Sosialisme di Kuba :

 

ANTARA  IDEALISME  DAN  KEMELARATAN

 

Oleh : Sigit Susanto (Email: mbeling@zugernet.ch)

 

"Jika kami akan katakan, seperti apa yang akan kita harapkan para pejuang revolusi, anggota partai, dan semua bekas orang2 kami, kami akan katakan tanpa ragu2: Mereka harus seperti Che! Jika kami akan katakan, seperti apa generasi yang akan datang, kami akan katakan: Mereka harus seperti Che! Jika kami akan katakan, bagaimana kami ingin mendidik anak2 kami, tanpa ragu2 kami akan katakan: Kami ingin mereka dididik dalam semangat Che! Jika kami akan katakan, seperti apa yang diinginkan anak2, dari hati kami sebagai revolusioner yang tak kenal lelah, kami akan katakan: Kami ingin mereka menjadi seperti Che!"

 

Fidel Castro

Revolution Square

Havana, October 18, 1967

( Bagian Pidato Fidel Castro pada upacara meninggalnya Che di Bolivia )

 

Tulisan berikut berdasarkan kunjungan saya dan istri sebagai turis ke negeri republik sosialis Kuba selama dua minggu (06 - 21 Maret 2000). Kami mengadakan perjalanan tour ke ibukota Havana, Pinar del Rio (pusat pabrik cerutu), dengan truk Rusia ke Trinidad dekat Santa Clara (medan revolusi dibawah Che), Pantai babi (pendaratan exil kuba Miami sebagai konter-revolusi), Cardenas (kota asal Elian Gonzalez bocah emigran dalam drama politik di Amerika) serta beberapa tempat wisata lain seperti Guama (bekas perkampungan Indian) dan pantai Varadero yang paling terkenal dengan pasir putih dan warna air biru turkis.

 

Pesawat Condor D 1174 mendarat di bandara Varadero siang hari, orang2 turun dari pesawat dan berdiri dalam antrean panjang pemeriksaan paspor. Seorang petugas laki kulit hitam berbaju hijau berjalan dengan langkah pendek sambil menggenggam secarik kertas. Tiba giliran saya menunjukkan paspor hijau tua

berlambang burung garuda, petugas perempuan di loket kecil itu membolak-balik paspor dan cukup lama memandangi wajah saya, sementara bule2 dibelakangku tak sabar meloncat ke barisan yang lain. Saya perhatikan, petugas perempuan tadi bajunya hijau sederhana bahkan terdapat lobang2 kecil di bagian lengan bekas percikan api rokok. Diatas saku kiri tertulis "Immigracio" (Imigrasi) dan disaku kanan tertulis "Ministerio Del Interior" (Kementeriaan dalam negeri). Setelah lolos pemeriksaan imigrasi, saya hendak menunggu kopor di ruangan besar yang kosong, hanya ada sebuah gerobak dorong menjual beberapa botol minuman dan rokok. Tak ada toko dan restauran mewah ber AC, seperti di bandara  negara2 lain. Kesan saya justru bandara internasional itu tak jauh dari sebuah balai desa biasa yang belum tersentuh komersialisasi. Diluar bandara, terdapat sedan tua tahun 50-an atapnya bertuliskan taxi, seorang laki tua duduk di dekat setir  berkaca mata hitam dengan seorang perempuan muda. Di sebelahnya diparkir truk kuno Hino, sambil menghentakan musik khas Amerika Latin. Rombongan kecil kami berjumlah tujuh orang, enam turis Swiss dan hanya saya yang dari Indonesia. Tiga orang berbahasa Perancis dan sisanya berbahasa Jerman. Tour leader Ms.Nathalie dari M-Travel yang jemput kami mengatakan;... bersabarlah disini berlaku jam karet, guide anda sedang dalam perjalanan. Kemudian dia menceritakan, bila pemerintah Amerika tak mengijinkan warganya berlibur ke Kuba, karena Kuba masih dalam status embargo, bila ada warganya yang melanggar sepulang ke Amerika bisa dikenai sangsi hukum. Namun warga AS tak kurang akal, mereka pertama terbang ke Jamaika atau Haiti, baru nyeberang ke Kuba, untungnya imigrasi Kuba tak memberi cap pada paspor bagi semua turis.

 

Satu jam berlalu datanglah bis mini dengan dua orang guide, menariknya kami duduk dalam satu mobil dengan dua guide. Hektor, guide bahasa Jerman, kulit putih (keturunan Spanyol) dan Ernesto, guide bahasa Perancis, kulit hitam (keturunan Afrika). Umar, sopir (keturunan Arab). Hektor lebih sering diam, jaga jarak, sebaliknya Ernesto lebih banyak nrocos dan humor. Mobil meluncur  ke ibu kota Havana. Dalam perjalanan Hektor menerangkan, bila stasiun pemancar televisi disebelah kiri itu berfungsi sebagai "perusak" tayangan TV dari Amerika, karena rakyat Kuba tak diijinkan menonton tayangan TV Amerika. Juga saya lihat ada beberapa menara mengibarkan nyala api dan ditanah terdapat banyak roda besi pemompa, ternyata itu pengeboran minyak (Kuba termasuk anggota OPEC). Sebelum memasuki Havana ada plang bertuliskan "Bien Venidas" (selamat datang) serta tembok besar bertuliskan "Revolucion". Sesampai di hotel saya tatap bendera Kuba, terdiri dari dua buah garis warna biru dan tiga buah garis warna putih memanjang,  diujungnya terdapat segitiga merah dengan bintang putih di tengahnya. Di sudut lobby tergantung foto Fidel Castro (presiden) dan Che Guevara (pahlawan revolusi) serta José Marti (pahlawan nasional), sedangkan di lantai atas saya dapati perpustakaan kecil dengan sederet buku Lenin volume 1 sampai 55, buku2 biografi Karl Marx dan Engel serta buku José Marti volume 1-27.

 

SENJA  DI  IBUKOTA

Sore itu kami jalan2 di jantung kota Havana, ada patung José Marti berdiri tegak di tengah taman, anak2 muda bergerombol dan bercanda mendiskusikan base ball, sebagai olah raga  nasional, di bagian lain orang tua duduk2 di bangku saling bercerita. Havana adalah ibukota terindah di Amerika Latin, banyak bangunan kuno yang belum/tidak direnovasi, juga apartemen2 yang tak terawat rapi, uniknya mobil2 tua masih aktif beroperasi. Kami tergoda dengan orang2 kulit hitam yang santai memarkir mobil kunonya sebagai taxi di jalan raya, becak dan sepeda dayung  made in Cina berseliweran, ada dokar ditarik kuda, ada juga dokar ditarik kambing, lalu lalang pejalan kaki bercelana ketat. Pemandangan senja itu benar2 terasa sangat santai, untuk ukuran sebuah ibukota. Tak ada orang jalan terburu2, tak ada supermarket mewah bertingkat, tak ada pedagang kaki lima, tak ada gelandangan tidur di trotoar, juga tak ada pengemis massal terorganisir. Gadis2nya sexy memakai rock mini, sambil gandengan tangan dengan parnernya, juga budaya mencium pipi laki-perempuan sangat umum, rupanya budaya Eropa/Spanyol masih membekas. Di jalan raya itu kami tertegun dengan munculnya bis umum warna pink berroda delapan amat besar dengan badan memanjang. Bis itu bernama "Camel" (Unta), karena punggung bis menonjol mirip binatang unta. Penumpang berjubel hampir semuanya berdiri, menurut penduduk setempat bis itu bisa memuat 300 - 400 orang. Melihat Havana hari ini, mengingatkan kita pada masa lampau tahun 50-an.

 

LETAK GEOGRAFI

Kuba terletak di antara teluk Mexiko dan laut Karibia, bagian timur laut berbatasan dengan Bahamas, sebelah timur bertetangga dengan pulau Haiti (77 km), sebelah selatan dengan Jamaika (140 km), dan sebelah utara dengan Key West/Florida (148 km). Luasnya 110 992 km persegi, panjangnya 1250 km dan lebarnya antara 30 - 190 km. Sehingga Kuba dijuluki sebagai negeri "buaya tertawa", karena formasi pulaunya mirip seekor buaya. Sedang keseluruhan pulaunya termasuk isla de la Juventud berjumlah 1600 pulau. Sekitar 80%  berupa dataran rendah, terdapat gunung yang tertinggi yaitu Pico Turquino (1794 m) di sebelah tenggara Sierra Maestra. Terdiri dari 14 Propinsi: Pinar del Rio, Havana, Havana Kota, Matanzas, Villa Clara, Cienfuegos, Sancti Spiritus, Ciego de avila, Camaguey, Las Tunas, Holgiun, Granma, Santiago de Cuba,Guantanamo dan sebuah kota madya di pulau selatan propinsi Havana.

 

MUSIM

Beriklim subtropis dengan suhu rata2 25° C sepanjang tahun. Ada dua musim, musim kemarau (Nopember-April) dan musim hujan (Mei - Oktober). Pada musim kemarau/panas sering terjadi angin ribut.

 

PENDUDUK

Jumlah penduduk sekitar 11 juta, di Havana bermukim 2,1 juta orang,  di Santiago de Cuba  420 000 orang, di Camagguey 286 000 orang, di Holguin 233 000, dan di kota2 kecil propinsi terdapat ribuan orang.

 

ETNIK

Masuknya penjajah Spanyol mengakibatkan etnik asli indian terdesak bahkan bisa dikatakan jarang sekali etnik Kuba yang masih garis keturunan indian. Meski kadang masih bisa ditemukan orang kuba yang berwajah mirip2 orang indian. Etnis Spanyol (kulit putih) ada 70%, Etnis Afrika (kulit hitam) ada 12%, Etnis Mulatten  (campuran antara Spanyol dan Afrika) dan Etnis Mestizen (campuran antara Eropa dan Indian ) ada 17%. Pada abad ke 19 datang Etnis Cina dari Canton dan Philipina sebagai pekerja kontrakan murah, serta beberapa Etnis negara tetangga, seperti dari Haiti dan Jamaika.

 

AGAMA

Agama Khatolik Romawi ada 40%, di kota2 besar banyak pemeluk protestan 3% dan masyarakat Synagoge Yahudi 2% di Havana. Juga agama Santaria (kepercayaan spiritual afrika dengan memuja banyak dewa)

 

KRISIS  EKONOMI  KEBUTUHAN  HIDUP  DIBATASI

Hari berikutnya kami bangun pagi2 sengaja untuk melihat suasana orang2 kota beraktivitas, dengan menyusuri jalan setapak yang hanya 25 meter dari hotel kami menginap dan lorong2 sempit yang becek dan berbau tak sedap. Kami dapati ada plang bertuliskan "Super Mercado" (super market), tapi maksudnya pasar biasa, yang jualan sayuran, ketela, beras, buah2 an dan daging. Orang2 berjubel belanja dengan dua mata uang yang berbeda Peso dan US Dolar. Di pertigaan2 jalan banyak polisi berpakaian biru berdiri, tampangnya biasa, tak kelihatan sangar. Di gang2 terdapat sedikit "libreta" (warung kecil) bertuliskan pizarra de distribucion, yang menjual pizza, es krim, rokok dan minyak. Di setiap warung pemerintah selalu tergantung papan hitam bertuliskan harga barang2 yang dijual, harga barang2 selalu sama dengan warung2 yang lain karena sudah ditetapkan oleh pemerintah serta jumlah dan macamnya tak banyak. Barang2 yang paling umum di jual oleh warung milik pemerintah sebagai keperluan dasar (basic need) adalah sabun cuci warna krem, roti, keju, beras, gula dan minyak goreng, selebihnya kami tak melihat barang yang lain. Cara berbelanja ? warga yang tinggal disuatu lokasi/gang sudah punya warung langganan tetap/ditentukan, dimana mereka harus belanja, tak boleh berpindah warung ke lokasi/gang lain. Warga yang akan belanja selalu membawa "kartu warna biru" dari pemerintah yang berisi daftar barang2 apa saja yang akan/sudah dibeli juga berapa jumlahnya?. Kartu biru itu berfungsi untuk mengecek agar warga tak belanja melebihi standar/jatah yang diberikan pemerintah, sekaligus sebagai kartu subsidi/potongan harga. Sejak Gorbatschow  menggulirkan politik Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika (perubahan) tahun 1989, runtuhlah komunis Rusia disusul jebolnya tembok berlin dan negara2 blok timur. Praktis Kuba mengalami dampak "krisis ekonomi" yang hebat, sehingga pemerintah memberi "batasan"(rasionalisasi ) menggunakan barang2 keperluan sehari2. Dari sabun cuci, minyak goreng hingga roti, bahkan rotipun dijatah maksimal 20 gram perhari, juga susu hanya bisa dibeli untuk keperluan bayi. Bagaimana bisa mempertahankan hidup ditengah pembatasan ini ? Orang kuba biasanya punya jalan keluar, antara lain dengan membeli barang2 keperluan sehari2 di pasar gelap, atau membeli di toko2 yang memakai US dolar, tentu harganya sangat mahal atau saling bantu diantara keluarga. Sejak 7 tahun lalu pemerintah memberi kelonggaran bagi warganya, antara lain diijinkannya membuka usaha sendiri (swasta); potong rambut/salon, bengkel mobil dan sejenisnya yang tetap di kontrol dan diberi pajak yang ketat oleh pemerintah. Disusul kebijakan baru pemerintah untuk memberlakukan mata uang US dolar sebagai mata uang kedua setelah Peso. Sistem sosialis menghendaki agar semua warga mendapatkan kesejahteraan dan penghidupan yang sama, untuk itulah kontrol dari pemerintah  yang extra ketat merupakan pintu akhir gerbang sosialisme.

 

HAVANA KOTA TUA

Jam 09.00 pagi kami kembali ke hotel sudah di tunggu Hektor (guide jerman) untuk acara "city-tour" keliling Havana. Hektor membawa guide training bernama Antonio Gonzalez Rey. Dengan Antonio saya lebih relax bertanya dan tukar pikiran, dengan Hektor dia lebih formal dan pendiam. Hektor mengaku dulunya bekerja sebagai Dolmetscher (penterjemah) dari bahasa Spanyol ke jerman pada pemerintahan Fidel Castro. Dia sudah berkali2 mendampingi orang2 Fidel ke DDR. Sedang Antonio, adalah insinyur mesin yang bekerja pada pemerintah dengan gaji sangat rendah yaitu sebesar 300 Peso (US$ 15) per bulan, (catatan: kurs sekarang tahun 2000, 20 peso = US$ 1, pada tahun 1983 adalah 1 peso = US$ 1) untuk itu dia tertarik di bidang pariwisata dan telah keluar dari pekerjaannya. Tak hanya Antonio, hampir pekerja2 pariwisata mempunyai pendidikan rata2 kelas Akademi. Dengan bis mini, kami tiba di pelabuhan Havana "Terminal Sierra Maestra San Francisco", kami jalan menuju kota tua, banyak gedung2 kuno yang sedang direnovasi dengan bantuan dari Unesco. Kami lihat ada sebuah kelas untuk murid2 setingkat SD di deretan toko2 souvenir, ruangan itu agak gelap, seorang ibu guru duduk di depan, dan murid2 berseragam baju putih, celana merah berdasi kupu2, mereka berkali2 tunjuk jari dan baca keras2. Ada kebiasaan yang dilakukan murid2 sekolah yaitu, sebelum pelajaran dimulai harus mengucapkan "Hymne"  secara lisan  : Pioneros por el Comunismo. Seremos como el Che (Komunis sebagai pioner, kami ingin menjadi Che). Kemudian Hektor membawa kami ke sebuah apartemen kumuh, disitu ditunjukkan sebuah ruangan dibagi dua atas dan bawah, untuk dua keluarga. Karena pada tahun 1980-an terjadi urbanisasi besar2 an, dari Santiago de Cuba, sehingga pemerintah mengatasinya dengan membagi dua ruangan. Di halaman plaza de la Catedral, kami lihat sekelompok ibu2 tua sedang berolah raga ringan dengan dipandu seorang perempuan muda. Di situ juga banyak restoran dan toko souvenir, saya terpikat membeli baret hitam berbintang merah yang sering dipakai Che, langsung saya pakai, namun ketika masuk katedral, Antonio bilang;...saya kira Che itu tak cocok masuk Katedral,... segera saja baret itu kutarik dari kepala. Kami berjalan lagi dan melihat ada pasar loak buku yang di dasarkan diluar taman, saya perhatikan ternyata buku2 yang dijual sebagian besar adalah buku Marxisme, Leninisme dan Revolusi Kuba, hampir semuanya berbahasa Spanyol dan sedikit berbahasa  Inggris. Di bawah pohon beringin duduk banyak laki2 tua memukul musik dengan alunan lagu ala Karibia. Selanjutnya kami mampir di bar alt-Havana, disini  Hemingway suka cicipi minuman khas Kuba Mojito (baca: mohito) adalah campuran antara air tebu, ruhm, air jeruk. dan daun peppermint. Menjadikan Hemingway kecanduan dan sebagai langgannan tetap di bar tersebut. Acara berakhir dengan kunjungan ke museum Kapal "al Granma"(grand mother) kapal yang tak terlalu besar itu bermakna sejarah tinggi bagi rakyat Kuba. Karena hanya dengan kapal itulah Fidel, Che, Raul (adik Fidel) beserta rombongan lain kembali ke Kuba dari kehidupan Exilnya di Mexiko. Granma disandarkan di tengah kota Havana, hanya diberi atap serta tiap pojok halaman terdapat api yang menyala dan dijaga beberapa tentara. Setelah Fidel berkuasa, nama Granma diabadikan sebagai salah satu nama propinsi dan nama koran partai komunis Kuba. (lihat:www.granma.cu).

 

MERIAM DAN KABARET

Havana malam hari terasa nyaman, lampu2 redup di taman, turis2 mencari makan malam. Restoran Itali ada diseberang jalan, juga becak Cina jadi taxi malam. Kami pergi  ke pelabuhan melihat serdadu berpakaian adat lama menyulut meriam. Tradisi  ini sudah berumur 100 tahun, hingga kini pada tiap jam 21.00 malam. Hiburan khas untuk orang lokal itupun, banyak ditonton turis, mereka membaur untuk melihat detik2 akhir meletusnya sebuah meriam yang berdiri di gundukan benteng tepi laut. Tiba2 lampu padam, suara serdadu melengking tinggi, barisan berjalan dalam irama lagu, geraknya mirip polisi India berbaris setengah menari. Tiap serdadu memanggul senapan antik, setelah dekat meriam, seorang  menyanyikan lagu sendu, lagu menyayat bathin, mengiris hati, seperti me-manggil2 roh yang telah pergi. Obor api menyala, orang2 menutup telinga rapat2, kubiarkan telingaku telanjang, ingin dengar ledakan asli. Door...suara meriam itu diikuti sorak sorai para penonton gembira mengakhiri pertunjukan. Bagiku suara itu tak lebih keras dari mainan petasan anak2 dari bambu (jawa:bumbung) saat menjelang Lebaran. Sebaliknya para turis punya suguhan malam yang berbeda dari penduduk setempat, mereka ingin melihat corak budaya Amerika Latin yang dikemas dalam sebuah atraksi bernama "Cabaret". Perpaduan antara musik dan tari dengan kostum warna warni yang terkesan sangat glamour, apalagi sorot lampu berbagai ukuran dan warna. Yang paling diminati turis sebenarnya adalah lenggak lenggoknya sang mulatin (gadis2 campuran Spanyol-Afrika/kulit putih-hitam) di panggung, mulatin terkenal dengan sebutan "berpaha panjang" dan berkulit coklat bersih. Para mulatin mengenakan kostum mencolok yang amat minim sangat erotis, tak jarang mereka mendekat pada Audien. Musik kolosal bertalu2 mengiringi setiap gerak dan adegan. Dari seluruh rangkaian atraksi kabaret ini sulit ditemukan nilai2 budaya Amerika Latin dan estetika yang sebenarnya, yang menonjol justru exploitasi tubuh sexy yang vulgar. Harga tiket pertunjukan ini per orang US$ 48 selama dua jam.

 

PABRIK CERUTU DI PINAR DEL RIO

Konon Cerutu pertama kali ditemukan oleh suku indian, mereka mengisap cerutu bukan lewat mulut melainkan melalui hidung, dalam keadaan mabok, mereka yakini bila roh para dewa telah tiba. Perjalanan ke arah barat laut dari Havana ke Pinar del Rio sekitar 200 km, melewati banyak desa yang asri, perkebunan tebu, ladang tembakau dan sedikit persawahan. Karena tanahnya datar, maka tak ada sistem pengairan terasering seperti di Indonesia yang berbukit. Sehingga beras masih diimpor dari Cina dan Vietnam. Disini pengairannya menggunakan pipa panjang yang menyemprotkan air ke seluruh ladang, secara bergantian. Disebuah gubuk di tengah ladang tembakau, kami lihat beberapa petani tua bertubuh jangkung berkulit coklat mengeringkan daun tembakau. Kami berhenti untuk melihat lebih dekat. Hektor menerangkan cara2 menyortir daun yang baik sebagai bahan membuat cerutu, saya mendekati seorang petani tua dan sedikit tanya jawab dengan di terjemahkan istri. Awalnya saya dikira dari Cina, lalu dia bertanya; apa saya senang mengunjungi Kuba ? Saya jawab; ya, terutama sistem sosialismenya. Spontan dia mengangkat kedua telapak tangan dan menutupkan di depan mata dan pipinya yang sudah berkerut sambil tertawa kecil, petani2 lain ikut membagi tawa. Dia berucap lagi;...comunistas non tienen comer ( orang komunis tak dapat makan), buru2 saya keluarkan buku kecil (catatan harian), kutulis apa yang ia barusan ucapkan,....tampak dia kaget, agak takut dan tanya istriku, apa saya polisi ? dan mohon agar saya tak mencatat apa yang barusan dia katakan. Apa kau suka Fidel ? tanyaku memancing, dia tak bereaksi. Apa kau suka Che? desakku, dia mengacungkan jempol, Che orang baik. Setelah cukup di gubuk tembakau, kami melanjutkan perjalanan lagi, di sepanjang jalan pada tiap pertigaan, banyak orang menunggu bis umum, hingga satu, dua jam lamanya. Beberapa orang berusaha menyetop mobil yang lewat, baik mobil pemerintah maupun pribadi, sambil mengacungkan lembaran uang peso. Mereka sabar, berkeringat, yang kulit hitam, yang bule, yang mulatin duduk2 di pinggir jalan, truk2 kuno hino, ford memuat orang2 penuh sesak, mereka berdiri, sebaliknya bis2 turis bagus ber AC hanya mengangkut turis beberapa gelintir, sungguh sebuah pemandangan yang amat paradok. Mengingatkan kita pada daerah2 Indonesia bagian timur. Di sebuah desa terpasang papan bertuliskan Policlinico (klinik), bangunan bertingkat cat putih, seorang perempuan keluar berpakaian serba putih, dia adalah dokter praktek. Hektor menerangkan, bila sekolah kedokteran gratis, tapi sebelum selesai study diwajibkan mengabdi selama dua tahun di desa.  Pada tikungan jalan desa itu kami lihat poster Che besar dengan tulisan: Y mis suenos no tienen fronteras (Idealisme saya tak ada batasnya). Sesampai di Cueva del Indio (Goa Indian) kami masuk goa dengan prau, karena dalamnya ada sungai yang jernih beserta stalaktit dan stalagmit yang menggambarkan diorama kehidupan suku Indian. Tak jauh dari goa Indian itu terdapat lembah Valle de Vinales, dan sebuah tebing batu yang digambar warna warni oleh mahasiswa Anthropologi yang mengilustrasikan kehidupan awal manusia, disinilah kami istirahat makan siang dibawah  gubuk panjang dengan hidangan khas kuba, nasi merah, ketela/singkong, sayur biji kacang merah, kol dan tomat, pisang goreng tipis, daging babi kampong serta buah jambu, pepaya dan sirsak. Sehabis makan mengunjungi Pinar del rio pusat pabrik cerutu, kami masuk ke pabrik cerutu dan amati banyak perempuan duduk berjejer tiga di bangku, menghadap banyak daun2 tembakau kering, seorang menyortir daun, sebelahnya  melipat dalam gulungan dan yang terakhir merapikan gulungan cerutu. Para pekerja tampak sopan dan riang, namun terselip wajah tak puas, gaji mereka hanya sebesar US$ 10 perbulan. Sehingga mereka sekali2 mencoba untuk menukar uang koin peso bergambar Che dengan dolar pada turis, bahkan di sudut ruangan ada yang mencoba menjual cerutu secara ilegal yang sudah diikat dengan harga miring pada turis. Cerutu merk "romeo y julieta" yang tergolong kwalitas baik. Pinar del Rio adalah daerah penghasil cerutu terbaik di Kuba.

 

PLAZA  DE  LA  REVOLUCION,   RUMAH  HEMINGWAY,  PARQUE LENIN  DAN  PANTAI  VARADERO

Hari ke empat sebelum  meninggalkan kota Havana,  kami sempat mengunjungi alun2 luas di pusat kota bernama "Plaza de la Revolucion", disinilah Fidel sering bertemu rakyatnya untuk apel massa politik hingga mencapai 1,5 juta orang, dia biasa berpidato pada setiap perayaan 1 mei (hari pekerja). Di arena ini berdiri patung warna putih José Marti setinggi 105 meter . Diseberang jalan terdapat gedung pemerintah yang dijaga beberapa tentara berfungsi sebagai kantor pusat partai komunis kuba dengan gambar Che besar terbuat dari besi di depan gedung, bila malam hari terlihat menyala. Hektor, bercanda...bangunan warna kuning krem itu tempat Fidel bekerja, mungkin dia di jendela. Diceritakan bila kesehatan Fidel akhir2 ini memburuk, dia kena syaraf di mulutnya, sehingga tidak bisa kontrol dalam berpidato selalu dibantu dengan lautsprecher, kakinya juga sakit. Fidel jarang nongol di tempat umum, bila dia bepergian atau menghadiri sebuah acara selalu sendirian, tak pernah mengajak istrinya. Rakyat sendiri juga tak tahu banyak tentang keluarganya, dia punya dua orang anak dan untuk yang urusan ini dirahasiakan, mungkin karena dia berkali2 lolos dari percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh lawan politiknya dan CIA. Saya tanya pada Antonio Gonzalez , siapa yang bakalan ganti Fidel nanti, apa Raul, adik kandungnya ? O...saya kira tidak, jawabnya. Raul sekarang menjabat sebagai menteri pertahanan, dia tak se brilian kakaknya. Sejak kapan siswa belajar ajaran marxisme ? tanyaku. Sejak di bangku SD, sudah di ajarkan dunia sosialisme ringan, dan bahasa rusia. Makin tinggi sekolahnya diajarkan filsafat yang hanya menjurus ke Marxis, Hegel, Feuerbach, Marx-Engel dan Lenin, selain itu tidak, jawabnya. Bagaimana rakyat belajar Marxisme ? desakku. Dia paparkan, bila tiap kantor selalu punya perpustakaan kecil, disitu buku2 marxis dipelajari bersama2. Kelompok mana di dalam negeri yang anti Castro ? tanyaku. Ya... siapa lagi kalau tidak mahasiswa yang suka protes, khan mahasiswa di seluruh dunia begitu, jawabnya. Sebelum Antonio pamitan, karena dia tinggal dekat alun2 plaza de la revolucion dia tambahkan, saya sudah baca dua kali das Kapital dan buku hariannya Che di Bolivia, sangat menarik. Perjalanan dilanjutkan ke desa kecil Cojimar di pinggir pantai, dimana dulu papa Hemingway, begitu penduduk lokal sering panggil dia dengan sebutan "Papa", mengadakan lomba nangkap ikan besar bernama marlin (ikan pedang), yang menjadi inspirasi pembuatan novel "Der alte Mann und das Meer" yang dapat hadiah nobel sastra tahun 1954. Fidel pernah diundang  dalam kecakapan menangkap ikan marlin tahun 1960. Di desa nelayan itu kami  memasuki restoran yang sering dibuat nongkrong Hemingway, restoran di pinggir pantai itu penuh foto2 hitam-putih yang menghiasi tembok, menggambarkan kegiatan lomba nangkap ikan yang idenya dari Hemingway. Terlihat seorang lelaki tua duduk menawarkan foto Hemingway, dia bilang,... saya Hemingway yunior, tepatnya dia adalah sahabat Hemingway yang masih hidup. tak jauh dari restauran, berdiri patung putih penulis gaek amerika itu memandangi  laut. Hemingway lahir tahun 1898 di Amerika, tahun 1930 ketika dia dan istrinya akan berlayar ke Eropa, singgah sebentar di Kuba, namun rupanya jatuh cinta dengan negeri panas ini, hingga berlama2 sampai tahun 1960, karena dia menderita stroke, kemudian kembali ke Amerika, dan bunuh diri tahun 1961. Kami mengunjungi rumah pribadinya di Sanfrancisco de Vaulo. Rumah besar berwarna putih itu cukup sejuk, karena banyak di tumbuhi pohon, bunga dan bambu. Terlihat dari kaca jendela, kumpulan buku2nya, koleksi binatang buruannya di Afrika, Antilopen, kepala kerbau liar, kijang, yang sudah dikeringkan tergantung di ruangan2. Seorang turis berkomentar; novel2 Hemingway bagus, tapi sayang dia seorang pemburu. Di halaman belakang ada nisan berderet, ternyata itu kuburan kucing kesayangannya, konon dia punya 30 kucing. Dalam kariernya dia tercatat sebagai koresponden perang di Spanyol, pemberontakan melawan Franko. Perjalanan dilanjutkan ke Parque Lenin (taman lenin) sebuah proyek ekologi pemerintah yang dibangun pada tahun 1970. Taman nan hijau ini amat luas dengan dilengkapi danau buatan, sehingga rakyat di taman Lenin ini bisa bersantai dengan prau atau sekedar piknik, atau olah raga ringan, mungkin taman Lenin ini untuk memuji tokoh Lenin dari Leningrad (bahasa Rusia, grad = negeri). Di taman Lenin ini kami makan siang di sebuah restoran, dengan bangunan kuno, tiang2 kayunya masih asli, dulu gedung ini dibuat untuk menampung para budak. Pohon beringin tumbuh subur dan banyak bunga karolina, berwarna merah mekar mirip hibiscus. Hektor menerangkan, pada awal pemerintahan Fidel, kalau anak mau masuk sekolah, orang tuanya selalu dihadapkan pada dua pertanyaan menjengkelkan dari  pemerintah. Pertama, apa keluarga kita punya hubungan/kontak dengan luar negeri ?. Kedua, apa kita aktif dalam beragama?, namun sekarang dua pertanyaan itu, tak pernah terdengar lagi.

Sehabis makan kami lanjutkan ke pantai Varadero, mengingatkan kita pada kawasan Nusa dua bali, Varadero sebuah semenanjung kecil, berpasir putih dengan ombak yang sedang. Kami berpisah dengan Hektor dan Umar dan menginap di hotel Las Palmas.

 

GAYA HIDUP KAPITALIS

Malam hari kami ke restoran di hotel, dengan membawa kupon makan malam seharga US$ 18/ orang (sama dengan gaji sebulan seorang sarjana ). Setelah melihat buffet yang disediakan di ruangan besar, mata kami terbelalak dan kontan tak bisa melangkah. Karena kami baru saja datang dari Havana, dimana rakyat belanja dibatasi, melihat orang2 yang hidupnya serba miskin. Tiba2 melihat buffet makanan yang beraneka ragam, dari bermacam jenis ikan, dan daging, sayur mayur, nasi dan kentang, buah2 an, ice cream. Semua ditata secara artistik melingkar, terkesan sangat berlebihan dan mewah, hampir semua bahan makanan itu di impor. Turis2 berperut buncit mengambil makanan menggunung, banyak yang disisakan, pelayan2 restoran orang lokal, harus mengumpulkan sisa2 makanan, benar2 sebuah pemandangan yang amat paradox. Ebel, salah seorang pelayan restoran, lulusan sekolah perhotelan, mengatakan pada kami, bila ada seorang pelayan lain yang keluar, karena tidak tahan melihat betapa manja dan sombongnya turis2 itu berlibur di negeri miskin. Pelayan tersebut mengalami depresi, karena apa yang dialami dalam kehidupan sehari2 sangat bertolak belakang dengan suasana kerjanya. Pada siang hari di pantai kami melihat beberapa burung pelikan menungging ke air laut menangkap ikan. Juga deru mesin pesawat kecil hilir mudik di atas pantai, pesawat kecil bertuliskan "Air Taxi" itu mengangkut turis2 berduit tebal menjelajahi sepanjang pantai. Lama kuamati tak ada pedagang acung/pedagang souvenir seperti di pantai2 bali atau tempat lain. Namun yang ku tunggu2 tiba juga akhirnya, beberapa perempuan berpakaian rapi membawa sebongkok kaos warna warni bermotif Kuba. Seorang turis memilih kaos2 dan rupanya akan memborong, lalu turis tersebut menawar;...saya beli banyak, bisakah dapat diskon ? tak disangka pedagang acung tadi menjawab; ...souvenir2 ini milik pemerintah, semua harganya sama, kami tak mengenal diskon. Lagi pula kaos ini bukan buatan Kuba, tapi di impor dari Mexiko atau Jamaika. Turis tadi berseloroh,... di negara sosialis-komunis dalam berdagang tak kenal bargaining-system, semua ditentukan oleh negara, sehingga kadang terlihat para penjual atau pegawai tampak kehilangan gairah, tak termotivasi karena antar pedagang tak ada kompetisi harga. Turis lain mengatakan pada kami;...komunis itu seperti agama, pengikutnya jadi fanatik dan disini Che dianggap sebagai nabinya. Karena kami lebih tertarik untuk melihat kehidupan rakyat dari dekat, dari pada berlama2 di pantai, maka kami mengadakan beberapa tour lagi.

 

TOUR KE GUAMA BEKAS PERKAMPUNGAN INDIAN

Suatu hari kami pergi ke bekas perkampungan Indian Guama di semenanjung Zapata (Sepatu), karena semenanjung itu mirip bentuk Sepatu. Menggunakan boat kami menyusuri sungai2 yang bermuara ke lautan Karibia. Boat merapat di sebuah desa, tampak rumah2 gubuk bertingkat yang terpencar2, mengingatkan kita pada rumah panjang di perkampungan dayak Kalimantan. Guide menunjukkan rumah2 gubuk yang amat sederhana itu, sayang penghuninya sudah tidak ada lagi, dulunya disini bermukim sekitar 3000 orang, meski demikian masih bisa dirasakan nafas kehidupan mereka. Patung2 ukuran ramping tinggi tersebar di sudut2 desa, ada yang melambangkan ketua adat, sedang berburu, anak2 dan para wanita. Ada dua kelompok Indian, yang pertama disebut Koliva dan yang kedua disebut Thainos yang berasal dari Amazonia. Di ujung desa berdiri pohon besar Ceiba (sejenis pohon randu/kapok) pohon ini di anggap pohon suci, karena besarnya maka dimungkinkan tiga sampai lima orang bergandengan tangan pun tetap tak bisa melingkari pohon itu. Ada kepercayaan setempat, bila orang punya cita2, maka diharuskan tiga kali keliling pohon sambil mengucapkan cita2nya dalam hati,  bila Tuhan menghendaki, maka cita2nya akan tercapai. Pariwisata juga merambah daerah ini, sehingga banyak didirikan hotel dengan arsitektur asli suku Indian. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke pantai babi, pantai berpasir putih itu airnya sedang surut. Di pantai inilah konter-revolusi yang dilancarkan exil-Kuba Miami mendarat, disebut pantai babi, karena pada waktu itu banyak babi hutan. Akhir dari acara tour kami mengunjungi peternakan Aligator dan Buaya, dua binatang reptil ini ternyata mempunyai perbedaan sifat dan postur. Aligator mempunyai moncong agak runcing dan panjang sifatnya lebih galak/agresif, sebaliknya buaya moncongnya tak terlalu runcing dan bersifat pendiam/tenang.

 

TOUR KE TRINIDAD DENGAN TRUK RUSIA

Pagi yang cerah, kami berangkat tour ke Topes de Collantes menggunakan bis ber AC, dalam rombongan tampak banyak orang Jerman. Sekitar setengah jam keluar dari komplek Varadero, kami melihat sebuah patung sepeda besar di pinggir jalan, dengan tulisan "kota Cardenas". Kota yang tak begitu besar ini tak ada jalan yang menikung, semua jalan lurus saling memotong dengan yang lain, kalau dilihat dari atas awan atau dengan helikopter, maka kota itu akan tampak garis potong2 yang saling bertabrakan. Kota Cardenas belakangan ini menjadi populer, karena bocah cilik Elian Gonzalez berasal dari sini dalam drama penculikan oleh exil-Kuba Miami. Elian yang diajak Ibunya meninggalkan Kuba menuju Amerika bernasib buruk. Perahu yang ditumpanginya tenggelam, ibunya meninggal dan Elian bisa selamat. Ternyata Elian punya paman di Miami, bergeraklah exil-Kuba Miami untuk mempertahankan Elian mati2 an. Sementara Castro mencak2 karena bapak kandung Elian yang sudah kawin lagi itu masih di Kuba. Pemerintah Kuba bersi keras untuk mengambil Elian, meski opini publik dan Clinton menghendaki Elian di pulangkan, tapi exil-Kuba Miami mempertahankan, saat tulisan ini ditulis, Elian sudah bersama bapaknya tinggal di Washington. Mereka masih menunggu keputusan pengadilan. Kasus Elian yang murni ini sudah bermuatan politik. Banyak demonstrasi di Kuba menuntut kepulangan Elian. Meski rakyat Kuba miskin, tapi solidaritas dan kesadaran politiknya tinggi. Setelah bis meninggalkan Cardenas untuk melanjutkan perjalanan, mendadak sopirnya menginjak rem, semua turis kaget. Ternyata ada seekor ular panjang tergeletak di tengah jalan sedang ditarik2 oleh seekor burung Ass Geyer (burung pemakan bangkai), burung jenis ini bisa kita lihat terbang melayang dimana2.

 

Petugas seragam kuning

Di beberapa persimpangan jalan berdiri dua orang dengan sepedanya berseragam serba kuning, guide kami menerangkan, bila petugas berpakaian kuning itu adalah dari pemerintah yang bertugas "mengawasi dan mencatat" nomer mobil2 pemerintah yang tak mau mengangkut penumpang di jalan. Karena transportasi merupakan problem yang besar, maka pemerintah membuat peraturan agar semua mobil pemerintah yang sedang bertugas, sekaligus bisa digunakan sebagai sarana transportasi umum gratis. Bila sopirnya bandel, akan dicatat nomer mobilnya, sehingga bisa dikenai sangsi hukum. Bis yang kami tumpangi pun agak longgar, sehingga sopir dan guidenya sempat sekali menaikkan seorang ibu menggendong bayinya di jalan yang kepanasan. Pemandangan alam tak terlalu istimewa, hanya banyak perkebunan tebu, tembakau, jagung dan kacang2 an. Di ladang tebu terlihat mesin traktor yang di impor dari Australia sedang memotong batang tebu dengan cepat dan praktis, namun ada juga yang masih dengan cara tradisional menggunakan sabit. Bis kami berhenti di pabrik tebu tampak mesin2 penyortir batang tebu menjulang tinggi dengan tiang2 besi tua yang sudah karaten, seorang anak kecil tak berbaju keluar dari gubuk sedang mengunyah tebu untuk mencari sari air gulanya, sambil tangan kirinya melambaikan salam ke arah kami. Sementara seorang turis perempuan menghampiri anak itu dan memberi sebuah permen dari Jerman. Kontan anak itu suka ria, sambil membuang tebunya dan lari ke arah tangga besi yang tinggi menemui bapaknya, sepertinya dia melaporkan dengan bangga kejadian itu. Bapaknya pun dari atas menorehkan senyum. Tentu anak kecil itu belum bisa berpikir jauh, bila sebenarnya permen tersebut bahannya juga dari tebu yang sudah di modifikasi oleh tangan kapitalis, jadilah permen dengan berbagai rasa. Seusai melihat pabrik tebu, perjalanan dilanjutkan ke kota Cienfugos yang indah. Di pinggir jalan kami melihat patungnya Fidel sendirian tampak kesepian, kemudian bis berhenti di pinggir sungai, dan disana sudah menunggu tiga buah truk Rusia.

 

Truk Rusia

Tiga truk besar warna loreng hijau-kecoklatan mirip truk  tentara dengan roda besar2 buatan Rusia di tahun 50-an telah menunggu kami. Setelah naik dan duduk di bangku kayu panjang yang keras, truk memasuki hutan dengan jalan kerakal dan tanah merah. Lobang2 air di jalan pun di lewati tanpa ada goyangan yang berarti. Akhirnya kami berhenti pada sebuah restoran "Rumbos" milik pemerintah, sambil makan siang sekelompok pengamen menyanyikan lagu2 irama Karibia dengan iringan musik gitar, mereka mendendangkan lagu; Guetanamera, (artinya seorang perempuan dari kota Guantanamo) dan lagu yang paling banyak diminati rakyat serta bernada patriotik namun melankolik adalah lagu; "Che Comandante". Setelah makan siang melanjutkan perjalanan ke kota Trinidad, kota tertua di Amerika Latin yang dilindungi oleh Unesco. Medan revolusi di Santa Clara  pimpinan Che Guevara juga tak jauh dari sini, juga makam untuk sisa tulang2 Che dibangun tahun 1997, setelah 30 tahun  meninggal dan dimakamkan di Bolivia 1967. Kami berjalan kaki di tengah kota yang asri dan tenang, melihat pabrik Wine, Kathedral tua dan pasar seni. Malam hari kami menginap di pegunungan lalu paginya di lanjutkan lagi dengan acara rambo trekking bukan menyusuri jalan setapak, tapi menyusuri sungai berbatu padas yang terjal, air tawar yang bersih, pohon2 liar dan air terjun yang amat indah. Selama trekking di hutan subtropis itu kami hanya melihat babi hutan dan burung "Kolibri" burung terkecil di dunia, sedang mengkerami dua buah telurnya. Acara tour berakhir dengan makan siang di tengah hutan.

 

DARI COLOMBUS SAMPAI CASTRO

 

1492                 Christoph Kolumbus menemukan Kuba pada tanggal 28 Oktober, dia mengira bila telah memasuki daratan di Asia. Pada saat itu terdapat sekitar 100.000 penduduk asli suku Indian.

 

1512                 Diego de Velazquez, orang Spanyol pertama kali yang mendirikan pemukiman di kota Baracoa Kuba.

 

1548                 Dimulainya bertanam tebu yang didatangkan dari Guinea-Afrika, hanya kurang dari 60 tahun setelah pulau itu ditemukan, penduduk asli suku Indian makin terdesak, terutama setelah orang2 Spanyol mendatangkan para budak dari Afrika.

 

1552                 Havana dijadikan ibu kota.

 

1700                 Tembakau menjadi barang ekspor andalan, industri gula di dirikan. Saat itu terdapat sekitar 30.000 budak.

 

1762                 Havana diduduki oleh kolonial Inggris.

 

1763         Inggris menukar Havana  kepada Spanyol dengan Florida.

 

1791         Pemberontakan budak di Tahiti, menjadikan Kuba sebagai pusat gula di Karibia.

 

1800                 Gula menjadi sumber income terpenting kolonial. Jumlah budak meningkat menjadi 300.000.

 

1812                 Pemberontakan budak dapat di patahkan oleh para pejabat kolonial.

 

1868/78    Perang kemerdekaan pertama melawan kekuatan kolonial Spanyol.

 

1886         Perbudakan mulai diperhatikan.

 

1895         Jose Marti, Maximo Gomez, dan Antonio Maceo memimpin perang kemerdekaan kedua. AS ikut campur tangan dalam perang melawan Spanyol. Akhirnya kekuatan kolonial tersebut hengkang meninggalkan negeri.

 

1902             Kuba merdeka. Sekarang orang mengenal masa itu (1902-1959) sebagai "Pseudorepublik", karena Kuba secara politik dan ekonomi masih di tentukan oleh AS. Misal: Industri gula, Kereta Api dan bangunan2 masih di kontrol oleh perusahaan2 AS. Tomas Estrada Palma terpilih sebagai Presiden.

 

1920             Perang dunia pertama, harga gula melonjak tinggi membuat para pengusaha lebih jaya yang berakibat memperlebar jurang kemiskinan.

 

1924/33 Diktator Machados dijuluki rakyat sebagai "killer", karena mengakibatkan Kuba jatuh pada krisis ekonomi yang parah. Produksi gula turun tajam hingga 50%.

 

1933             Setelah terjadi mogok massa, Machado lengser. 30 hari setelah itu, naiklah Fulgencio Batista sebagai presiden baru dengan dukungan militer.

 

1933/40 Batista sebagai panglima tertinggi militer, kekuasaan ada di tangannya dan mengurus kepentingan2 AS.

 

1940             Batista resmi jadi presiden.

 

1944             Batista mengikrarkan diri sebagai orang terkaya dalam masa pemerintahannya.

 

1944/52 Pemilihan presiden baru dari Grau San Martin dan Prio Socarras: Korupsi tetap masih merajalela.

 

1952             Batista melakukan "kudeta" terhadap pemerintahan baru dan membentuk negeri totaliter. Oposisi di larang, pengangguran meningkat. Suhu politik memanas.

 

1953      Di Santiago de Cuba, Fidel Castro memimpin pemberontakan bersenjata, namun gagal sehingga dia dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun dan di buang ke pulau Juventud.

 

1955             Fidel Castro mendapat amnesti dan exil ke Mexiko.

 

1956      Dengan menumpang kapal "Granma" mendaratlah kembali di dekat Santiago de Cuba; Fidel Castro, Raul Castro, Ernesto "Che" Guevara dan 80 pengikut yang lain. Di Sierra Maestra mereka memulai perang gerilya melawan regim Batista.

 

1959             Kemenangan revolusi Kuba. Tentara gerilya menumbangkan Batista. Fidel Castro diangkat sebagai menteri presiden dan mereformasi ekonomi, industri, pelayanan kesehatan serta sistem pendidikan. Sebuah kampanye pemberantasan buta huruf di galakkan besar2 an.

 

1960             AS menghentikan quota perdagangan gula, industri negara, perbankan, dan bahan mentah minyak. Presiden Eisenhower mulai menerapkan embargo perdagangan.

 

1961             Invasi dari exil Kuba Miami yang dibantu kapal perang AS mendarat di pantai babi, namun dapat dipatahkan tentara Kuba.

 

1962             AS memblokade ekonomi secara total sampai sekarang. Sehingga Kuba mendekatkan diri pada Soviet. Terjadi "Krisis Kuba" karena Soviet Union membuat pangkalan roket/senjata atom di Kuba. Kapal perang AS memblokade pulau itu, roket/senjata atom akhirnya ditarik kembali ke Soviet.

 

1965             Che Guevara, menteri industri dan penasehat dekatnya Castro meninggalkan Kuba.

 

1967             Che Guevara di tembak di Bolivia dalam perang gerilya. Beberapa usaha kecil telah dilebur menjadi usaha milik negara. Perjanjian perdagangan gula dengan Soviet di tanda tangani.

 

1975      Kuba dan Jerman menjalin hubungan diplomatik.

 

1980             Lebih dari 100.000 orang Kuba meninggalkan negeri.

 

1990             Runtuhnya blok timur membuat dampak yang panjang.

 

1991             Di kampanyekan "masa keprihatinan", bahan pangan dan bahan lain dibatasi.

 

1992             Mata uang dolar di ijinkan sebagai alat transaksi. Ribuan orang Kuba mencoba pergi ke Florida dengan kapal/prau kecil.

 

1994             Sangsi perdagangan AS di pertajam. Fidel Castro mulai menjalin hubungan lebih erat ke Amerika tengah dan selatan. Sektor pariwisata sangat membantu pemasukan devisa negara.

 

2000      Havana sebagai tuan rumah KTT selatan-selatan.

 

 

JOSE  MARTI

Jose Marti y Perez lahir di Havana 28 Januari 1853, pada usia 13 tahun sudah tertarik dunia sastra. Usia 15 tahun dia mendirikan koran mingguan anti kolonial "La Patria". Tahun 1868 para advokat dan tuan tanah kaya Carlos Manuel de Cepedes memberontak menentang pendudukan Spanyol, mereka membentuk pasukan militer dibawah komando Maximo Gomez (1836-1905) dan Antonio Maceo (1845-1896). Dalam usia 17 tahun Jose Marti dijatuhi hukuman oleh Spanyol. Tahun 1871 dia dideportasi ke Spanyol, dimanfaatkan oleh Marti untuk belajar Filsafat, Sastra dan Hukum, setelah tamat belajar dia pergi ke Mexiko, Guatemala dan Venezuela. Disini Marti memulai kariernya di bidang jurnalistik, lalu dia diangkat sebagai Konsul dari negara2 Amerika Latin di New York. Dia sering menulis tentang hubungan politik dan budaya antara Amerika utara dan selatan. Marti mengumpulkan kelompok exil dan mendirikan "Partai Revolusi Kuba" pada 10 April 1892. Konsep Marti jelas untuk memenangkan revolusi melawan kekuatan politik aristokrasi. Dari kemenangan revolusi akan di utamakan dasar2 kehidupan yang humanis dan sosialis. Marti di AS dan Amerika latin mengumpulkan dana untuk membeli persenjataan. Tahun 1895 di Santo Domingo, Marti dan Gomez menandatangani "Manifest dari Monte Christo" sebuah program revolusi bersenjata. Pada April 1895 mendaratlah Marti dan Gomez serta pengikutnya di pantai selatan Propinsi Oriente. Pada 19 Mei pertama kali serangan di lancarkan, dalam pertempuran ini gugurlah Marti. Sehingga komandan Spanyol memberitakan pada publik;...Terima kasih, Tuhan telah melindungi kami, di bawah perintah saya beruntunglah, bila agitator dan provokator Jose Marti meninggal". Sebelumnya Marti telah menulis akan kematiannya;...Kematian adalah sebuah kemenangan dan telah benar2 hidup tak sia2.

 

BATISTA

Krisis ekonomi dunia tahun 1920 menggoyang kedudukan Presiden Geraldo Mochado. Pada pertengahan tahun 20-an sempat membaik, namun dia tak menyangka bila dirinya harus juga lengser. Secara rutin dia mengirim tentara ke jalan, untuk mematahkan gelombang mogok. Para demonstran di tembak oleh para gangster bayaran yg dikenal dengan sebutan porros, para musuh regim dikejar dan di gebuk. Ketika tahun 1933 berlangsung aksi mogok seluruh negeri, terjadi amok dan perkelahian antar rakyat. Machado melarikan diri dengan pesawat ke Miami dengan membawa lima buah pistol dan beberapa emas dalam kopornya. Seorang pemuda sebagai bawahannya bernama Fulgencio Batista memanfaatkan situasi chaos tersebut. Dia dari keturunan Mulaten, mengambil alih kekuasaan dan mengontrol seluruh kekuatan militer. Era Batista  telah dimulai. Tahun 1934 USA ada interes dan dibuat perjanjian "Platt Amendment" yang mengijinkan hak intervensi USA. Didirikanlah pangkalan angkatan laut Amerika di Guantanamo. Tahun 1940 Batista harus rela bersaing dalam pemilu yang bebas dan jujur dalam pemilihan presiden.

 

Havana dan Mafia

Havana adalah sebuah kota dimana alkohol, ganja/sejenisnya, judi dan prostitusi sebagai sumber mengeruk untung, tak sulit menarik organisasi komplotan ini dari USA. Pada Desember 1946 saat krisis ekonomi melanda dunia, di Havana di adakan konferensi mafia-internasional, bos mafia Meyer Lansky sebagai penyelengaranya. Dia adalah otak komplotan syndikat di USA. Dengan paspor palsu diundanglah Luciano, mafia Sizilia-Itali sebagai tamu kehormatan. Setiap bos mafia dari New York, New Jersey, Tampa, Chicago dan New Orleans bertandang ke Havana. Ibukota kuba itu sebagai tempat pertemuan mereka. Tahun 1938 Batista mengundang Meyer Lansky untuk membuka dua tempat judi kasino dan arena balap mobil di Parque Oriental , bahkan Lansky menggantikan orang2 kuba dengan orang2 nya sendiri. Lansky juga memberi bagian keuntungan secara periodik kepada Batista, agar supaya operasi mafia dilegalisasi. Tahun 1946 bisnis maksiatnya tak berjalan mulus, namun Havana toh tetap sebagai tempat yang diakui sangat aman dan menarik, bahkan Frank Sinatra terbang kesini. Tahun 1953 Lansky diangkat sebagai penasehat pribadi Batista, aturan perjudian pun di syahkan oleh pemerintah. Setelah Batista menduduki kursi presiden yang kedua, membengkaklah korupsi dan bersikap represif, serta intelejen polisi mengejar para musuh politiknya.

 

FIDEL CASTRO RUZ

Fidel Alejandro Castro Ruz lahir 13 Agustus 1926 di Biran propinsi Oriente, anak ke 5 dari 9 bersaudara, bapaknya Angel Castro sebagai pengusaha spanyol, ibunya Lina Ruz Gonzalez sebagai istri kedua, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga Angel Castro. Setelah istri pertamanya  meninggal. Masa kecil Castro di sekolah internat katholik Santiago, lalu pindah ke sekolah Colegio de Belen di Hanava. Dia belajar hukum, dan sering menggerakkan demonstrasi. Di bangku kuliah dia sudah membaca buku2nya Hitler "Mein Kampf" (perlawanan saya), juga film2nya Mussolini.

Setamat kuliah dengan gelar Doktor ilmu hukum, dia buka praktek advokat di Havana. Dalam membela klinya, dia tak pernah meminta bayaran, untuk menopang hidupnya dia harus minta bantuan keluarganya. 1948 dia ditangkap di Kolombia, karena demonstrasi anti imperialis, pada tahun yang sama dia kawin dengan seorang mahasiswi Mirta Diaz Balart. 1949 lahirlah anak pertama Fidelito, lima tahun kemudian cerailah pasangan ini dan istrinya Mirta kawin lagi kemudian pindah ke spanyol, sejak itu tak pernah muncul di tempat umum dan membicarakan bekas suaminya. 1959 Castro berkuasa di kuba, sejak itu sejarah dunia mencatatnya, dia sebagai pemimpin bangsa berkaliber internasional sekaligus pahlawan revolusi radikal kiri. Dia keliling dunia mengunjungi Moskow, Praha, Bagdad, New Dehli, Hanoi, Caracas, Algeria dan Addis Abeba. Castro punya beberapa nama panggilan antara lain; "Comandante" atau "El Jefe Maximo" (bos besar), "El Caballo" (kuda perkasa), juga "El Mulo" (mulut besar). Sampai hari ini Castro memimpin dengan tangan besi, lawan politiknya tak segan2 dicap subversif atau digebuk. Dia tetap bertahan, meski sudah sembilan presiden Amerika di ganti, juga menyaksikan runtuhnya Soviet. Setelah kematian raja Hussein dari Jordania, praktis dia seorang pemimpin negara terlama di dunia.

 

Percobaan pembunuhan terhadap Castro

Sejak tahun 60-an terjadi percobaan pembunuhan pada diri Castro, dipelopori oleh CIA, bekerja sama dengan exil-kuba dan mafia.

-memberi racun pada cerutu kesukaan Castro.

-memberi dosis kematian LSD.

-memasukan Zyanid pada susu coklat.

-memberi infeksi Tuberkulose pada pakaiannya.

-mengolesi obat2 perontok rambut pada semir sepatunya, agar jenggot dan rambutnya rontok, dan karismanya turun.

-Saat Fidel Castro berkunjung ke Venezuela.

 

Castro sebagai orang biasa

Kesukaannya adalah ikan bakar, soup kura2, dan spaghetti. Dia suka kendarai jeep ke desa2, berkebun, berenang dan main catur. Bila dia bertemu rakyatnya di desa ataupun di kota, tidak suka dipanggil "anda, beliau", melainkan hanya kata biasa "kamu, dia". Seperti orang2 kuba pada umumnya. Castro percaya juga pada hal2 "mistik", misalnya : angka keberuntungan adalah angka 26, dia lahir tahun 1926, bapaknya memiliki ladang seluas 26.000 m persegi, usia 26 dia memimpin gerilya menyerang Moncada, 26 juli awal pemerintahannya, dalam membuat pertemuan/acara dia suka pilih pada tanggal 26. Ramon kakak Castro menceritakan, masa kecil dengan adiknya ketika keduanya masuk sekolah internat. Castro ditolak masuk sekolah karena dianggap masih kecil, bila pulang kampong lewat pegunungan di Santiago, tidak layak untuk seorang anak kecil jalan sendirian. Salah seorang kawan bapaknya, menggantinya tahun kelahirannya yang sebenarnya tahun 1927, lalu dirubah tahun 1926, agar bisa diterima disekolah. Castro juga mengagumi Marti, yang dihubungkan dengan Marx, karena kedua nama tokoh itu sama berawalan M (MM: Marti-Marx). Sejak perceraiannya dia sering muncol dengan seorang kawan perempuan setia dalam revolusi, Celia Sanchez. Sanchez diangkat sebagai first lady, karena jasa dan temparemennya yang keras dalam revolusi. Tahun 1980 Sanchez meninggal karena penyakit kanker. Dua anak Castro Alina Fernandez dan Fidelito keduanya tinggal di USA, bahkan anak perempuannya Alina Fernandez menulis buku berjudul "Ich, Alina" (Saya, Alina) percetakan jerman: Rowohlt. Yang mengungkapkan kritik pada kebijakan bapaknya.

 

Siapa pengganti setelah Castro ?

Jefe Maximo (bos besar) itu muncol 1997 untuk pertama kalinya memperkenalkan publik pada adik kandungnya Raul, namun orang masih meragukan apa adiknya mampu menggantikannya, bila suatu saat dia lengser.

Bila Castro lengser, seharusnya embargo USA dihentikan, namun Castro berujar: ....Saya seorang revolusioner dan revolusioner tak pernah berhenti istirahat/pensiun. Sementara lawan politiknya yang sebagai exil, membentang dari Madrid sampai Miami, mereka telah siap siaga, kapanpun untuk menggantikan kepemimpinannya. Bahkan exil kuba di Miami telah mempersiapkan persenjataan dan latihan militer yang dididik oleh CIA. Mereka adalah orang2 kaya kuba, tuan-tanah2 yang angkat kaki, setelah Castro memberlakukan program agrarreform dalam sosialisme. Juga orang2 intelektual kuba yang tak mendapatkan pekerjaan layak dan orang2 biasa yang ingin mencari nafkah lebih baik, seperti kasus bocah Elian Gonzalez yang menyeberangi laut dengan menumpang kapal kecil ke Miami.

 

CHE GUEVARA

Ernesto "Che" Guevara lahir 14 juni 1928 di kota Rosario, Argentina. Anak dari pasangan Ernesto Guevara Lynch, seorang konstruktor sipil dan Celia-de la Serna, keduanya berasal dari keturunan keluarga terpandang Irlandia dan Spanyol. Sejak usia dua tahun Che terjangkit Asma. Kemudian keluarganya berpindah ke Buenos Aires, namun cuacanya tak baik untuk Che, sehingga memutuskan untuk pergi ke  propinsi Kordoba, tepatnya di Alta Gracia. Disini dia menamatkan SMP, dari ibunya dia belajar bahasa perancis, dia juga tertarik dunia sastra dan olahraga. Tahun1964 keluarganya kembali ke Buenos Aires dan dia masuk fakultas kedokteran serta tertarik Leprosy dan penyakit2 tropis lainnya. Yang mengilhami idenya keliling negeri bagian utara dan barat bahkan seantero pedalaman Argentina dengan sepeda. Pada 29 Desember 1951 dia dan kawannya Alberto Granado menyusuri pantai pasific hingga Santiago de Chile dengan sepeda motor. Setelah itu dia pergi ke Peru mengunjungi Machu Pichu, sampai di hutan Brasil, naik ke Kolombia. Sesampai di Bogota mereka di deportasikan. Dari Kolombia dia pergi ke Venezuela. Tak seberapa lama lagi Ernesto Guevara pergi sendirian ke Miami kemudian kembali ke Buenos Aires, dimana dia ditugaskan wajib militer, namun karena alasan kesehatan dia melanjutkan studynya dan tamat Maret 1953 dengan spesialisasi Leprosy dan penyakit2 alergi. Dia putuskan untuk pindah ke Venezuela dan bekerja pada rumah sakit Leprosy di Cabo Blanco. Bersama Ricardo Roji, lalu dia pergi ke Guatemala untuk bergabung dengan proses revolusi negeri itu. Dia tiba januari 1954 pada usia 25 tahun dan  menulis beberapa artikel, antara lain: "saya lihat jatuhnya Jacobo Arben". Dia termasuk kelompok yang menentang perlawanan ke kota terhadap kekuatan konter-revolusi yang dimotori dan diorganisir oleh CIA yang membantu pemerintah demokrasi Arben. Dia berjumpa dengan Antonio (Nico) Lopez di Guatemala yang telah berpartisipasi dalam peristiwa heroik 26 Juli 1953 di Kuba. Nico lah yang memberitahu Che, kemana arah perjuangan yang direncanakan oleh Fidel Castro dan lokasi kapal untuk pembebasan Kuba dari tangan imperalis regim fasis Batista. Dari Guatemala Che pergi ke Mexiko dengan kereta api dan tiba pada Juli-Agustus 1954. Dia berjumpa Nico Lopez lagi dan Raul Castro yang pertama kali memperkenalkannya  pada Fidel Castro. Setelah berbicara dengan Castro hampir semalam suntuk, paginya Che di tunjuk sebagai dokter ekpidisi revolusi yang akan direncanakan. Kubalah yang membaptis Ernesto Guevara dengan panggilan "Che", sama dengan panggilan akrab aslinya orang Argentina. Pada bulan Agustus 1955 bersama2 dengan Raul, dialah sebagai orang pertama dalam ekpidisi yang menggunakan kapal Yatch Granma.

 

Che pimpin gerilya ke Afrika dan Bolivia

Sebelum meletus revolusi di Kuba, Che telah membuat perjanjian dengan Fidel agar dirinya di ijinkan pulang ke Amerika Selatan, guna melanjutkan perjuangannya. Fidel berkata;... Don`t worry, we will keep our word. Setelah berhasil di Kuba menambah antusias dirinya dan tak sabar lagi. Fidel menyadari memang perjuangan itu memerlukan kondisi yang prima dan Che dalam kondisi yang optimal. Meskipun Fidel berusaha membujuknya agar bersabar dulu, tapi Che maunya segera dan saat itu juga. Che tertarik dengan perjuangan gerilya di Afrika. Pada waktu itu Kongo (sekarang: Zaire) dibawah jajahan Belgia terjadi pembunuhan atas diri Patrice Lumumba sehingga didirikan regim neokolonial. Kemudian Che berpidato di PBB 11 Desember 1964, yang menentang keras Imperialis Belgia dan AS. Pada 17 Desember 1964 sampai dengan 14 Maret 1965 Che mengunjungi negara2 Afrika antara lain; Algeria, Mali, Kongo (Brazzaville), Guinea, Ghana, Dahomey, Tanzania dan negara republik Arab, dia berhasil menemui orang2 kunci. Sebelum Che mengunjungi Nasser di Kairo, dia sempat mampir dulu ke Paris. Ada kejadian sedikit lucu, bila pramugarinya di pesawat mengatakan pada temannya;...lihat anak muda gila ini, berpura2 seperti Che. Juga ketika jalan2 di Paris banyak yang berkomentar sama, mereka tidak tahu bila dia adalah Che yang sebenarnya. Rombongan veteran revolusi Kuba diberangkatkan ke Zaire. Pada suatu hari Che sehabis di interview oleh wartawan di Kuba, langsung terbang menuju Afrika dan wajahnya di make-up untuk mengacaukan lawan. Di pesawat dia duduk persis dalam deretan tempat duduk  wartawan yang menginterview tadi. Kawan Che menyaksikan hal itu, bila wartawannya benar2 tak menduga bila dia duduk disamping Che. Che tak bisa makan dan minum, karena akan mengganggu kosmetik make-upnya. Waktunya dihabiskan untuk membaca dan ke toilet, untuk membenarkan wajahnya yang palsu. Sementara kalangan usahawan bingung, mempertanyakan dimana menteri Industri ini berada ? karena menghilang dari berita publik, lalu Castro menjelaskan;...Che selalu berada dimana gerakan revolusi memerlukannya. Setelah Che tiba di kota Dar es salaam, Zaire dia bertemu Kabila dan "gerakan pembebasan Kongo". Che bergabung dengan para pasukan internasional Kuba juga mengadakan kontak dengan negara2 tetangga untuk membantu perjuangan di Zaire. Che mendapat julukan nama baru yaitu "Tatu". Dia menganggap Kabila adalah gerilyawan yang paling tangguh. Namun misi Che tak berhasil sehingga membuatnya pergi ke Tanzania, dia agak canggung pulang ke Kuba lagi karena telah berpamitan dengan rakyatnya. Dibujuklah Che oleh Castro dan dengan rahasia Che kembali lagi ke Kuba.

 

Disamping Che sebagai target tunggal penangkapan oleh agen CIA, maka Che me make-up wajahnya lagi, agar penyamarannya tak diketahui lawan untuk memasuki Bolivia.. Dia harus pergi ke Moskow dan Eropa dulu dengan memakai nama palsu; Adolfo Mena Gonzalez dengan paspor palsu pula dari Republik Oriental Urugay. Dia berhasil mengelabuhi pemerintah setempat, akhirnya tiba di Bolivia malam hari 6 Nopember 1966. Kawannya sudah menunggu antara lain; Carlos Coello dan  Alberto Fernandez Montes de Oca mereka naik Jeep bersama menuju Nacahuasu, dimana sekelompok gerilya komunis Bolivia telah menunggu.

 

Reaksi meninggalnya Che

Setelah serangan tentara Bolivia yang khusus dididik CIA berbaku hantam, sangat tak seimbang dengan kekuatan para gerilya yang amat sederhana dan banyak yang sudah sakit. Empat tentara mendekat dan Che bilang;...Jangan tembak ! Saya Che Guevara, bagi kalian akan lebih berharga jika membawa saya hidup dari pada mati. Sebelum Teran menembak Che di ruang kelas sekolah dasar, Che titip pesan terakhirnya;...katakan pada istriku, dia boleh kawin lagi ! Pada tubuhnya ditemukan tulisan pesan rahasia untuk sahabat karibnya Castro dalam bentuk "Cypher", yang ditemukan pada tahun 1918 oleh Gilbert Vernam. Pesan rahasia ini berbentuk huruf sandi terpahat di tubuhnya dan hanyalah Castro yang bisa membacanya, karena dialah yang punya kuncinya. Dari huruf sandi rahasia inilah, yang meyakinkan Castro bila Che benar2 meninggal. Karena sebelumnya banyak berita bohong menyiarkan kematiannya. Berita kematian Che cepat tersebar, di Kuba Castro mengadakan upacara besar dan berpidato;...roh Che akan berdampingan dengan Marx dan Engel di ruang Pantheon komunis yang tak pernah mati. Sang revolusioner telah pergi, tapi yang muda dan suci telah lahir. Di Argentina, bekas presiden Arturo Frondizi menyebut kematian Che sebagai;...Pahlawan masa kini. Di Amerika orang2 kiri lama mengarak poster  dan foto Che. Di Eropa; di Perancis kaum intelektual dan kiri mengadakan "minggu Che Guevara untuk kedamaian Vietnam". Jean-Paul Sartre berkomentar;...Saya pikir, Che itu tak hanya intelek, tapi juga seorang perfeksionis masa kini. Di Itali dan Jerman Barat terjadi demonstrasi besar2 an. Di Neapal, Florenz,  Milano dan Roma  anak2 muda memanggul foto Che di jalan2 dan melawan polisi. Di Bonn, anak2 muda memasang bom di kedubes Bolivia. Soviet dan negara2 blok timur mengirim telegram resmi ke Havana sebagai rasa bela sungkawa, tapi tak mengaggumi Che.

 

REVOLUSI

 

" Tanpa sebuah teori revolusi,  tak akan ada gerakan revolusi ".

 

Lenin

 

Di bawah pemerintah Batista, tumbuh kelompok kecil elit kaya sebaliknya pada umumnya rakyat hidup melarat. Hanya sedikit yang dapat air bersih, listrik, pendidikan dan pelayanan kesehatan. Seperempat rakyatnya tak bisa baca tulis, seperempat laki2 mudanya sebagai pengangguran. Sistem pemerintahannya korup, tak ada keadilan dan kesamaan hak. Setahun setelah Batista menduduki kursi presiden yang kedua kali, muncul pengacara muda bernama Fidel Castro hingga kini, hanya dengan angkat senjatalah akan berakhir kekuasaan diktator itu.

 

Penyerangan di barak tentara Moncada

26 juli 1953 Castro dan 125 pengikutnya menyerang barak tentara di Moncada-Santiago, pada saat yang sama sedang diadakan karnaval musik. Revolusi muda ini tidak berhasil, banyak dari kelompok gerilya yang terbunuh, 68 lainnya ditangkap polisi. Castro dapat melarikan diri untuk mencari perlindungan ke pegunungan Sierra Maestra. Namun tetap saja dikejar tentara Batista, pada saat dia dan para pengikutnya tertidur berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman. Castro beruntung, karena petugas penjara ternyata justru simpati pada revolusi, sehingga dia dimasukkan dalam ruangan tersendiri, yang semestinya penentang pemerintah harus dibunuh. Setelah Castro berkuasa, petugas penjara kulit hitam bernama Pedro Sarria Tartabull itu dijadikan pengawal pribadinya. Meskipun penyerangan di Moncada belum berhasil, tetap sebagai tanda dimulainya revolusi kuba, yang mungkin terjadi yang akan datang.

 

Sejarah akan membebaskan saya

Setelah para gerilya mendekam dalam penjara, diktator Batista makin tak mendapat simpati di masyarakat, para tahanan diajukan ke pengadilan dengan tuduhan makar. Castro menyusun bantahan di penjara dengan judul "History Will Absolve Me" (Sejarah akan membebaskan saya), lima jam pembelaan itu dibacakan  di pengadilan. Dia menuduh, Batista adalah diktator yang terburuk dalam sejarah Kuba, dia paparkan juga dengan sangat detail keburukan pemerintah, standar hidup rakyat, mutu pendidikan, pelayanan kesehatan, undang2 pertanahan, semuanya ini harus dirombak dan dibuat pemerintahan baru. Akhir dari pembelaannya, terucap kata2 yang paling terkenal:  "Jatuhilah hukuman pada saya, bila anda mau. Sejarah akan membebaskan saya". Pembelaannya ini tak ditemukan dalam ajaran marxisme dan leninisme. Castro dijatuhi hukuman 15 tahun penjara di pulau Isla de la Juventud. Disini dia belajar karya2 Karl Marx dan berhasil membentuk kelompok perlawanan dari kaum petani. Dia sering berceramah untuk menanamkan semangat revolusi, kehidupan penjara hanya dijalani dua tahun. Pada tahun 1955 hari ibu, dia mendapatkan Amnesti dan berangkatlah bersama para kadernya exil ke Mexiko. Disana dia bertemu Ernesto "Che" Guevara. Bersamanya direncanakanlah kembali revolusi bersenjata tahap kedua seperti penyerbuan ke Moncada Gerakan 26 Juli (M-26). Castro ke New York dan Miami mencari bantuan uang untuk membeli senjata dan amunisi serta berkampanye ke luar negeri. Tahun 1956 Castro, Che dan 80 kawan revolusioner Mexiko berangkat ke Kuba dengan menumpang prau layar bernama Granma. Melewati badai ganas, tepatnya tanggal 2 Desembar 1956 mendaratlah rombongan gerilya di selat Guacanayabo, 160 km barat Santiago. Sebenarnya direncanakan mendarat akhir Nopember bersamaan dengan kelompok M-26 yang dipimpin Frank Pais. Tanpa kegigihan Castro, revolusi ini bisa dipatahkan hanya dalam beberapa jam saja. Akibat para gerilya yang mabuk laut, beberapa dapat dibekuk pasukan Batista, tiga perempat rombongan ditangkap dan dibunuh.

 

Gerilya di Sierra Maestra

Para gerilya yang masih hidup tetap bersama Castro, adik kandungnya Raul, Che dan Camilo Cienfuegos ditambah beberapa petani dan revolusioner yang lain, mereka mendirikan pasukan tentara revolusi di Sierra Maestra. Setiap hari dapat simpatisan revolusi baru, seorang perempuan bernama Vilma Espin, sekarang dia menjabat sebagai ketua kehormatan organisasi wanita Kuba, sekaligus sebagai istrinya Raul Castro. Di pegunungan itu selain didirikan pasukan tentara revolusi juga memberi penyuluhan kepada para petani dan melatih mereka sebagai gerilyawan. Castro yang mengaku militan itu mensyaratkan para gerilyawan harus; patriotik, berjiwa revolusioner, disiplin tinggi, membela kebenaran dan selalu siap tempur dengan segala resiko. Tahun2 berikutnya dibuatlah pemerintah provisoris/bayangan yang menggalang program pendidikan, rumah sakit di desa2 pedalaman. Juga dipancarkannya stasiun radio "Radio Rebelde" yang berfungsi membantu gerakan bawah tanah di Havana, yang bisa merangkul kelompok mahasiswa serta kelompok lain yang anti regim.

 

Seluruh dunia berpaling       

Herbert Matthews, seorang reporter dari New York Times ikut bersama Castro dan rombongan di gunung, dimana dia mengadakan "interview" dan foto bersama. Matthews memberitakan ke seluruh dunia, tentang kesan romatiknya dari pemuda revolusioner dan tentara pemberontaknya tapi tanpa foto. Batista membacanya dan membantah dengan keras, cerita Matthews hanyalah bohong dan Castro sudah benar2 meninggal sejak lama. Reaksi koran2 di USA sama mengelak, bila Castro telah lama meninggal, itu berita yang salah. Kemudian Matthews menerbitkan foto Castro bersamanya sedang ngisap cerutu di gunung. Bergetarlah Kuba dan seluruh dunia : Castro masih hidup ! Sejak nama dan wajahnya dikenal diseluruh dunia, bantuan secara resmi diberikan pada Castro. Pada maret 1957 kelompok mahasiswa merangsek ke istana presiden di Havana, untuk menumpas Batista, sementara kelompok lainnya menguasai stasiun radio, memberitakan berita salah, bila diktator telah meninggal. Pada bulan Juli tahun yang sama tentara revolusi mengajak mogok masal. Pada bulan Juli 1958 para gerilya sudah mencapai 50.000, Castro memimpin ke Santiago, Che ke Santa Clara dan Raul ke wilayah utara Oriente. Che berhasil memimpin gerilya di Santa Clara, Frank Pais menanyakan pada Castro, pangkat apa yang harus anda berikan Che, Castro bilang;...tulis Che Comandante! Akhir tahun 1958 tentara Batista dipukul mundur, pada tanggal 1 Januari 1959 diktator  Batista kabur meninggalkan Kuba. Hari berikutnya seluruh rakyat turun kejalan untuk merayakan, lengsernya Batista. Di Havana banyak petani mengadakan tour keliling melihat tempat2 mewah; kasino, hotel dan villa, yang sejak bertahun2 mereka dilarang menginjakkan kakinya.

 

Pesta kemenangan

Pada 1 Januari 1959, Fidel Castro yang berusia 32 tahun, berserta para gerilya lainnya berpindah dari Santiago de Cuba ke Havana . Dimana2 seluruh negeri merayakan kemenang revolusi dan mengelu2 kan dirinya.. Seminggu kemudian ribuan pengikut revolusioner menyambutnya di ibu kota. Ketika Castro pertama kalinya berpidato atas kemenangannya. Banyak rakyat yang terkesima dan terharu, bahkan rakyat yang mempunyai kepercayaan Santeria (asal Afrika), menganggapnya Castro sebagai dewa yang diturunkan untuk membebaskan dari tekanan regim. Rakyat Kuba yang tinggal di New York dan Miami ikut merayakan lengsernya Batista, dan mereka banyak yang pulang ke kampong halaman. Revolusi itu sebagai kemenangan rakyat Kuba dan seluruh dunia mengakui dan menyambutnya, namun pemerintah USA menanggapi dengan perubahan kebijakan politik terhadap Kuba. Pada awal 1959 Castro menduduki jabatan sebagai Presiden dan kawanya Che sebagai presiden Bank Nasional. Pengikut Batista yang tersisa dijebloskan ke penjara, dalam waktu setahun saja, terjadi perubahan yang mencolok pada pemerintahan di Kuba.

 

Orde baru

Di bawah pemerintah Batista, sekitar 8% pemilik tanah yang menguasai 70% tanah di seluruh negeri, dengan pemerintah baru dirombaklah sistem pertanahan (agrarreform), membuat pemilik tanah pribadi ketakutan. Kontrol Amerika terhadap negeri ini mulai berakhir (USA memiliki lebih dari 165 perusahaan kelas kakap di Kuba, 60% bergerak di bidang jasa dan 40% pada industri gula) Kekayaan perusahaan asing pemerintah dievaluasi. Sistem telekomunikasi, perminyakan, dan pertanian diambil alih oleh negara, rasisme dibuatkan undang2 yang lebih jelas. Pemerintah membangun perumahan sosial, pelayanan kesehatan digratiskan. Mengembangkan konsep politik baru untuk menata bidang ekonomi, olah raga, musik, seni dan bela diri. Jumlah kekayaan yang belum terbagi, bagi petani gurem sangatlah berarti untuk memperbaiki kehidupannya.Banyak dari kelas menengah dan atas yang kehilangan harta kekayaannya, mereka ber exil ke Miami. Mereka meninggalkan negerinya hanya dengan pakaian yang masih dikenakan. Di Miami mereka berstatus sebagai pengungsi dan membuat perkampungan exil-Kuba yang menentang Castro, hingga sekarang mereka masih berharap bisa kembali ke tanah airnya.

 

Hubungan politik luar negeri

Tahun 1960 Castro berpidato di PBB, disitu dia kenalan dengan Nikita Chruschtschow, di New York dia juga berkenalan dengan aktivis kulit hitam

Malcolm X. Sementara itu pemerintah Amerika merasa tidak nyaman dengan Castro, apalagi dengan kejadian aneh muncul, sebuah kapal Perancis yang mengangkut senjata dari Belgia meledak di pelabuhan Havana, karena ada pesawat asing terbang rendah melewati kota, orang segera menebak bila itu adalah Amerika. Castro bereaksi keras mulai Januari 1961 sejumlah 11 diplomat AS meninggalkan Kuba, yang membuat hubungan diplomatik kedua negara retak. AS mulai menerapkan embargo ekonomi terhadap Kuba, bahkan tidak hanya impor barang2 amerika, tapi AS mengajak negara2 lain kecuali Kanada dan Mexiko.

 

Konter-revolusi

Pada April 1961 sekitar 1500 orang2 kuat sebagai Kopassus  (komando pasukan khusus) didikan CIA sebagian besar dari exil-Kuba Miami mendarat di pantai babi Bahia de Cochinos, selatan Kuba. Kedatangannya dengan satu tujuan untuk menggulingkan Castro, meski misi itu mendapatkan restu dari Presiden John F. Kennedy. Konter-revolusi itu tak berhasil menghadapi tentara dan rakyat Kuba, dalam waktu kurang dari 72 jam Kopassus exil-Kuba ini bisa dibekuk. Sejumlah 1200 orang ditahan oleh tentara Kuba dan Castro yang sedang menggalakkan program gratis pelayanan kesehatan, meminta AS untuk menukar tahanan exil-Kuba Miami dengan obat2 an seharga US$ 50 juta. Kemenangan Castro akan invasi itu berdampak simpati yang mendalam di antara negara2 Amerika Latin, sebaliknya Kennedy harus menelan pil pahit. AS tak berhenti sampai disitu: aksi2 rahasia, percobaan2 pembunuhan terhadap Castro terus berlangsung hingga sekarang. Tahun 1961, Castro mengakhiri program partai di pemerintahan yang terpilih bebas berciri demokrasi. Sejak  invasi itu, Castro membuat shock seluruh dunia, dia telah menjelaskan untuk merubah revolusi Kuba ke dalam Revolusi Sosial. Banyak hal yang melatar belakangi antara lain; bila Castro telah matang dengan ajaran Marxisme, tentu membuat Rusia senang.

 

Puncak krisis

Untuk membantu negeri Kuba yang sosialis, USSR memberi bantuan ekonomi terhadap Kuba. Chruschtschow juga membangun stasiun senjata misil-roket di Kuba sebagai pertahanan atas serangan AS. Hal ini tentu menguntungkan Kuba dan Rusia, Rusia merasa senang ada saudara baru yang strategis lokasinya, yaitu di depan mulut AS, hanya berjarak 140 km. Pada musim gugur 1962 terjadi puncak ketegangan antara AS dan Rusia. Kennedy memberi ultimatum pada Rusia untuk menarik semua senjata misilnya dari Kuba, kalau tidak AS akan membombardir Kuba. Akhirnya Rusia menuruti permintaan AS dan ditariklah senjata nukler itu kembali ke Rusia, dengan catatan bila terjadi situasi tidak damai lagi, senjata2 misil itu akan dipasang lagi. Di Havana mahasiswa2 turun jalan demonstrasi menentang penarikan senjata misil, mahasiswa membawa poster bertuliskan: Hai bencong Nikita, kenapa kau tarik senjata itu, tanpa merundingkan dengan kami?

AS masih belum puas, tahun 1963 Kennedy mempertajam embargonya, dengan melarang warga AS berkunjung dan berhubungan dengan Kuba. Castro menanggapi dengan marah.

 

SOSIALISME

 

" Kapitalisme akan runtuh dan segera diganti dengan Sosialisme-Komunisme ".

 

Marx-Engel

 

Ajaran Marxisme-Leninisme.

Revolusi perancis tahun 1789, sebagai tonggak sejarah kemenangan kelompok proletar atas borjuis. Setelah sistem Feudalisme lengser, lahirlah sistem Kapitalisme. Sistem kebebasan baru ini sama saja menekan yang lemah. Lalu lahirlah beberapa ajaran Sosialis yang memprotes sebagai konter-Kapitalis. Namun paska revolusi Perancis itu Sosialis Utopi. Sosialisme yang tidak mencari jalan keluar yang jelas, hanyalah menuntut agar sistem penggajian buruh di perbaiki, mengembangkan sistem Undang-Undang, Profesionalisme dan mencari bentuk sistem lain yang pas. Dari kebuntuan ini, lahirlah teori Marx yang genius tentang "Pertentangan Kelas" (Klassenkampf). Filsafat Marx benar2 membebaskan jiwa kaum proletar dari kungkungan kapitalisme. Ajaran Marxis bersumber dari tiga latar belakang sbb;

1.Filsafat klasik Jerman (Hegel: dialektik, Feuerbach: materialisme).

2.Ekonomi politik Inggris (Adam Smith dan David Ricardo: Theory of value).

3.Sosialis utopi Perancis (Charles Fourier).

Marx mengikuti aliran Hegel kiri, lalu mengembangkan dialektik Hegel yang pada umumnya menyangkut pengetahuan alam dirubah ke bentuk pemikiran bebas pada ajaran kemanusiaan. Marx juga menggabungkan teori Feuerbach tentang Materialisme, sehingga menjadi teori materialisme dialektik yang modern. Materialisme berkembang dan berhadapan dengan Idealisme perkembangan ekonomi dan pertentangan kelas. Pertemuan Marx dan Engel di paris 1844 membuat kerja sama yang makin kuat, Marx mengadakan penelitian pada negara2 belum maju hingga paling maju dan menghasilkan karya besarnya berjudul "Das kapital". Teori alinasi Marx mengatakan; buruh yang bekerja pada sistem kapitalis, tak punya hak "memiliki" (mesin dan bahan2 produksi). Barang2 tersebut milik kapitalis, buruh hanya jualan "tenaga", tenaga buruh telah dibeli oleh kapitalis, dengan imbalan upah. Makin banyak kerja lembur, makin di untungkan kapitalisnya. Posisi buruh bukan sebagai pengambil keputusan, bagaimana dan apa yang harus dilakukan. Buruh tak bisa mengontrol , termasuk apa yang didapatkan ?. Bahkan buruh harus berhadapan dengan buruh yang lain dalam kompetisi kerja, juga kerja sama dalam berbagai aneka ragam kerja. Dari seluruh sistem kapitalis ini, hanyalah buruh yang paling tersiksa. Penemuaan Marx dan Engel yang terkenal dengan revolusi proletar ini akhirnya di kembangkan oleh Lenin. Sosialisme merupakan tahap awal dari komunisme. Tujuan sosialisme adalah untuk memberi kesejahteraan materi dan jiwa pada rakyat yang lebih baik.

 

Partai Komunis Kuba

Meskipun krisis diplomatik Kuba dimulai tahun 1961, USA tetap berlanjut menekan Kuba, akibatnya Castro harus banyak menengok ke Soviet. Tahun 1965 didirikanlah "Partai Komunis Kuba" dan tahun2 berikutnya Castro banyak mengexspor ide2 revolusionernya. Dia menjelaskan kepada dunia, bila dimasa datang akan terjadi Sierra Maestra yang lain.USSR yang banyak membantu pada bidang ekonomi dan militer serta berpengaruh besar, tak suka melihat politik luar negeri Kuba yang "bebas tanpa ketergantungan".

 

Kemana jalan keluarnya ?

Che Guevara dengan tegas menulis dalam surat bernada revolusioner langsung, "Apakah dengan atau tanpa bantuan USSR". Che meniru sistem sosialis model Mao Tse-tung (pertanian), bukan dari Stalin (industrialisasi). Saking kagumnya pada Mao, sehingga anak terkecilnya diberi panggilan; "a litle Mao". Che meninggalkan Kuba untuk memimpin gerilya ke Afrika dan Bolivia. Ketika dia ditembak di Bolivia tahun 1967, Castro menyadari, bila dia harus mencari jalan lain dalam merebut pengaruh internasional. Castro merancang sendiri kemampuan swadaya dari dalam negeri. Melalui pengolahan tebunya dia harapkan Kuba akan menggantungkan pada export gula. Sudah cukup banyak orang2 berpendidikan tinggi meninggalkan Kuba, sehingga kekurangan tenaga kerja berkwalitas, ditambah blokade USA dari impor mesin2. Dengan berkembangnya pengolahan tebu, sehingga gula menjadi barang export terpenting.

 

Saudara besar mengawasi

Tahun 60-an sebagai tonggak revolusi di lalui dengan sistem politik yang represif. Barang siapa yang tak membantu pemerintah dengan aktif, "tak akan di terima masyarakat", ribuan peristiwa yang berujung ke penjara. Polisi intelejen membuntuti gerak para seniman, sastrawan dan intelektual di daerah seniman Havana. Para pemeluk dan praktisi katholik, protestan, yahudi dan Santero dikejar, mereka dicap anti-revolusi. Prostitusi di bawa ke tempat rehabilitasi dan di beri kursus, homoseksual dipekerjakan di gudang2 pabrik. Untuk membentengi konter-revolusi, Castro membentuk Comites de Defensa de la Revolucion atau CDRs (komite bela revolusi). Komite ini mempunyai dwi fungsi, satu sisi menggalakkan program pendidikan dan kesehatan, sisi lainnya mengawasi kelompok masyarakat yang anti pemerintah. Anggota CDRs bertugas memata-matai tetangganya dan mencatat semua kerusuhan yang timbul di setiap kampong. Lebih dari 100.000 CDRs yang mengontrol 75% penduduk. Bagi rakyat, menjadi anggota CDRs berarti mempermudah mendapatkan jaminan sosial, tak ikut anggota akan dicemoohkan di masyarakat.

 

Agama adalah Opium

Marx dalam kritiknya terhadap filosofi Hegel mengatakan;...agama adalah opium bagi rakyat. Didasari pada era reformasi di Prancis yaitu konflik berdarah antar agama, disamping dipicu oleh gerakan Luther dan Calvin. Sistem komunis dan sosialis membuat takut para pemeluk agama, takut gereja ditutup, takut pendeta akan dibunuh juga para biarawati akan diperkosa. Tapi hal itu tak terjadi di Kuba, Castro sendiri saat memimpin revolusi mengenakan kalung "salip", kalung itu pemberian seorang gadis dari Santiago. Tapi meski pakai kalung salip, dia mengaku dasarnya bukan agama, tapi karena menghormati gadis tersebut. Colombus datang membawa pedang dan gereja, diikuti perampok2 Spanyol datang kesini melarang suku Indian menyembah batu, tapi mereka sendiri menyembah emas, karena kesini mencari emas,...kata Castro.

 

Anti rasis

Memasuki gerbang sosialisme banyak yang perlu di pangkas, antara lain diskriminasi antar etnis. Pemerintah mengenalkan dan memasyarakatkan semboyan; Libertad (kebebasan), Egalidad (persamaan) dan Fraternidad (persaudaraan). Kuba terdiri dari dua kelompok etnis besar yaitu kulit putih dan kulit hitam, saat era Batista sebagian besar kulit putihlah yang berkuasa/mempunyai hak, sedang kulit hitamnya sedikit mendapat kesempatan. Faham sosialis justru menentang bentuk kelas, makanya Castro mempunyai resep untuk mengatasi masalah rasisme, dengan cara "kawin campur". Di anjurkan rakyatnya yang berkulit putih dan kulit hitam agar menjalin hubungan keluarga alias mengadakan perkawinan silang. Yang agak sulit di daerah taman Santa Clara, dimana sejak dulu hanya anak2 muda kulit putih yang boleh bermain, kemudian Castro memberi saran agar dibagi dua tahap waktu bermain.  Misal; hari ini untuk bermain anak2 kulit putih, dan besoknya untuk anak2 kulit hitam. Lama kelamaan mereka bermain bersama2 dan pembauran cukup berhasil.

 

Era perang dingin

Sejak tahun 60-an AS ketakutan pada komunisme, akibatnya CIA melancarkan aksi intelejennya terhadap Kuba, menyusupkan teroris2 anti-Castro, percobaan pengeboman pada kantor perwakilan dagang Kuba di Eropa. Selanjutnya Soviet membantu Kuba pada bidang ekonomi dan militer, para ahli teknik di datangkan dari negara2 blok timur, mahasiswa kuba dibolehkan belajar di Moskow. Kuba memasang harga minyak dibawah standar OPEC. Pada waktu itu separuh bantuan pembangunan Soviet dikirim ke saudaranya di Karibia. Pada waktu yang sama Soviet mempersenjatai dan memberi pesawat2 tempur, membuat Kuba paling kuat militernya di kawasan Amerika Latin, jauh melebihi kekuatan militer Mexiko dan Brasil.

 

Tahun 70-an yang ganas

Masih jelas ingatan di tahun 70-an, masa2 keluar dari era revolusi. Dengan penuh keyakinan dan kesadaran Castro melanglang buana ke nagara2 dunia ke tiga; Amerika Selatan, Cina, Vietnam dan Afrika. Tahun 1974 Leonid Breschnew mengunjungi Kuba dan yang secara resmi memberi harapan baru bagi para simpatisan di kawasan Karibia. Tahun berikutnya organisasi negara2 Amerika memberi sangsi terhadap Kuba, namun beberapa negara Amerika Latin rukun kembali. Saat itu ekonomi Kuba sedang menanjak bersama semangat jiwa revolusi yang masih berkobar. Perbaikan sistem pelayanan kesehatan, dimana di negara2 dunia ketiga hanya sebuah impian, penyakit infeksi merah, menurunnya tingkat kematian bayi, pertumbuhan penduduk yang dapat ditekan. Jumlah dokter yang bertambah, dari 6000 menjadi 25.000, jalan2 di aspal, pengadaan perumahan layak huni, pemberantasan buta huruf.

 

Peran serta politik luar negeri

Meskipun sistem politik Kuba mencontoh model Soviet, Castro tetap mempertahankan pada ciri khas lokalnya. Politik luar negerinya  jelas, Kuba termasuk anggota gerakan negara2 non Blok. Dengan bermodal dari warisan kultur Kuba-Afrika, dia mengekspor "gerakan kekuatan hitam" (Black-Power-Bewegung) di Afrika. Tahun 1975 dia mengirim 200.000 tentara ke Angola. Tentara Kuba dengan gerakan SWAPO-Marxis bertempur melawan kelompok gerilya Afrika selatan yang mendapat bantuan UNITA. Juga pemerintah sosialis Ethiopia mendapatkan bantuan militer dari Kuba. Di kawasan Karibia, Castro bersahabat erat dengan para pemimpin gerakan kiri, di Jamaika dan Granada. Tahun 1979 Kuba sebagai tuan rumah konferensi gerakan negara2 non Blok. Pada tahun yang sama pemerintah Castro mendukung invasi Rusia ke Afghanistan dan revolusi sosial di Nicaragua. 13 April 2000, Havana sebagai tuan rumah KTT selatan-selatan, yang dihadiri lebih dari 60 kepala negara, termasuk presiden Gus Dur, pidato Castro masih berkobar darah revolusinya, dia mengajak bangsa2 di dunia ketiga lebih cooporation, dan tak selalu tergantung dengan negara2 barat. Castro menikmati dan bangga dengan performancenya di panggung politik dunia, bagaikan seekor burung merak yang memekarkan sayapnya.

 

Pertanda kemunduran

Tahun 1976 undang2 sosialis Kuba berbasis pada marxisme-leninisme, yang mengangkat Castro dari seorang Perdana Menteri menjadi Presiden atau sebagai diktatornya proletar. Tahun 1980 di kawasan Amerika Latin, Kuba sebagai simbol kemerdekaan dari "Imperialisme-Amerika", berdampak standar hidup sangat buruk. Produktivitas turun, fasilitas kesehatan tak memadai, sistem pendidikan rendah, Castro membuat pekerja tak bisa bekerja, pelajar tak bisa belajar. Tanggung jawab masalah ini tergantung pada penasehat ekonomi pemerintah dan orang2 partai yang kurang profesional. Sistem pertanian yang sudah baik, makin merosot hasilnya. Sektor Pariwisata yang mulai dikembangkan. Tahun 1980 banyak protes, rakyat minta diijinkan untuk meninggalkan tanah air, sekitar 125.000 pergi ke USA, ratusan ribu rakyat lainnya meninggalkan kampong halaman setelah revolusi. Tahun 1985 pemerintah Amerika berkampanye menentang Castro, dipancarkan lewat "Radio Marti" yang menggambarkan kehidupan lebih baik di Amerika, dan kehidupan yang buruk di Kuba.

 

Socialismo o muerte (sosialisme atau mati)

Pada akhir tahun 80-an Kuba dapat bantuan tepung (bahan makanan pokok) dari Soviet milyaran dolar, setelah itu terjadi penurunan, berakibat bahan pangan dirasionalisasi. Mulailah api revolusi dikobarkan lagi, slogan Castro dulu : Patria o muerte ! (Tanah air atau mati), sementara pada tahun 60-an motto 100% rakyat Kuba : Socialismo o muerte ! (Sosialisme atau mati). Kedua slogan ini terpasang di seluruh sudut Kuba. Slogan2 yang lainnya; "Morir por la patria es Vivir" (Demi tanah air, mati berarti hidup) di Havana, "La patria siempre vale mucho mas que el dinero" (Tanah air selalu membayar lebih banyak dari pada uang) di santa Clara, "Con intelegencia, perseverancia y valentia tenemos que ganar esta batalla" (Dengan kepintaran dan keberanian, kita harus memenangkan pertempuran) di Cienfuegos.

 

Kritik dan skandal

Kuba mendapat kritik dan kecaman internasional atas pelanggaran HAM, Amnesti Internasional melaporkan keburukan pelayanan para tahanan. Pada tahun 1989 Jenderal Arnaldo Ochoa, perwira tinggi militer dan enam perwira lainnya, terlibat korupsi dan memberi ijin pengedaran obat2 terlarang dari Kolombia lewat Kuba dan dijual di Amerika. Para petinggi militer ini langsung dijatuhi hukuman tembak mati. Banyak kalangan mengkritik Castro, bila hukumannya terlalu cepat dan berlebihan serta di dramatisir.

 

Akhir blok timur

Sementara Kuba masih shock dengan kasus Ochoa, batu domino komunis di negara eropa timur jatuh ke belahan lain. Gorbatschow di Moskow menggelindingkan Glasnost dan Perestroika, kuba ikut terkena dampaknya, namun Castro menolak dengan tegas, tidak mau dengan multi-partai, juga tak terpikat dengan sistem ekonomi bebas. Perestroika itu ibarat : di rumah ada istri kita yang hidup dengan laki2 lain, kata Castro. Anggota partai komunis menghendaki kepemimpinan saya. Sampai sekarang kuba masih terkena krisis ekonomi antara lain: sulitnya bahan makanan, transportasi (mobil, bensin) barang2 impor, dan emigran.

Tahun 1991 Soviet runtuh, berdampak hebat pada kuba, tiap tahun negeri itu harus membayar pada  bantuan ekonomi sejumlah 6 milyar US$, 1 milyar pada bantuan militer, 10 juta ton minyak dan barang2 impor seharga 6 milyar US$, jika tidak kuba akan kehilangan parner dagang terpentingnya. Kuba harus menjual gulanya ke harga pasaran dunia. Sebelumnya kuba dalam berdagang dengan parnernya di negara2 komunis cukup dengan "barter", barang2 impor di tukar langsung dengan gula. Namun sekarang kuba harus membayar semua nya dengan uang tunai.

 

Kencangkan ikat pinggang

Meski krisis ekonomi melanda, frustrasi dengan kebangkrutan Soviet, perestroika tetap tidak dilirik oleh pemerintah, namun memotivisir rakyatnya, pemerintah mengatakan : Periodo especial en tiempos de paz (masa prihatin), sekarang rakyat harus kerja keras dan harus latihan sabar.

 

Kompromi dengan kapitalisme

Dibawah tekanan ketidak puasan rakyat, akhirnya Castro agak melunak, yang sebelumnya tak pernah terpikirkan: memberi kebebasan rakyatnya yang akan meninggalkan tanahair, membebaskan para tahanan elit politik dan menerima dan menghargai pendapat umum secara bebas. Kuba mulai mengundang investor baru, untuk menopang embargo Amerika dan ambroknya Soviet. Investor itu utamanya dari Kanada dan Mexiko serta negara2 Uni Eropa, untuk memompa roda ekonomi melalui joint-venture jutaan US$, pada umumnya di bidang pariwisata, nikel, minyak, industri farmasi dan gula. Tahun 1993, Castro memberi ijin berlakunya mata uang dolar. Bagi pertumbuhan ekonomi sangat menguntungkan, namun dari segi kesamaan sosial sangat bertentangan, sehingga rakyat terbagi dalam dua kelas; kelas dolar dan tanpa dolar. Dolar warna hijau itu bisa didapatkan lewat saudaranya yang diluar negeri atau bisnis melalui pasar gelap atau prostitusi. Orang yang punya dolar, hidupnya berubah secara drastis. Bahkan di Havana, 50% penduduknya menggunakan dolar.

 

Dollarizacion

Sejak dollarizacion (dolarisasi), orang Kuba menyebutnya, boom barang2 dagangan di kota2 besar merebak, pasar gelap salah satu bibit kapitalisme. Dengan jual beli dolar illegal ini banyak orang mengeruk untung besar. Barang2 yang dijual antara lain; bahan makanan, pakaian, alkohol, rokok, bensin, onderdil mobil, bahan2 bangunan dan barang2 elektronik.

 

Embargo

Tahun 1997, suara 143 negara di PBB menolak embargo pada Kuba, tiga diantaranya menyetujui. AS merencanakan, bila Castro lengser, segera perusahaan2 kakap AS akan mulai menanamkan modalnya di Kuba secara besar2an. Sejak kematiaanya Jorge Mas Canosa (pemimpin yayasan nasional extrem kanan Kuba-Amerika), menjadikan hubungan Washington dan Kuba sedikit reda, alhasil tahun 1998 di buka kembali penerbangan langsung Miami ke Havana, juga beberapa pengusaha AS dan politkus bertandang ke Kuba. Pada bulan Januari 1998 Papst Johannes Paul II berkunjung ke Kuba, bukan untuk mengkritik castro, tapi sebaliknya mengumpat tindakan AS memberikan sangsi embargo. Uniknya justru embargo dimulai, saat2 kepemimpinan Castro, sehingga dia masih selalu bisa mencari alasan2 pada musuhnya dengan semboyan khasnya; "Sosialisme atau Mati", sementara negara2 komunis sudah runtuh. Setelah ratusan tahun merdeka dari kolonial Spanyol, Amerika dan USSR, Kuba sekarang benar2 pertama kali tak tergantung pada siapapun. Akhirnya negeri ini harus menebus mahal, dari harga sebuah kemerdekaan murni.

 

PARIWISATA

Pada dekade 50-an kuba jadi primadona pariwisata di Karibia. Bisnis maksiat menjamur dari kasino, perdagangan obat2 terlarang, prostitusi, live-show. Banyak hotel dan club milik orang asing, tentu yang ngeruk keuntungan mereka, orang Kuba sendiri sebagai penonton. Dampak pariwisata dan ketergantungan neokolonial ini yang membuat Castro menentang Batista. Dia mencontohkan, bahwa pariwisata sebagai bukti terpisahnya antara sang kaya dan miskin. Setelah pengambil alihan kekuasaan, dia berusaha merehabilitasi nama buruknya. Kuba, tak akan menjadi tempat bermain sang kaya lagi,...janji Castro.

Meskipun demikian, untuk menyongsong ekonomi masa depan, harus mencari sumber2 alam lain selain gula.

 

Pariwisata sosial dan kesehatan

Ketika pemerintahan Castro di mulai, semua hotel dan tempat maksiat ditutup. Hotel2 digunakan sebagai tempat berlibur pegawai negeri. Pada tahun 60-70 an, pengunjung asal luar negeri hanyalah wartawan atau orang2 yang bersolidaritas dengan revolusi dan berhasrat akan mengimpornya. Banyak dari negara2 komunis blok timur, yang berlibur ke kepulauan Karibia dengan biaya pemerintahnya. Castro memperkenalkan pada dunia model; "pariwisata sosial" yang menawarkan untuk mengunjungi rumah sakit, sekolah, kantor desa, perkebunan tebu serta tak lupa ceramah demonstrasi sistem sosialisme. Antara tahun 1963-1975 hanya kedatangan sejumlah 3000 pengunjung. Setelah laju ekonomi menurun di awal tahun 1980, pemerintah Castro mengeluarkan kebijakan yang baru lagi dengan slogan; "pariwisata kesehatan" dimaksudkan sebagai solusi. Akhirnya banyak berdatangan pasien dari Eropa dan Amerika Latin, sedikit sight seeing  lalu ke rumah sakit dengan fasilitas nomor satu, namun biaya ringan. Mereka pada umumnya melakukan operasi wajah dan kontrol kesehatan. Pertengahan tahun 80-an, pemerintah tak lagi hati2 untuk membuka negerinya, tapi dibuat promosi besar2 an ke seluruh dunia, untuk menjaring wisatawan massal.

 

Pariwisata itu emas

"...pada masa lampau pariwisata itu tidak cocok untuk kita,....kata Castro kepada rakyatnya. Tapi ternyata "pariwisata itu emas". Langkah selanjutnya dimana2 dibuka sekolah2 perhotelan dan rencana membangun banyak hotel. Castro memberi kebijakan menarik yang sebenarnya tak mencerminkan nilai sosialisme, yaitu "bebas pajak" minimal 10 tahun, sehingga banyak berdatangan investor asing dari Jerman, Spanyol, Inggris, Kanada, Itali, Mexiko dan Jamaika. Hasilnya bisa dilihat tahun  1995, ketika industri gula turun, sektor pariwisata pertama kali menjadi sumber devisa negara terbesar. Pemerintah memprediksikan sampai tahun 2000, akan bisa menjaring dua juta turis setiap tahunnya, jelas bukan kerjaan gampang, apalagi masih kuatnya embargo AS.

 

Bumerang

Pariwisata massal internasional berdampak bumerang terhadap pemerintah Castro sendiri, utamanya masalah ideologi bangsa yang selama ini diyakini menjadi terancam. Banyak rakyat yang teringat kembali masa lampaunya, dimana Kuba di kuasai oleh sekelompok elit kaya. Tapi sekarang sekitar 75.000 orang menggantungkan hidupnya pada bidang pariwisata. Bekerja di pariwisata sebagai idaman, karena merupakan lahan empuk mengeruk dolar. Banyak guru, dokter dan insinyur banting setir ke lahan ini, meskipun hanya sebagai bell-boy atau pelayan restoran. Tak dipungkiri gaji room-boy lebih banyak ketimbang pegawai negeri jebolan akademi. Juga praktek prostitusi tak terhindarkan, seorang prostitusi bisa ngantongi US$ 200 semalam. Dan pantai Varadero yang mirip sebagai getto, daerah elit yang orang Kuba sendiri tak di perkenankan menjamahnya. Jembatan panjang memasuki daerah ini selalu dijaga ketat oleh polisi yang siap memeriksa identitas orang lokal, selain orang yang bekerja di perhotelan/pariwisata dilarang masuk. Ada tiga tujuan polisi memeriksa; pertama agar generasi muda tak tergiur dan meniru perilaku turis2 dari negeri Kapitalis. Kedua untuk mendeteksi sejauh mana bisnis pariwisata yang sebagai andalan baru ini berjalan sesuai rencana pemerintah. Ketiga adalah faktor keamanan, karena exil-Kuba pernah meledakkan bom di salah satu hotel, disamping itu juga agar prostitusi tak berkembang . Namun banyak  orang Kuba yang sudah kaya diluar negeri kalau mudik menemui keluarganya, setelah itu ya kemana lagi kalau tidak ke Varadero. Pantai Varadero sebuah contoh keterpisahan kelas antara yang kaya dan yang miskin.

 

(Penulis adalah alumnus 1988 Akademi Bahasa Asing-Untag Semarang, sekarang bermukim di Switzerland)

 

Referensi buku:

1.Anderson, Jon Lee. 1997. CHE GUEVERA, a revolutionary life. London: Bantam Press.

2.Betto, Frei. 1986. NACHT gespraeche mit FIDEL, autobiographisches Kuba Sozialismus Christentum Theologie der Befreiung. Freiburg. Edition Exodus.

3.Biondi, Joann. 1999. Die Revolution. Polyglott.

4.Castro Ruz, Fidel. 1998. History will absolve me. La Habana: Publicaciones en Lenguas Extranjeras.

Cirules, Enrique. 1999. Ernest Hemingway in the Romano Archipelago. La Habana: Ediciones UNION.

5.Cupull, Adys/ Gonzalez, Froilan. 1998. Che`s Diary in Bolivia. Al Habana: INSTITUTO CUBANO DEL LIBRO.

6.Eichhorn I, Wolfgang. Hahn, Erich. Heyden, Guenther. Puschmann, Maanfred. Schulz, Robert. Taubert, Horst. 1969. WOERTERBUCH DER MARXISTISCH-LENINISTISCHEN SOZIOLOGIE. Berlin: Dietz Verlag.

7.Galvez, William. 1999. CHE in Africa. Melbourne. Ocen Press.

8.Huismann, Willi/ Juergen Kroeger, Hans. 1985. Cuba, ein politisches Reisebuch. Hamburg:VSA-Verlag.

9.James, Daniel.1969. CHE Guevara, Mythos und Wahrheit eines Revolutionaers. Muenchen: WILHELM HEYNE VERLAG.

10.Lavan, Goerge. 1967. Che Guevara Speaks, selected speches and writings. Oguta: ZIM PAN AFRICAN PUBLISHERS LTD.

11.Mencia, Mario. 1993. THE FERTILE PRISON, Fidel Castro in Batista`s Jail.

Melbourne: Ocean Press.

12.William, A..R. No: 6. June 1999.NATIONAL GEOGRAPHIC; The Rebirth of Old Havana. Washington D.C: National Geographic Society.

13.Zeyer, Rene. 6 Maerz. 1996. Bruechenbauer; Kubas Schicksal. Ebikon: Limmatdruck AG.

14.Kuba, 1999. Apa guide. Muenchen: Polyglott

15.Kuba, 1997. Allianz Reisefuehrer/. Baedecker



Kembali ke APII Aktual