, namun memotivisir rakyatnya, pemerintah
mengatakan : Periodo especial en tiempos
de paz (masa prihatin), sekarang rakyat harus kerja keras dan harus latihan
sabar.
Kompromi dengan kapitalisme
Dibawah
tekanan ketidak puasan rakyat, akhirnya Castro agak melunak, yang sebelumnya
tak pernah terpikirkan: memberi kebebasan rakyatnya yang akan meninggalkan
tanahair, membebaskan para tahanan elit politik dan menerima dan menghargai
pendapat umum secara bebas. Kuba mulai mengundang investor baru, untuk menopang
embargo Amerika dan ambroknya Soviet. Investor itu utamanya dari Kanada dan
Mexiko serta negara2 Uni Eropa, untuk memompa roda ekonomi melalui
joint-venture jutaan US$, pada umumnya di bidang pariwisata, nikel, minyak,
industri farmasi dan gula. Tahun 1993, Castro memberi ijin
berlakunya mata uang dolar. Bagi pertumbuhan ekonomi sangat menguntungkan,
namun dari segi kesamaan sosial sangat bertentangan, sehingga rakyat terbagi
dalam dua kelas; kelas dolar dan tanpa dolar. Dolar warna hijau itu bisa
didapatkan lewat saudaranya yang diluar negeri atau bisnis melalui pasar gelap
atau prostitusi. Orang yang punya dolar, hidupnya berubah secara drastis.
Bahkan di Havana, 50% penduduknya menggunakan dolar.
Dollarizacion
Sejak
dollarizacion (dolarisasi), orang
Kuba menyebutnya, boom barang2 dagangan di kota2 besar merebak, pasar gelap
salah satu bibit kapitalisme. Dengan jual beli dolar illegal ini banyak orang
mengeruk untung besar. Barang2 yang dijual antara lain; bahan makanan, pakaian,
alkohol, rokok, bensin, onderdil mobil, bahan2 bangunan dan barang2 elektronik.
Embargo
Tahun 1997, suara 143
negara di PBB menolak embargo pada Kuba, tiga diantaranya menyetujui. AS
merencanakan, bila Castro lengser, segera perusahaan2 kakap AS akan mulai
menanamkan modalnya di Kuba secara besar2an. Sejak kematiaanya Jorge Mas Canosa (pemimpin yayasan
nasional extrem kanan Kuba-Amerika), menjadikan hubungan Washington dan Kuba
sedikit reda, alhasil tahun 1998 di buka kembali penerbangan langsung Miami ke
Havana, juga beberapa pengusaha AS dan politkus bertandang ke Kuba. Pada bulan
Januari 1998 Papst Johannes Paul II berkunjung
ke Kuba, bukan untuk mengkritik castro, tapi sebaliknya mengumpat tindakan AS
memberikan sangsi embargo. Uniknya justru embargo dimulai, saat2 kepemimpinan
Castro, sehingga dia masih selalu bisa mencari alasan2 pada musuhnya dengan
semboyan khasnya; "Sosialisme atau Mati", sementara negara2 komunis
sudah runtuh. Setelah ratusan tahun merdeka dari kolonial Spanyol, Amerika dan
USSR, Kuba sekarang benar2 pertama kali tak tergantung pada siapapun. Akhirnya
negeri ini harus menebus mahal, dari harga sebuah kemerdekaan murni.
PARIWISATA
Pada dekade 50-an kuba
jadi primadona pariwisata di Karibia. Bisnis maksiat menjamur dari kasino,
perdagangan obat2 terlarang, prostitusi, live-show. Banyak hotel dan club milik
orang asing, tentu yang ngeruk keuntungan mereka, orang Kuba sendiri sebagai
penonton. Dampak pariwisata dan ketergantungan neokolonial ini yang membuat
Castro menentang Batista. Dia mencontohkan, bahwa pariwisata sebagai bukti
terpisahnya antara sang kaya dan miskin. Setelah pengambil alihan kekuasaan,
dia berusaha merehabilitasi nama buruknya. Kuba, tak akan menjadi tempat
bermain sang kaya lagi,...janji Castro.
Meskipun demikian, untuk
menyongsong ekonomi masa depan, harus mencari sumber2 alam lain selain gula.
Pariwisata sosial dan kesehatan
Ketika pemerintahan
Castro di mulai, semua hotel dan tempat maksiat ditutup. Hotel2 digunakan sebagai tempat berlibur pegawai negeri. Pada tahun
60-70 an, pengunjung asal luar negeri hanyalah wartawan atau orang2 yang
bersolidaritas dengan revolusi dan berhasrat akan mengimpornya. Banyak dari
negara2 komunis blok timur, yang berlibur ke kepulauan Karibia dengan biaya
pemerintahnya. Castro memperkenalkan pada dunia model; "pariwisata sosial" yang menawarkan untuk mengunjungi
rumah sakit, sekolah, kantor desa, perkebunan tebu serta tak lupa ceramah
demonstrasi sistem sosialisme. Antara tahun 1963-1975 hanya kedatangan sejumlah
3000 pengunjung. Setelah laju ekonomi menurun di awal tahun 1980, pemerintah
Castro mengeluarkan kebijakan yang baru lagi dengan slogan; "pariwisata kesehatan"
dimaksudkan sebagai solusi. Akhirnya banyak berdatangan pasien dari Eropa dan
Amerika Latin, sedikit sight seeing
lalu ke rumah sakit dengan fasilitas nomor satu, namun biaya ringan.
Mereka pada umumnya melakukan operasi wajah dan kontrol kesehatan. Pertengahan
tahun 80-an, pemerintah tak lagi hati2 untuk membuka negerinya, tapi dibuat
promosi besar2 an ke seluruh dunia, untuk menjaring wisatawan massal.
Pariwisata itu emas
"...pada masa lampau pariwisata itu tidak cocok
untuk kita,....kata Castro kepada rakyatnya. Tapi ternyata "pariwisata itu
emas". Langkah selanjutnya dimana2 dibuka sekolah2
perhotelan dan rencana membangun banyak hotel. Castro memberi kebijakan menarik
yang sebenarnya tak mencerminkan nilai sosialisme, yaitu "bebas pajak" minimal 10 tahun, sehingga banyak
berdatangan investor asing dari Jerman, Spanyol, Inggris, Kanada, Itali, Mexiko
dan Jamaika. Hasilnya bisa dilihat tahun
1995, ketika industri gula turun, sektor pariwisata pertama kali menjadi
sumber devisa negara terbesar. Pemerintah memprediksikan sampai tahun 2000,
akan bisa menjaring dua juta turis setiap tahunnya, jelas bukan kerjaan
gampang, apalagi masih kuatnya embargo AS.
Bumerang
Pariwisata
massal internasional berdampak bumerang terhadap pemerintah Castro sendiri, utamanya
masalah ideologi bangsa yang selama ini diyakini menjadi terancam. Banyak
rakyat yang teringat kembali masa lampaunya, dimana Kuba di kuasai oleh
sekelompok elit kaya. Tapi sekarang sekitar 75.000 orang menggantungkan
hidupnya pada bidang pariwisata. Bekerja di pariwisata sebagai idaman, karena
merupakan lahan empuk mengeruk dolar. Banyak guru, dokter dan insinyur banting
setir ke lahan ini, meskipun hanya sebagai bell-boy atau pelayan restoran. Tak
dipungkiri gaji room-boy lebih banyak ketimbang pegawai negeri jebolan akademi.
Juga praktek prostitusi tak terhindarkan, seorang
prostitusi bisa ngantongi US$ 200 semalam. Dan pantai Varadero yang mirip
sebagai getto, daerah elit yang orang Kuba sendiri tak di perkenankan
menjamahnya. Jembatan panjang memasuki daerah ini selalu dijaga ketat oleh
polisi yang siap memeriksa identitas orang lokal, selain orang yang bekerja di
perhotelan/pariwisata dilarang masuk. Ada tiga tujuan polisi memeriksa; pertama
agar generasi muda tak tergiur dan meniru perilaku turis2 dari negeri
Kapitalis. Kedua untuk mendeteksi sejauh mana bisnis pariwisata yang sebagai
andalan baru ini berjalan sesuai rencana pemerintah. Ketiga adalah faktor
keamanan, karena exil-Kuba pernah meledakkan bom di salah satu hotel, disamping
itu juga agar prostitusi tak berkembang . Namun banyak orang Kuba yang sudah kaya diluar negeri
kalau mudik menemui keluarganya, setelah itu ya kemana lagi kalau tidak ke
Varadero. Pantai Varadero sebuah contoh keterpisahan kelas antara yang kaya dan
yang miskin.
(Penulis adalah alumnus 1988 Akademi Bahasa
Asing-Untag Semarang, sekarang bermukim di Switzerland)
Referensi buku:
1.Anderson,
Jon Lee. 1997. CHE GUEVERA, a
revolutionary life. London: Bantam Press.
2.Betto,
Frei. 1986. NACHT gespraeche mit FIDEL,
autobiographisches Kuba Sozialismus Christentum Theologie der Befreiung. Freiburg.
Edition Exodus.
3.Biondi,
Joann. 1999. Die Revolution. Polyglott.
4.Castro Ruz, Fidel. 1998. History will absolve me.
La Habana: Publicaciones en Lenguas Extranjeras.
Cirules,
Enrique. 1999. Ernest Hemingway in the
Romano Archipelago. La Habana: Ediciones UNION.
5.Cupull,
Adys/ Gonzalez, Froilan. 1998. Che`s Diary in Bolivia. Al Habana: INSTITUTO CUBANO DEL LIBRO.
6.Eichhorn
I, Wolfgang. Hahn, Erich. Heyden, Guenther. Puschmann, Maanfred. Schulz,
Robert. Taubert, Horst. 1969. WOERTERBUCH
DER MARXISTISCH-LENINISTISCHEN SOZIOLOGIE. Berlin: Dietz Verlag.
7.Galvez, William. 1999.
CHE in Africa. Melbourne. Ocen Press.
8.Huismann,
Willi/ Juergen Kroeger, Hans. 1985. Cuba,
ein politisches Reisebuch. Hamburg:VSA-Verlag.
9.James,
Daniel.1969. CHE Guevara, Mythos und
Wahrheit eines Revolutionaers. Muenchen: WILHELM HEYNE VERLAG.
10.Lavan,
Goerge. 1967. Che Guevara Speaks,
selected speches and writings. Oguta: ZIM PAN AFRICAN PUBLISHERS LTD.
11.Mencia,
Mario. 1993. THE FERTILE PRISON, Fidel
Castro in Batista`s Jail.
Melbourne: Ocean Press.
12.William,
A..R. No: 6. June 1999.NATIONAL
GEOGRAPHIC; The Rebirth of Old Havana. Washington D.C: National Geographic
Society.
13.Zeyer,
Rene. 6 Maerz. 1996. Bruechenbauer; Kubas
Schicksal. Ebikon: Limmatdruck AG.
14.Kuba, 1999. Apa guide. Muenchen:
Polyglott
15.Kuba,
1997. Allianz Reisefuehrer/.
Baedecker