Pertandingan Sepakbola Dan Malam Budaya Asia Tenggara di Berlin
oleh: R. Susilo
Persahabatan antar bangsa adalah unsur yang selalu penting demi perdamaian dibumi ini.
Mempertimbangkan bahwa persahabatan antara pemuda dan mahasiswa yang berasal dari wilayah yang sama, Asia Tenggara, perlu juga dibina ditanah rantau, koordinator bidang Sosial-Budaya (Rolf Susilo, red.) mengambil inisiatif mengadakan pertandingan sepakbola dan malam budaya Asia Tenggara di Berlin.
Setelah mengadakan beberapa pendekatan. dibentuklah panitia kerja yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi Asia Tenggara di Berlin. Organisasi-organisasi yang mendukung kepanitiaan ini, selain Api-Indonesia sendiri adalah Kambodschanisches Schulproyekt e.V, sebuah organisasi dari pemuda Kamboja di Berlin yang bergerak di bidang pembangunan sekolah dasar di propinsi Koh Kong-Kamboja, Maharlika,
Philipinische Gruppe - Berlin, Vietnamesische Gruppe in Berlin, Thailändische Gruppe serta juga Laotische Gruppe.
Disamping itu juga beberapa rekan yang secara privat membantu secara sukarela kegiatan ini.
Pertandingan sepakbola
Pertandingan diadakan di Stadion Kühlerweg, Grune-wald, Berlin dan diikuti oleh kesebelasan dari masing-masing negara yaitu: Vietnam, Kamboja, SOA FC, dan Indonesia. SOA FC (Sudostasien Fussballmanschaft)
adalah tim yang dibentuk dari negara, Thailand, Vietnam dan Laos. Vietnam kemudian muncul sebagai juara, disusul kemudian SOA FC dan Kamboja.
Malam Budaya Asia Tenggara
Dalam Malam Budaya ini dilaksanakan beberapa program.
Pertama adalah presentasi negara. Philipina, Kamboja dan Indonesia mengenai proyek sosial yang dilakukan atau akan dilakukan di negaranya masing-masing. Organisasi "Maharlika" dari Philipina memberi penjelasan mengenai proyek untuk membantu pelacur anak-anak di kota Manila.
Kamboja dengan proyek sekolah rakyat sederhana di sebuah kampung di Koh Kong yang sedang ditangani dan Indonesia diwakili oleh rekan R. Budiarto yang sedang merintis "gerakan 10 DM" untuk membantu pendidikan sekolah dasar bagi anak-anak tak mampu di Indonesia.
Presentasi ini diadakan karena seluruh keuntungan bersih dari penjualan berbagai makanan dalam Malam Budaya Asia Tenggara ini akan digunakan untuk membantu proyek itu. Malam itu juga disajikan tari-tarian dari Asia Tenggara.
Philipina menampilkan tari Binoyo Gan, Pandango Sa Ilaw, Kamboja: Tari Tempurung dan permainan Tambur, Laos menampilkan pertunjukan musik tradisional - "Kenn", Thailand: "Fingernagel tanz" dan tarian pembukaan. Sementara itu Indonesia menampilkan Jaipongan, tari Lilin serta tari Kesatria dari Bali. Yang cukup menarik perhatian adalah penampilan tari Barongsay dari negara remaja-remaja Vietnam.
Peragaan busana Asia Tenggara, walaupun diikuti oleh negara-negara lain juga, namun didominasi oleh rekan-rekan dari Philipina yang memang mempersiapkan berbagai pakaian tradisional dan nasionalnya. Acara malam itu ditutup dengan karaoke lagu-lagu dari Asia Tenggara.
Catatan akhir
Rangkaian acara diatas, sebenarnya telah dimulai pada beberapa tahun oleh PPI Cabang Berlin. Tahun ini, dimasukan suatu proyek tambahan yaitu bantuan untuk proyek-proyek sosial diatas. Walaupun keseluruhan pelaksanaan masih jauh dari sempurna. namun antusiasme sahabat-sahabat dari negara lain serta tentu saja dari teman-teman sebangsa cukup menggembirakan. Panitia penyelenggara sepakat untuk secara kontinu melaksanakan acara serupa dengan beberapa perbaikan management yang diperlukan.
Satu hal yang dapat dibanggakan dari kegiatan ini adalah bahwa seluruhnya dilakukan oleh mahasiswa.
Seringkali terjadi, dikota lain atau negara lain misalnya, mahasiswa hanya menjadi alat dari pihak-pihak yang
berkepentingan di tanah air dengan bantuan perwakilan, mengadakan acara malam kesenian besar-besaran. Dalam hal ini tentu saja dana tak akan menjadi masalah. Namun dimanakah independensi idealisme pemuda itu sendiri ?
Pelaksanaan acara ini, lebih memilih idealisme daripada berbagai kemudahan yang bisa diperolah lewat cara-cara diatas.
Pihak perwakilan negara-negara Asia Tenggara tentu saja diundang pada acara budaya itu. Yang hadir adalah pihak perwakilan negara Philipina dan juga Thailand. Pihak Indonesia tidak mengirim wakilnya, bahkan ketika saat-saat akhir panitia membutuhkan bantuan kecil berupa kaset lagu daerah, perwakilan menolaknya secara halus. Sayang memang !!
API Indonesia mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekanita. yang dengan sukarela membantu merealisasikan pelaksanaan Pertandingan Sepak Bola dan Malam Budaya Asia-Tenggara. |