Selamat jumpa lagi !!!!
Selain dengan rubrik rubrik yang biasa, suara Demokrasi kali ini datang kehadapan anda dengan sebuah rubrik tambahan Surat Untuk Redaksi, berisi tanggapan atau komentar ataupun hanya sebuah surat biasa yang ditujukan kepada redaksi. Dari hasil pemantauan di Homepage API Indonesia, terlihat minat teman teman di manca-negara terhadap Suara Demokrasi meningkat. Alangkah baiknya jika minat ini dilengkapi dengan pemberian umpan balik kepada redaksi terhadap isi artikel ataupun pikiran pikiran reformatif yang disuarakan lewat media ini. Kami tunggu surat surat anda.
Rubrik Utama terdiri dari artikel artikel dengan materi bahasan yang berbeda-beda. Ide untuk muncul dengan tema utama yang tajam yang membahas mengenai langkah langkah konkrit menuju gerakan bersama, terpaksa redaksi tinggalkan karena rupanya para sahabat yang semula bersedia memberikan kontribusi pemikirannya disibukan oleh "pesta pemilu" yang baru lewat sehingga tidak sempat mengirimkan artikelnya. Namun isi rubrik ini, yang terdiri dari dua tulisan rekan Nur Farid, pekerja politik berdomisili di Surabaya, yang membedah sejarah perjuangan pemuda Indonesia dan beberapa prinsip dalam membangun organisasi rakyat, sebuah artikel oleh rekan R.Priyanto yang melakukan retrospeksi terhadap perkembangan ekonomi tanah air serta artikel dari rekan I Gusti Nyoman Aryana berjudul Bali: Identitas Kultural dan Identitas Politik, kiranya dapat memberikan masukan ataupun menjadi bahan diskusi buat teman teman sekalian. Artikel dari seorang rekan penggiat lembaga non pemerintah di Jerman tentang kasus referendum atas usul penyatuan negara bagian Berlin - Brandenburg, juga melengkapi rubrik utama kali ini. Kasus yang terjadi di negara federal Jerman ini, diharapkan dapat memberi inspirasi dalam usaha menemukan pola hubungan yang sehat antara Pusat dan daerah dalam konteks tanah air, pola yang dapat menghargai aspirasi rakyat lokal.
Laporan Khusus kali ini diolah oleh rekan Anthoni L.J.Ratag bersama Iwan Setiabudi, melaporkan praktek praktek represi aparat konsulat Berlin terhadap aktifis aktifis mahasiswa di Berlin. Laporan khusus ini diinspirasi oleh kejadian terakhir yang dialami sendiri oleh sekretaris API Indonesia sendiri, rekan Iwan Setiabudi yang mendapat kesulitan ketika harus memperpanjang paspornya. Praktek praktek represi seperti ini tidak menjadi monopoli konsulat Berlin, tetapi juga, menurut informasi yang dimiliki redaksi, dilakukan di beberapa negara lain. Rekan rekan di manca-negara yang mempunyai informasi mengenai hal ini, dihimbau untuk menuliskannya kepada redaksi. Laporan khusus ini juga dilengkapi dengan dua buah wawancara terhadap dua aktifis Berlin: Pipiet Ruchiat dan I Gusti Nyoman Aryana.
Introspeksi yang dikirim oleh rekan Nasyan Baraputra mencoba mengambil tema film kartun The King of the Lyon dalam konteks politik kontemporer Indonesia dan secara khusus, kelihatannya, ditujukan untuk lapisan menengah saat ini, yang coba diidentikan dengan Simba yang lagi bersukaria di negeri impian dan belum tersentuh dengan realita sesungguhnya.
Sementara Tajuk kali ini mencoba membahas keterkaitan akan pemilu, reformasi serta resistensi gerakan pro-demokrasi di tanah air. Reformasi kelihatannya telah di ambang pintu, tetapi tidak dalam jangka waktu yang sangat dekat. Untuk itu resistensi gerakan sangat diperlukan.
Selain itu, disajikan juga rubrik Dari Dapur Api, kali ini melaporkan beberapa kegiatan API Indonesia dalam kaitan dengan pemilu, serta sebuah cukilan diskusi intern dalam keluarga API Indonesia. Rubrik Lingkungan diisi dengan sebuah tulisan yang membedah UU Tenaga Nuklir yang telah disetujui oleh DPR serta sebuah berita ringan dan singkat yang dikirim oleh seorang rekan penggiat lingkungan dari Jepang. Rubrik Selingan di isi dengan tiga buah puisi kiriman budayawan Ira Iramanto dari tanah air. Penutup, seperti biasa, disajikan Rubrik Lika Liku Rantau yang kali ini diisi oleh Pipiet Ruchiat dengan cerpen: Nyamanan dan Nyam-Nyaman Presiden.
Selamat menikmati.
Redaksi.