Surat Dari Redaksi

Identitas kebangsaan, nasionalisme serta otonomi daerah adalah tiga kata kunci yang menjadi tema utama SUARA DEMOKRASI kali ini. Tajuk edisi mencoba menguraikan kaitan dari tiga hal di atas sementara beberapa artikel yang berkaitan dengan tema ini dapat dibaca pada Rubrik Utama yang merupakan kombinasi dari artikel yang dikirim ke redaksi serta beberapa artikel cuplikan dari berbagai sumber. Artikel Cak Dur yang dicuplik redaksi dari suatu sumber menghantar kita pada perlunya masalah kebangsaan tetap menjadi perhatian kita pada saat ini. I Gusti Nyoman Aryana mengangkat telaah teoretis mengenai kebangkitan kembali nasionalisme, sementara kisah Ben Anderson dapat menghantar pembaca pada telaah historis masalah cina di Indonesia, dengan Philipina sebagai unsur pembanding. Mengapa "Cino" menjadi masalah di Indonesia sedangkan di Philipina bukan saja tidak menjadi masalah, tetapi bahkan keturunan unsur etnis ini turut berperan aktif dalam pergulatan pembentukan sebuah bangsa dan negara Philipina ?

Kolom Introspeksi diisi dengan tulisan Mochtar Pabotinggi tentang Kebangsaan sebagai Separatisme, diambil dari sebuah kolom dalam majalah Forum Keadilan. Proses Pelaksanaan Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan pemerataan ditinjau dalam dikotomi sentralisme dan desentralisme disajikan oleh R. Priyanto. Wawancara dengan Xaxana Gusmao serta Ottis Simopiaref , mewakili dua kelompok etnis yang paling tidak sebagian dari padanya sampai saat ini belum secara utuh mengidentikan dirinya dengan "Bangsa Indonesia" menjadi sajian akhir dari Rubrik Utama kali ini.

Tragedi PDI BERDARAH, 27 Juli 1996 diturunkan sebagai Laporan Khusus, yang sengaja ditujukan kepada para pembaca yang belum sempat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi atau yang hanya mendapatkan informasi dari sumber sumber resmi/pemerintah. Sambil mengharapkan adanya tim pencari fakta independen yang menginvestigasi tragedi tersebut, sesuatu yang juga diserukan oleh API Indonesia dalam menyikapi tragedi tersebut, penyajian laporan kronologis yang disiapkan oleh Gunanto Daud dan K. Hindratmo ini didasari pada hak para pembaca untuk memperoleh informasi alternatif.

Untuk lebih mengenal makhluk yang bernama API Indonesia, redaksi menurunkan rubrik Dari Dapur Api. Manifesto kesadaran politik yang menjadi arah idealisme kelompok ini, kiranya dapat memberi gambaran mengenai makhluk ini. Rubrik ini dilengkapi dengan sebuah laporan Diskusi Terbuka yang dilaksanakan oleh API Indonesia, disajikan oleh Koordinator Diskusi R. Budiarto.

Rubrik Lingkungan kali ini diisi oleh sebuah artikel pendek hasil bahasan komisi diskusi PLTN API Indonesia tentang konsekwensi sikap anti PLTN.

Sebagai selingan, juga diturunkan Rubrik Selingan serta Lika-liku Rantau.

Selamat menikmati.
Redaksi.


Kembali ke Daftar Isi