Games yang Dimainkan Indonesia
Masih teringat segar, Indonesia tampil sebagai Juara III di Olimpiade Yunior Dunia (usia di bawah 16 tahun) yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia tanggal 20-28 Agustus 2002 lalu, meskipun awalnya cuma diunggulkan di tempat ke-7. Empat jagoan muda kita mampu bertarung penuh tanpa istirahat sebabak pun dari papan inti, baik Susanto Megaranto (2364), Tirta Purnama (2192), Taufik Halay (2232) maupun Surya Wahyudi. Pada babak terakhir yang menentukan, mereka berhasil menundukkan Iran, unggulan ke-6, cukup telak 3,5-0,5 untuk naik dari urutan ke-4 menjadi juara ketiga. Sungguh bersemangat tinggi, tahan pikir dan berkelas dunia.
Di lain pihak, lima besar negara unggulan, Ukraina, Cina, Rumania, India dan Inggris, hampir semuanya gagal berprestasi memenuhi target. Hanya Cina yang luar biasa, sekaligus menambah fakta kemajuan olahraga mereka yang mengejutkan dunia beberapa tahun belakangan ini. Meskipun tidak diperkuat GM Super Bu Xiangzhi (2602) yang sudah melewati batas usia ia berusia 17 tahun pada tanggal 12 Desember 2002, Regu Cina 'A' ternyata mampu menjuarai event elit yang diikuti 28 regu ini. Bahkan, nilai total akhir yang dikumpulkannya juga tidak tanggung-tanggung, 31 poin, atau berselisih empat poin penuh dibandingkan runner-up, Ukraina. MF Wang Yue (2455) di papan pertama adalah salah seorang pemain penentu keberhasilan Cina 'A' dengan menyumbangkan 8,5 poin tanpa terkalahkan sepanjang 10 babak. Sementara itu, India juga memenuhi perhitungan unggulan. Diunggulkan nomor 4, India mencapai posisi 4. Sedangkan Ukraina, Rumania dan Inggris berjatuhan sebagaimana ditunjukkan Tabel Hasil di bawah ini.
Tabel Hasil Akhir Olimpiade Yunior Dunia 2002
URUTAN | REGU/NEGARA | RATING RATA-RATA |
NILAI ( VP) |
1 | Cina 'A' | 2362 | 31 |
2 | Ukraina | 2412 | 27 |
3 | Indonesia | 2197 | 26,5 |
4 | India | 2292 | 26 |
5 | Uzbekistan | 2113 | 24 |
6 | Rumania | 2300 | 23 |
7 | Iran | 2224 | 22,5 |
8 | Kazakhstan | 2176 | 22 |
9 | Singapura 'A' | 2022 | 21,5 |
10 | Vietnam | 2119 | 21 |
11 | Malaysia 'A' | 2162 | 21 |
12 | Australia 'A' | 2067 | 21 |
13 | Inggris | 2225 | 20,5 |
14 | Turkmenistan | 2067 | 20,5 |
15 | Amerika Serikat | 2000 | 20 |
... | dan seterusnya (28 regu) |
Nilai
(VP) merupakan penjumlahan nilai kemenangan (victory
point)
dari setiap pemain [ada 4 pemain inti di setiap regu pada event ini]
Kegagalan Ukraina menjuarai event ini nyaris di luar dugaan, mengingat materi
pemainnya sangat menjanjikan. Ada MI Alexander Areshchenko (2533), MI Sergei
Karjakin (2523), Kateri Lahno (2328) dan N.Zdebskaja (2261), serta pemain pengganti
Y.Kuzubov (2187). Apalagi, baru sekitar dua minggu sebelumnya Areshchenko dan
Karjakin mengumpulkan Norma Grandmaster, setelah masing-masing mencetak nilai
10,5 dan 10 poin dari 14 babak, sekaligus menduduki peringkat runner-up
dan kedua di turnamen Sudak Internasional, Ukraina (kategori VII) yang dijuarai
Vasily Malinin (2434) dari Rusia. Lebih
heboh lagi, hasil di turnamen Sudak tersebut memastikan Karjakin meraih Norma
GM yang ketiga kalinya. Dengan kata lain, Karjakin merupakan Grandmaster
termuda sepanjang sejarah pada usia 12 tahun 7 bulan, otomatis mematahkan
rekor Bu Xiangzhi dari Cina yang menjadi GM termuda ketika berusia 13 tahun
10 bulan pada bulan Oktober 1999. Sayangnya, di olimpiade kali ini Karjakin
tampil kurang bagus, begitu pun Areshchenko selaku motor penggerak regu Ukraina.
Karjakin hanya menyumbangkan 7,5 poin dari 10 partai dan akan mengurangi cukup
banyak Rating FIDE-nya, sedangkan Areshchenko hanya 6 poin dari 10 partainya.
Ukraina sempat melorot ke posisi yang lebih mengkhawatirkan satu tingkat dari
posisi 5 lantaran kehilangan 1,5 poin pada babak ke-8 menghadapi Indonesia.
Waktu itu, Karjakin justru dikalahkan Tirta Purnama, 46 langkah lewat pembukaan
Neo-Gruenfeld 6.0-0 (Lihat
partainya).
Selain prestasi membanggakan yang ditorehkan para pecatur muda berbakat Indonesia
di event besar ini, teringat juga pengalaman pahit salah seorang pecatur cemerlang
kita yang lain, Andrean Susilodinata (2242), ketika kalah 107 langkah dari
Karjakin pada partai yang hampir mengantarkan Andrean menjadi Juara Dunia Yunior
(KU 12 tahun) akhir tahun lalu di Spanyol. Bukan soal pahitnya, melainkan besarnya
potensi pecatur kita untuk menjadi GM ternama dan mengharumkan nama Indonesia
tidak bisa dipungkiri. Walaupun kesempatan berkompetisi di event internasional
memang belum sebanyak para pecatur di negara yang lebih mapan, para pecatur
kita ternyata mampu memasuki papan atas dunia. Selamat!
DYSH